Hari sudah mulai sore. Kami bersiap untuk pulang setelah puas bermain. Beberapa member BTS naik di mobil yang sama. Yang lainnya naik mobil yang berbeda. Kami para asisten naik kendaraan masing-masing yang berbeda. Ada yang naik mobil, subway, ada juga yang naik bus. Aku yang memang baru mulai bekerja yang otomatis belum punya penghasilan banyak untuk membeli mobil memilih pulang menggunakan bus. Aku mulai berjalan menuju halte bus seorang diri. Karena yang lain naik mobil dan subway, jadi hanya aku seorang yang naik bus. Aku menunggu bus yang menuju kearah kontrakkanku. Tak berselang lama, kulihat ada sebuah mobil BMW tipe 520d berwarna putih di depanku. Aku diam dan tak berusaha melihat siapa pemilik mobil yang berhenti di depanku ini. Lalu diempunya mobil mengklakson mobilnya. Aku melihat ke arah jendela mobil itu. Si pemilik menurunkan kaca penumpang dan melihatku.
"Apa yang kau lakukan Vhelia-ssi?" Tanyanya yang sukses membuatku berdiri dan menghampirinya.
"Aku sedang menunggu bus untuk pulang Jungkook-ssi" jawabku pada pria yang sedang berada di depan kemudi itu. Lalu ia membuka kunci pintu mobil dan membuka pintu penumpang. Aku menatapnya dan ia hanya memberi isyarat dengan menggerakkan kepalanya sedikit.
"Naiklah. Aku akan mengantarmu" ucap Jungkook. Aku yang mendengar itu langsung mengangkat kedua tanganku dan menggeleng.
"Tidak usah Jungkook-ssi. Aku baik-baik saja. Tadi aku juga datang dengan bus ke sini" ia menatapku. Lalu menutup jendela kaca penumpang. Aku membuang nafas lega karena dia mau mengerti. Tapi tak lama suara pintu mobil di seberang sana terbuka. Menampakkan Jungkook yang keluar dari kursi kemudinya. Berjalan ke arahku dan berdiri tepat di depanku. Aku menatapnya. Lalu tak lama pintu di depanku terbuka semakin lebar, dan ia mendorongku masuk ke dalam mobil. Aku berusaha menahan tubuhku dengan memegang sisi pintu agar tidak masuk ke dalam. Lalu samar-samar kudengar seseorang berbicara tepat di depan telingaku.
"Kau mau masuk sendiri atau kubuat kau masuk secara paksa?" Ucapnya yang sontak membuatku melongo dan menahan nafasku. Terlalu terkejut dengan apa yang Jungkook lakukan, aku melepas tanganku tanpa sadar dan itu menjadi kesempatan untuk Jungkook mendorongku masuk ke dalam mobil.
"Duduklah dengan tenang di sana sampai kau tiba di tempat tujuan. Tidak ada penawaran apa pun" tambahnya yang langsung membuatku tutup mulut rapat2 tidak jadi mengeluarkan protes.
.
.
.
.
.
Sepanjang jalan kami hanya diam saja. Hanya suara radio mobil ini yang terdengar. Aaahh rasanya tidak nyaman berada satu mobil dengan orang lain tapi tidak ada pembicaraan apapun. Aku berusaha mengumpulkan keberanianku untuk mengeluarkan suara, bermaksud memecah keheningan yang membuatku tidak nyaman sama sekali.
"Ini mobilmu Jungkook-ssi?"
Ia melirikku sekilas. Lalu menggelengkan kepalanya.
"Bukan. Ini mobil Jin hyeong"
"Kok...?"
"Dia naik mobil Namjoon hyeong. Katanya dia cape nyetir, jadi aku yang bawa mobilnya." Jelasnya yang membuatku manggut-manggut saja.
"Kalau lelah tidur saja. Aku akan membangunkanmu bila sudah dekat sekitar rumahmu."
Bukan hal yang pantas kulakukan sepertinya hal itu. Lebih baik aku mencoba ngobrol lebih lama lagi dengannya.
"Hmm... Jungkook-ssi" panggilku ragu. Kulihat ia hanya melirikku sekilas. Jujur saja, menanyakan hal seperti ini sepertinya hal yang sensitif untukku ataupun untuknya. Tapi mungkin dengan ini aku sedikit lebih tenang dan tak bertanya-tanya lagi.
"Kenapa kau baik padaku?" Tanyaku padanya yang sempat membuatnya menginjak rem sesaat. Tapi ia mulai menjalankan kembali mobilnya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Hmm sejujurnya aku pikir kau orang yang sangat baik Jungkook-ssi. Mungkin... kau melakukan itu karena aku orang asing yang tinggal di negaramu dan kebetulan aku berada di sekitarmu. Mungkin kau hanya ingin membantuku..." aku menunduk melihat tanganku yang memilin-milin bajuku tak jelas.
"Atau karena... kau..." ucapku terpotong.
"Menyukaimu?"
"Kasihan padaku?"
Kami menengok bersamaan dan melongo bersamaan. Ucapan kami yang berbarengan itu membuat kami canggung. Jungkook kembali menatap ke arah depan. Memfokuskan kembali pekerjaannya yang sedang menyetir. Aku berdehem sesaat, lalu kembali menunduk ke bawah.
"Aku tak mungkin berpikir kau menyukai Jungkook-ssi. Rasanya... itu hal yang mustahil dan tak pantas..." ujarku dengan lirih.
"Kau..."
"Ahh tolong jangan kasihan padaku Jungkook-ssi. Perlakukan saja aku sama seperti para asisten yang lain" ucapku memotong omongannya.
"Kau tak perlu mengistimewakanku karena aku yang seperti ini" tambahku sambil menatapnya. Dia tak membalas ucapanku. Aku malah mendengar suara hembusan nafas kasar darinya. Ia diam, tak menanggapi ucapanku yang mungkin menyakiti hatinya. Sisa perjalanan kami hanya ada keheningan dengan pikiran kami masing-masing, bahkan suara radio di dalam mobil itu tak terdengar sama sekali di telingaku.
.
.
.
.
.
Kami sampai di depan rumahku. Aku menghadap padanya. Namun ia hanya melihatku sekilas.
"Terima kasih sudah mengantarku Jungkook-ssi. Kau pasti lelah. Segeralah pulang dan beristirahat. Maaf sudah menghabiskan waktu istirahatmu" ucapku sambil sedikit membungkukkan kepalaku. Hanya deheman yang kudengar sesaat. Aku meremas bajuku sedikit. Lalu aku cepat-cepat keluar dari mobil itu. Menghadap ke arah Jungkook.
"Hati-hati di jalan Jungkook-ssi" ucapku lagi dengan membungkukkan kepala dan tubuh sedikit. Lalu tak lama ia menjalankan mobilnya dan menghilang ditikungan depan.
Aku menghela napas. Ini yang terbaik untukku. Agar aku tak berharap lebih darinya. Bagaimana pun, Jungkook adalah lelaki, dan aku perempuan. Perempuan mana yang tak akan berharap lebih bila diperlakukan sangat baik oleh laki-laki tampan sepertinya. Aku hanya takut, takut kalau aku akan bergantung, bahkan sangat bergantung padanya bila kesulitan. Karena dia yang selalu memperlakukanku dengan baik, aku takut bila aku kesulitan, walau hanya sedikit, aku akan mengharapkan ia yang akan selalu ada di sampingku. Tapi aku harus sadar, dia adalah idol yang dicintai banyak orang, dia tak mungkin menaruh hati padaku. Aku hanya orang biasa, aku tak secantik orang-orang di negeri ini. Aku tak mau jatuh ke lubang yang sudah kulihat jelas, yang tak ada harapan bisa kulalui dan kutapaki. Begini juga sudah cukup. Aku hanya ingin hidup tenang di negara asing ini.
Aku menghela napas dan berlalu masuk ke dalam rumah. Sepertinya aku butuh mandi air dingin malam ini. Untuk menjernihkan otakku.
Halo halo halo...
Maaf yaa baru sempet update untuk yang nungguin...
Aku agak sibuk untuk beberapa bulan lalu sampe ga kepikiran untuk nulis cerita. Nyehehheheheh...
Maafin yaa...
Semoga kalian suka sama cerita kali ini.
Maaf juga kalo ada kekurangan yaa...
ВЫ ЧИТАЕТЕ
I'm Assistent Idol (BTS)
Любовные романыAku baru mulai bekerja, dan dari Indonesia aku harus pergi ke Korea, apa pekerjaanku? yang kutau hanyalah asisten manager Vhelia (oc) Jungkook Namjoon Jimin Taehyung Suga Jhope Jin ini cerita pertama yang aku publish di wattpad
