I Miss You Too

652 43 19
                                    

Memiliki kekasih yang berkarakter keras seperti Jiang Cheng tidaklah mudah, ya kira-kira begitulah yang selalu dikatakan orang lain, bahkan kakak tiri dari Jiang Cheng sendiri pun berkata demikian ketika pertama kali mengetahui hubungan antara Lan JingYi dan adiknya itu. Tapi itu kan hanya kata orang, lagipula JingYi yang merupakan kekasihnya saja tidak pernah mengeluh akan hal itu.

Sekalipun apabila ada hal yang dirinya keluhkan, hal itu adalah karena waktu kebersamaan mereka. Mengingat Jiang Cheng yang merupakan ketua sekte Yunmeng, tentu saja dirinya akan disibukan dengan tugas-tugas utamanya, dan Lan JingYi tidak boleh egois akan hal itu, jadi ia hanya bisa pasrah dan saling bertukar surat dengan Jiang Cheng sebagai bentuk pelampiasan rindunya.

Bohong jika Jiang Cheng berkata bahwa dirinya tidak merindukan si Lan berbadan kecil itu. Sudah tiga bulan lamanya ia tidak bisa mengunjungi kekasih kecilnya di Yún Shēn Zhī Chú karena tugas administrasi yang bertumpuk diatas mejanya. Selama tiga bulan itu pula, Jiang Cheng tidak pernah seharipun tidak membayangkan bagaimana hangatnya ketika si kecil dipelukannya, bagaimana bau tubuh khas Lan JingYi yang seperti jeruk dan vanilla memenuhi indera penciumannya, bagaimana jemari mulus itu saling terpaut satu sama lain dengan miliknya yang kasar atau ketika jemari mungil itu menggelitik halus permukaan wajahnya secara perlahan setiap pagi, bagaimana tubuhnya yang meskipun memiliki ukuran cukup kecil untuk seorang Lan tetap dapat menerima miliknya untuk bersemayam di krisan hangat itu, bagaimana suara yang akan ia keluarkan entah itu berbicara, tertawa, atau bahkan ketika mendesah sekalipun. Semua hal yang ada didalam diri JingYi, Jiang Cheng benar-benar merindukannya.

Berterima kasih kepada dewa-dewi yang berada diatas sana, berkat mereka malam ini Jiang Cheng dan Lan JingYi bisa melepaskan kerinduan satu sama lain, karena entah bagaimana saudaranya yang ceroboh itu terluka ketika menemani beberapa murid Yunmeng dan Lan ketika berburu malam, sehingga Wei WuXian harus bermalam dan dirawat ditempat terdekat, yaitu Lotus Pier.

Lan WangJi yang mendengar kabar ini tentu saja langsung mengatakan akan datang ke Yunmeng bersama Lan JingYi untuk ikut merawat kekasihnya.

Lihatlah, tidak perlu sampai menunggu matahari terbit sekalipun Lan WangJi yang diikuti Lan JingYi dibelakangnya sudah tiba tepat di pintu masuk Lotus Pier.

Lan WangJi dan juga Lan JingYi yang melihat Jiang Cheng menghampiri mereka segera membungkukan badan, memberikan hormat kepada ketua sekte Jiang tersebut.

Lan WangJi, “Ketua sekte Jiang.”

Jiang Cheng membungkukan badannya, sebagai balasan hormat kepada Lan WangJi, “Hanguang-Jun.”

Dengan Jiang Cheng yang memimpin didepan, mereka bertiga berjalan bersama kearah sebuah ruangan, tempat dimana saat ini Wei WuXian sedang beristirahat.

Jiang Cheng, “Hanguang-Jun bisa bermalam disini sembari merawat Wei WuXian jika berkenan. Para pelayan sudah menyiapkan beberapa pakaian ganti dan selimut lainnya untuk dipergunakan.”

Lan WangJi yang tidak terbiasa bermain dengan kata-kata hanya membungkukan sedikit kepalanya, menunjukan rasa terima kasih atas hal yang telah dilakukan oleh Jiang Cheng. Sebelum memasuki kamar Wei WuXian, Lan WangJi hanya berkata “JingYi, kau bisa beristirahat.” lalu meninggalkan Jiang Cheng dan Lan JingYi diluar ruangan tersebut.

Lan JingYi yang sedari tadi hanya bisa diam dan mengikuti mereka berdua dari belakang kini bersuara, “Tidak rindu aku ya?” kesalnya.

Jiang Cheng menautkan kedua alisnya. Tiga bulan lamanya ia seperti orang gila karena tidak bisa menemui si kecil Lan, dan dia malah dituduh tidak rindu? Terkadang memiliki hubungan dengan anak muda yang umurnya terpaut jauh memang sering membingungkan.

Jiang Cheng hanya menghela nafasnya pelan dan menarik lengan Lan JIngYi, membawanya untuk menikmati pemandangan kolam teratai yang indah pada malam hari.

Mereka berdua duduk bersebelahan diatas sebuah sampan kecil yang terikat ditepi pinggir kolam.

Lan JingYi menengadah, memperhatikan raut wajah kekasihnya yang entah sedang melihat apa dikejauhan sana. Wajah ini, wajah yang pernah sempat membuatnya menangis karena ditolak dengan alasan umur yang terpaut jauh, tapi yang berlalu biarkanlah berlalu, yang terpenting kini dirinya berhasil memiliki si pria tampan yang temperamental tepat disebelahnya.

Lan JingYi menarik telapak tangan kekasihnya itu, lalu saling mengaitkan jemari-jemari itu sama lain. Jiang Cheng hanya memperhatikan gerak-gerik si kecil dan tersenyum hangat. Hah~ rasa nyaman ini, akhirnya ia bisa merasakannya kembali.

Dengan tangan lainnya yang masih bebas, Jiang Cheng angkat perlahan wajah kekasihnya, tidak ingin menggores sedikitpun kulit wajah si kecil Lan yang seputih susu. “Kau  tahu? Aku selalu merindukanmu A-Yi sampai-sampai rasanya aku akan menjadi gila.”

Jiang Cheng mendekatkan wajahnya, tidak membiarkan adanya jarak sedikitpun untuk wajah mereka. Bibir mereka saling bertemu, menyalurkan semua perasaan rindu yang sudah mereka tahan selama ini. Lan JingYi adalah orang yang pertama kali melepaskan ciuman. Dipandangnya wajah Jiang Cheng, senyuman indah bak lukisan terukir diwajah manis Lan JingYi sebelum kembali mencium bibir Jiang Cheng. Mata mereka memang tertutup ketika berciuman kembali, tetapi tidak dengan hati mereka. Mereka mungkin memang jauh dimata, tetapi mereka akan selalu dekat dihati. Biarlah bulan yang bersinar dengan indahnya pada malam ini menjadi saksi bisu bagaimana kedua insan itu melepaskan rasa rindu satu sama lainnya.

💫💞END💞💫

Pojok penulis :

Heeyyy I'm back with another fluff.. Aku sengaja nulis fic fluff kali ini, benar-benar singkat dan manis. Daku lagi agak sedikit berbunga-bunga aja makanya kepikiran untuk nulis ini ☺

Selamat menikmati ya~ ❣

Random Story of Us (ChengYi) / Jiang Cheng x Lan JingYiWhere stories live. Discover now