33 Up From Here?

466 53 18
                                    

Keringat dingin membasahi wajah sayu itu, tubuhnya terus menggigil dan memucat, semakin lama di dalam sel Ara semakin lemah.

Pendarahan dikakinya pun mulai mengering, mata itu terus berusaha untuk terbuka.

Ia tidak ingin kesadarannya kembali menghilang, ia harus kuat demi dirinya dan juga si jabang bayi. Ia terus berharap pendarahan itu tidak membuat kandungannya kenapa-napa.

Dengan sisa kekuatan yang ia punya, Ara mencoba untuk duduk dan bersandar pada dinding.

Ia menekuk kakinya dan mendekapnya berharap rasa dingin ditubuhnya berkurang.

Berada di dalam kurungan membuatnya kembali teringat saat di dalam bui selama lima tahun.

Bukan hal mudah harus berada diruangan minim sinar matahari tanpa udara segar selama itu.

Trauma tentu saja hal itu terus berputar dikepalanya, rasa takut setiap malam karena sendiri harus ia lampiskan pada tembok yang tak bersalah hingga melukai jari-jari maupun kepalanya bahkan kadang harus berteriak layaknya orang gila.

Dulu Ara selalu menolak setiap orang yang ingin bertemu dengannya, bahkan Abang Ten dan Lucas sekalipun.

Karena ia tidak mau mereka melihat keadaannya yang semakin buruk.

Winwin dulu sampai masuk ke dalam selnya, hanya untuk menemuinya tapi Ara memilih untuk berpaling.

Tapi kali ini ia menginginkan Winwin datang untuk membawanya pergi.

.

.

Ara membulatkan matanya saat seorang penjaga melewatinya, ia takut jika mereka akan membawanya ke ruang operasi.

"Ini makananmu." ucap penjaga itu, menyodorkan sepotong roti dan air.

Ara hanya diam ditempat tanpa ada niatan untuk meraihnya. Ia menatap ke arah samping terdapat wanita yang memakan makanannya dengan rakus.

"Ayo makan!." teriak penjaga itu lagi, Ara meraih nampan itu dan memakan rotinya.

Walaupun ia tidak lapar, ia tak ingin bayi yang ada diperutnya kelaparan. Saat mengigit roti itu, ia teringat pada Winiee.

Apakah anaknya sudah makan, apa Winiee menangis karena dirinya tidak ada disampingnya. Ara berharap winiee baik-baik saja.

.

.

"Kalian sudah dengar, ada yang mencoba masuk kemari?."

"Wahh, ada yang tahu tempat ini?."

"Yaa, sepertinya polisi yang mengikuti kita kemarin."

"Kukira dia sudah mati, ternyata ajaib juga masih hidup walaupun sudah tertembak."

"Yahh, tapi kurasa hidupnya tidak akan lama lagi. Tuan Jinting pasti segera menghabisinya, dan kalian tahu dia tidak sendiri saudara boss juga ikut kemari."

"Benar-benar mencari mati."

"Ha ha ha, tapi bukannya bagus? Kita tidak perlu susah mencari, uang sudah datang sendiri."

Sayup-sayup Ara mendengar pembicaraan itu, apa Winwin datang kemari untuk menolongnya. Ia sungguh berharap seperti itu, tapi apa yang mereka katakan tadi akan menghabisinya.

"Tidak hal itu tidak akan terjadi." batin Ara terus menenangkan dirinya sendiri.

V


Hendery terbangun dari pingsannya saat Winwin terus menepuk pipi itu.

"Akhh." rintih Hendery, kepalanya seakan berputar.

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang