US - Darkside Story

[Part 15] Centrifugal ~ Sentrifugal

Perawatan yang kau lakukan bagai gaya sentrifugal

Jadi jadilah stasis hatiku merindukan

Beberapa homeostasis adalah apa yang kita butuhkan

Kita coba membuat kompromi untuk berhasil

---

Mayor Ali, bagiku adalah pria sempurna yang memiliki kualifikasi tinggi, sesiapapun yang pernah dekat dengannya, bagi wanita, pastilah akan mudah sekali untuk jatuh sejatuh-jatuhnya pada lelaki pemilik senyum teduh bagai Krisna dan memiliki mata nan indah bagai bunga padma. Kau, tidak akan menyesal mempercayakan dirimu kepadanya. Dia merupakan sosok yang begitu sempurna dan menenangkan, kupikir, perlahan aku mulai jatuh hati kepadanya, walaupun sedikit banyak, itu karena aku melihat Chand-ku dalam dirinya. Menyembunyikan cinta tentu hal yang sangat sulit, tetapi tidak bagiku karena aku memiliki kesabaran yang tidak dimiliki wanita lain. Kehidupanku berbeda dengan mereka yang bisa dengan bebas melihat masa depannya, pernikahannya dan anak-anaknya. Tetapi tidak denganku, aku adalah tahanan seumur hidup Heera Mandi, harapan bukanlah sesuatu yang boleh kami miliki. Karena itulah, mencintai secara diam-diam sudah kuanggap sebagai sebuah seni. Aku menyimpan perlahan apa yang bisa aku goreskan ke dalam ingatanku. Caranya tersenyum, bagaimana dia menarik bibirnya sedemikian rupa sehingga perlahan muncul lesung pipi yang begitu indah dan matanya selalu agak terpejam saat dia menarik garis bibir. Kebiasaan kecilnya, saat dia berkata 'aku' maka jemari tangannya menunjuk ke dadanya yang bidang, atau saat dia bersin, dia akan menangkupkan kedua tangan di hidung dan mengucapkan sebait doa keselamatan setelahnya lalu meminta maaf kepada orang yang berada di dekatnya. Begitupun saat Mayor Ali menguap, maka dia akan meletakkan punggung tangan di bibir. Aku mencoba sebanyak mungkin menghabiskan waktu bersamanya, melihat bagaimana dia menulis dengan rajin di sebuah buku catatan perjalanan dengan tulisan yang runtut dan rapi. Aku sedikit bisa menulis dan membaca, aku memintanya untuk mengajariku dan dengan kebaikan hatinya, setiap malam dia meluangkan waktunya untuk mengajariku memperbaiki tulisanku. Mendorongku untuk menuliskan apa yang aku pikirkan dan lakukan di keseharianku.

"Setiap manusia memiliki kisah yang menarik, karena sesungguhnya Tuhan sendirilah yang menuliskannya, kau hanya mengcopy saja, Mahira."

Banyak hari indah yang kami lalui walau berada di tengah suasana tegang antara kedua negara. Wilayah Khasmir mulai memanas dan antara India juga Pakistan berebut perhatian Tiongkok untuk memperkuat diri mereka. Tetapi, dalam tenda tentara seperti inipun, kami masih bisa menemukan setangkai anyelir yang tumbuh di sisi tenda di tempat biasa kami membuang air setelah membersihkan diri. Bunga berwarna maroon yang sangat cantik, aku menyukai pendapatnya untuk tetap membiarkan bunga itu hidup daripada memetiknya. "Walaupun nanti akan layu, biarkan dia seperti itu..."

Mungkin, dalam kesehariannya sebagai dokter, tentu berat setiap kali menyaksikan seseorang meninggal dengan keadaan yang tidak wajar. Walau bukan dokter yang resmi bertugas di camp, tetapi saat ada kasus sulit, Mayor Ali tak segan turun tangan dan menangani operasi besar disaat dirinya merasa sanggup untuk membantu. Hanya saja, untuk pasien yang satu ini, ternyata membuat kehidupan Mayor Ali menjadi rumit. Tugas awalku bersamanya adalah untuk mencari informasi tentang pilot India bernama Abhinandan yang diberitakan ditawan oleh pasukan Pakistan. Dalam misiku, aku menemukan fakta jika memang bukan pihak Pakistan dalam pimpinan Jenderal Aurora, di pihak lain, kecurigaan jika ada pasukan pemberontak yang ingin membelot kepada Jenderal Aurora lah yang menahan sang pilot untuk mempertegas bunyi genderang perang antara kedua negara. Akhirnya dengan seijin Jenderal Aurora, kami menuju ke desa Turtuk, tempat yang memungkinkan dimana sang pilot ditahan.