[8] First Punishment

9.1K 716 58
                                    

Pukul 06.45 Bergas baru sampai di kelasnya. Hari ini Bergas bangun sedikit telat karena sang ibu tidak membangunkannya, ibunya pikir hari ini Bergas masih perlu beristirahat di rumah. Bergas tidak mendengarkan ocehan ibunya dan juga sengaja melewatkan sarapan paginya, agar ia tidak sampai terlambat sekolah.

"Dit gue ke kantin bentar."

Tanpa menunggu jawaban Adit, Bergas berjalan cepat menuju kantin sekolah. Setidaknya masih ada waktu lima belas menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi, jadi ia bisa memakan sesuatu di kantin untuk mengganjal perutnya.

"Gue ga mau!"

Saat langkah jenjang Bergas baru saja memasuki area kantin, suara perempuan yang tidak asing baginya menyapa pendengaran Bergas. Suara tersebut terdengar jelas dari area taman sekolah yang bersebelahan dengan kantin.

"Lepasin gue! Gue mau pergi!"

Bergas mendekat ke arah taman untuk memastikan. Ia menyipitkan mata minus tanpa kacamatanya saat melihat dua orang di sudut taman. Tasya dan mantan kekasihnya.

Tidak tinggal diam, Bergas membawa langkahnya menghampiri mereka. Niat awalnya pergi ke kantin terkubur oleh amarah yang kini menguasai dirinya.

"Sya?"

Panggilan Bergas membuat Tasya dan Rayyan menoleh. Rayyan dengan sorot tajamnya menatap Bergas tidak suka. Di matanya Bergas adalah pengacau, sehingga hadirnya Bergas tak pernah bisa ia terima.

Bergas membalas tatapan Rayyan dengan penuh selidik, "Lo mau nyakitin Tasya lagi?"

"Ga ada urusannya sama lo, sana lo minggir!" Rayyan mendorong dada Bergas dengan kasar.

"Gas udah, ayo kita pergi." Tasya langsung menarik tangan Bergas untuk segera menjauhi Rayyan sebelum situasi semakin memenas hingga menyulut kobaran api.

Bukan menuruti Tasya, Bergas malah semakin menajamkan tatapannya pada Rayyan, "Lo bukan siapa-siapanya Tasya lagi, berhenti gangguin Tasya terus!"

"Bangsat!"

"Emang lo siapanya Tasya hah?!"

Bugh!

Kepalan tangan Rayyan mendarat dengan keras di wajah Bergas. Meski sempat terhuyung karena aksi Rayyan yang tiba-tiba, Bergas segera menegakkan tubuhnya sembari mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Tidak peduli dengan suara bel masuk yang menggema, juga Tasya yang panik berusaha menjauhkannya dari Rayyan. Bergas justru balas memukul Rayyan.

Perkelahian tak dapat dihindari. Baik Bergas maupun Rayyan sama, tidak ada yang mau mengalah. Namun karena fisik Bergas yang belum sepenuhnya pulih membuatnya kewalahan. Ia kalah kuat, meski mati-matian melawan Rayyan.

"Anjing! Lo apain temen gue?!"

Tepat waktu, Adit datang dan langsung menarik kerah baju Rayyan dengan kasar. Bersamaan dengan itu itu Tasya menarik Bergas. Adit menyerang Rayyan dengan membabi buta.

Dua temannya tidak kunjung kembali bahkan saat bel masuk sudah berbunyi. Berniat mencari keberadaan Bergas dan Tasya, Adit malah mendapati situasi yang membuatnya naik pitam.
Menghajar manusia yang menurutnya tidak waras, hanya itu isi pikiran Adit saat itu.

Adit tidak peduli jika aksinya membuat dirinya berakhir di ruang BK. Ia hanya ingin melindungi teman-temannya.

●●●

Matahari sedang terik-teriknya, namun empat remaja yang salah satunya seorang perempuan harus rela berlari mengelilingi lapangan utama sebanyak dua puluh kali. Akibat dari kesalahan yang mereka buat tadi pagi, mereka diseret ke ruang BK. Masih untung mereka tidak mendapat SP, hanya sebagai gantinya mereka mendapat hukuman lari keliling lapangan dan tidak boleh mengikuti pelajaran.

Sa Bergas Onde histórias criam vida. Descubra agora