Sudah beberapa hari setelah kejadian di mobil itu berlalu. Aku cukup canggung menghadapi Jungkook untuk saat ini. Tapi Jungkook masih bersikap cukup biasa menurutku. Apa dia sama sekali tidak merasa malu atau canggung karena mengatakan hal seperti itu kepadaku. Atau dia terlalu sering mengatakan kata-kata seperti itu ke wanita lain. Aaahh atau aku yang ternyata salah paham arti kata cemburu menurutnya. Sepertinya arti kata cemburu menurutnya itu bukan seperti yang aku maksud. Ternyata aku benar-benar salah paham dengannya.
Bruk
"Aw!" Aku jatuh terduduk ke lantai. Lalu sebuah tangan terulur di depanku.
"Oh senior Hwang. Terima kasih banyak." Aku mengulurkan tanganku padanya dan ia menarikku agar aku bisa bangun.
"Hati-hatilah" ucapnya dan berlalu meninggalkanku begitu saja. Kenapa sikapnya dingin sekali begitu sih.
Aku hanya bisa menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Rasanya aku terlalu banyak melamun hari ini. Pekerjaanku banyak kekurangannya sampai aku membuat banyak kesalahan. Kalau bukan karena ditegur aku pasti tidak akan berhenti menuangkan air ke gelas sampai hampir tumpah, dan barusan aku jalan sambil bengong sampe ga sengaja nabrak senior Hwang. Waaahhh Vhelia, kau benar-bemar terlalu memikirkan Jungkook. Kau harus sadar Vhelia, mulailah bersikap biasa lagi pada Jungkook.
"Waaaahhh!" Seseorang menarik tanganku hingga aku terjungkal ke belakang dan orang itu menahan tubuhku dari belakang. Aku menoleh, mendapati Namjoon oppa yang memasang wajah khawatir di depanku.
"Apa yang sedang kau pikirkan sih Vhelia-ssi?"
"Kau... kalau aku terlambat satu detik saja, kau akan berakhir di rumah sakit Vhelia-ssi"
Aku melihat ke depanku, mendapati aku sudah berdiri di depan tangga. Satu langkah lagi saja, dengan jalan melamun seperti barusan, aku yakin, sangat yakin kalau aku akan berguling ke bawah sana dan berakhir harus menggunakan gips entah di kaki atau tanganku atau mungkin keduanya.
Aku membalikkan badanku. Menundukkan badanku beberapa kali tanda permintaan maafku padanya.
"Terima kasih Namjoon oppa. Aku hanya merindukan rumahku saja, sepertinya. Kalau bukan karena oppa, mungkin aku akan menginap di 'hotel' khusus yang bisa merawatku" ucapku sambil cengengesan ga jelas.
Kulihat Namjoon oppa menghela napas bahkan mengusap wajahnya kasar. Aku merasa cukup bersalah. Sepertinya dia cukup frustasi menghadapiku.
"Bisakah kau lebih berhati-hati Vhelia-ssi. Aku mengerti posisimu yang merindukan keluargamu. Tapi tolong, jangan sampai kau membuat keluarga di rumahmu juga harus mengkhawatirkanmu karena kau terluka." Disela-sela ekspresi lelahnya itu,
sungguh aku melihat wajahnya yang sangat mengkhawatirkanku.
Aku tersenyum. Di sini aku tidak memiliki siapa pun. Mengetahui ada seseorang yang mengkhawatirkanku di negara asing ini membuatku lega. Setidaknya masih ada yang akan mencariku bila aku menghilang nanti.
"Aku serius Vhelia-ssi, kenapa kau malah tertawa?" Aku hanya menggeleng pelan masih dengan senyumku. Akhirnya ia ikut tersenyum dan bahkan kami tertawa.
"Ayo, aku akan jalan bersamamu. Takutnyaa kali ini kau bukannya menabrak seseorang. Siapa tau abis ini kau menabrak tembok bahkan tempat sampah yang tidak punya salah padamu." Aku hanya bisa tertawa mendengar ucapannya itu.
YOU ARE READING
I'm Assistent Idol (BTS)
RomanceAku baru mulai bekerja, dan dari Indonesia aku harus pergi ke Korea, apa pekerjaanku? yang kutau hanyalah asisten manager Vhelia (oc) Jungkook Namjoon Jimin Taehyung Suga Jhope Jin ini cerita pertama yang aku publish di wattpad
