Jangan pergi - 36

390 34 0
                                    

Hari ini kembali ke rutinitas, dari jam 6 pagi aku sudah berkutat dengan laptop dan berkas-berkas lainnya.

Ting..
"Ngapain nih si Rendra, pagi-pagi, gak tau orang lagi sibuk apa"

"Ngapain nih si Rendra, pagi-pagi, gak tau orang lagi sibuk apa"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Seenaknya banget sih ini anak"

Walaupun aku bicara seperti itu, aku tetap mengiyakan ajakannya. Aku memang butuh sedikit olahraga.

Benar saja, dia menjemputku, dia menggunakan baju untuk olahraga, ya kalau boleh jujur, dia punya badan yang bagus.

"Nih baju, pake dulu, emang lo mau olahraga pake rok pendek gitu?"

Rendra membelikan aku stelan baju olahraga warna pink.

"Ayo ren lari. Lambat banget sih lo" kataku yang berlari di depannya

"Emm.. gue gak bisa lari"

"Kenapa?" Aku langsung berhenti

Dia masih diam.

"Kenapa sih? Lo sakit?" Aku terus bertanya

Tiba-tiba dia berlari meninggalkan aku.

"Hahaha kena tipu" Rendra meledek sembari lari

"Ih sialan." Aku mengejarnya

Di sisi lain, Rendra memang tidak boleh berlari, itu bisa membuat sakitnya semakin parah.

"Semoga gak kambuh" Rendra meyakinkan dirinya

Tapi sayang, baru berlari sebentar, dia merasa sakit, sampai kehilangan keseimbangan. Dia mengerang kesakitan, wajahnya merah.

"Rendra..! Rendra..! Lo kenapa ren!" Aku panik

Untungnya bantuan cepat datang.
Aku ikut menemani dia kerumah sakit, dia tidak sadar, wajahnya pucat.

Kedua orang tuanya datang. Sama paniknya denganku.

"Kamu sudah tau Rendra sakit?" Tanya mamanya

"Sakit? Rendra gak pernah cerita tentang itu. Kalau boleh tau, Rendra sakit apa tan?"

"Kanker hati" jawabnya sembari tersenyum sedih

Aku terkejut, seperti di sambar petir, badanku terasa lemas, jadi selama ini dia sakit, kalau tahu begini, aku gak akan mengiyakan ajakannya beberapa hari ini.

Sampai jam 10 malam, aku masih menunggu. Rendra masih belum sadar, aku juga tidak bisa masuk ke ruangan nya.

Orang tuanya sudah meminta aku untuk pulang karena sudah malam, tapi aku tidak mau, setidaknya aku ingin memastikan dia sadar.

Tik..tik.. 🕙🕚

Jam 11 malam akhirnya dia sadar.
Hanya di izinkan 1 orang untuk masuk ke ruangan. Sekarang giliran ku.

Aku melihat dia terbaring lemas dengan infus an di tangannya, serta Ventilator di mulutnya, dia memalingkan wajahnya dariku.

"Ren.."

"Pergi." Rendra mengusirku

"Maaf, harusnya gue gak.."

"Bukan salah lo" katanya memotong, "pergi" timpanya

"Gue gak akan pergi, gue tiap hari bakalan kesini buat nemenin lo, dan.."

"Gue benci keliatan lemah di depan lo" lagi-lagi Rendra memotong

Aku menangis sejadinya.
Dia masih memalingkan wajahnya, dia juga menangis pelan.

Sudah 1 minggu dia di rawat, sudah 1 minggu juga aku kesana. Dia sudah sedikit membaik, sudah bisa bangun.

Dia sudah seperti orang sehat.
Tapi, dia tiba-tiba saja merasakan sakit lagi . Dia kembali tak sadarkan diri.

Aku menunggu di luar ruangan.
Ternyata, orang tuanya ingin agar Rendra di rawat di Korea. Hari ini juga mereka ingin membawa Rendra.

"Via sayang, tante harus bawa Rendra, terima kasih ya selalu nemenin dia selama disini. Tenang ya, dia pasti kembali lagi kesini." ucap mamanya menenangkan aku sembari mengelus rambutku

Aku menangis sedari tadi.

Aku ingin ikut kesana, tapi lagi-lagi waktunya tidak tepat.

Rendra, lo harus sembuh, lo harus balik lagi kesini, gue yakin lo kuat. Nanti kita main lagi, gue janji bakalan baik terus sama lo.

***
Terimakasih sudah selalu menunggu 🌻

Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan, terimakasih✨

PEKAWhere stories live. Discover now