[3] τρία

88.1K 14.6K 625
                                    

"Kudengar tunangan Marquess Geralt melarikan diri sehari sebelum pernikahan mereka, dan potretnya itu di sebar luaskan di publik. Lalu setelah kulihat hadiahnya besar juga lho..."

Aku semakin menundukkan kepalaku dan menaikkan tudung kepala yang kukenakan.

Sudah lima hari semenjak aku kabur, dan hasil dari penggadaian seluruh pakaian mahalku itu rupanya membuahkan hasil. Aku dapat membeli sebuah rumah kecil, dan juga aku tidak kelaparan.

Namun ada masalah besar lagi yang timbul. Pria itu, Geralt, dia menyebar luaskan potret wajahku ke publik kemudian memberikan hadiah yang besar bagi siapapun yang menemuiku. Dan itulah asal mula kenapa aku menjadi setakut ini setiap saat, baik di rumah maupun di jalanan.

"Hei, kudengar kastil itu memkan korban lagi."

Hm, telinga tukang ngupingku mulai aktif lagi.

"Padahal sudah banyak orang yang memperingati untuk menghindari tempat itu, tapi kenapa masih ada saja orang yang mau kesana sih."

"Karena kudengar tempat itu menyimpan harta yang cukup besar, lalu dikatakan juga kalau kastil itu tak memiliki penjaga."

"Cih, kalau tak memiliki penjaga kenapa malah ada yang mati," ucapku.

"Eh, nona siapa?"

Ah, iya ya. Aku malah terbawa suasana dan masuk begitu saja ke obrolan mereka berdua, lagi pula topik yang sedang mereka bicarakan ini cukup menarik menurutku, aku tak boleh melewatkannya begitu saja dong.

"Eum, tak usah pikirkan aku, lanjutkan saja pembicaraan kalian tadi," sahutku sambil tersenyum canggung.

"Oh, oke. Tempat itu dirumorkan berhantu, karena itu banyak yang mati di sana. Dan, menurut rumor lagi, sebelum hantu itu membunuh orang, ia akan menanyakan permintaan terakhir dari korbannya kemudian mengabulkan permintaan itu."

Wow! Menarik sekali, tapi tak mungkin ada hantu sebaik itu di dunia nyata 'kan? Tapi, jika benar kalau tempat itu dijauhi oleh para penduduk, maka itu adalah satu-satunya tempat dimana aku bisa hidup dengan tenang!

"Bisa kalian beritahukan lokasinya padaku?" ucapku pelan.

"Nona jika ingin kesana saya sarankan jangan," sahutnya. Apakah niatku dapat semudah itu terbaca oleh orang lain?

Aku menggelengkan kepala. "Tidak kok, saya hanya penasaran dan ingin melihat bangunannya saja, karena saya kira tempat seperti itu pasti akan sangat mengerikan," bantahku yang sudah pasti hanya sebuah bantahan tanpa kebenaran di dalamnya.

"Kalau begitu lokasinya ada di pucak gunung yang di sana," ucapnya sambil menunjuk kearah sebuah gunung rakasasa yang dapat terlihat dengan mata telanjang. "Gunung tersebut bernama Nysus, dan itu adalah tempat dimana sang dewa Dionysus dilahirkan. Nysus adalah tempat sakral, karena itu tak ada yang berani tinggal di sana, dan menurut legenda, bangunan itu muncul begitu saja di suatu malam sekitar tiga ribu tahun yang lalu."

Mataku menyipit karena bagian puncak gunung tersebut tampak ditutupi oleh kabut tebal. Tapi sekilas aku dapat melihat siluet bangunan besar di puncak gunung itu, tanganku menepuk bahu wanita tadi dengan sendirinya.

"Apakah siluet itu adalah bangunannya?" tanyaku yang masih menatap bangunan tersebut.

"Iya benar, itu adalah kastil berhantu yang selalu kami hindari."

Hm, tampaknya aku harus kesana untuk melihat-lihat. Jika ternyata tempat itu aman dan tak seperti yang dirumorkan oleh orang-orang, maka aku akan dengan senang hati tinggal di sana dan hidup tenang.

=====

"Gila kah! Kenapa jalan menuju ke sebuah kastil raksasa malah securam ini! Apakah mereka tak menghargai leluhur yang mendirikan kastil tersebut," keluhku dengan nafas tersengal-sengal.

Bayangkan saja, aku harus melewati jembatan kayu mengerikan, lalu menapak di jalan berbatu yang menanjak, kemudian melewati sungai, dan kabur dari kejaran seekor anak singa, ya meskipun hanya anaknya tapi tetap mengerikan!

Tetapi jika aku berama-lama di hutan ini, bisa-bisa aku menjadi sosok Tarzan, dan tinggal bersama para satwa liar di hutan ini. Uh, itu mengerikan...

Aku mengelap keringat yang mengalir deras di pelipisku, meski suhu gunung ini cukup sejuk karena kabut, tapi gunung ini juga terasa menyeramkan, entah hawa darimana yang membuat gunung ini menjadi seperti itu.

Tapi tak lama setelah berusaha menapak gunung ini lebih jauh, aku langsung mengerti darimana sebenarnya sumber hawa mengerikan ini berasal.

Ya, itu berasal dari kastil raksasa yang sedang kupandang saat ini.

Kastil itu tidak terlihat kotor maupun terbengkalai, justru kastil itu malah tampak terurus dengan baik. Dilihat dari dinding kastil tersebut saja tak ada satupun tanaman liar maupun lumut yang tumbuh di sekitaran tembok kastil ini.

Aku melangkah masuk kedalam kastil raksasa tersebut. Hebat sekali, semakin aku melangkah maju, semakin mengerikan saja hawa dingin yang kurasakan. Mungkin inilah alasan kenapa orang-orang ketakutan saat melewati wilayah ini sehingga mereka lebih memilih untuk menjauhinya.

Tanpa sadar, aku sudah berada di dalam kastil tersebut. Ah, rupanya penampilan terawat itu cuma terlihat dari luarnya saja ya, kenyataannya bagian dalam rumah ini sangatlah berdebu, dan kotor.

Tak cukup sampai di situ, di tiap sudut ruangan ini juga terdapat sarang laba-laba. Ukh! Jika aku jadi meninggali kastil ini, maka langkah pertama yang harus kulakukan adalah membersihkan sudut-sudut ruangan ini lalu membuang semua serangga itu.

"Siapa kau?"

Lah! Kok ada orang?

=====

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Love of Dionysus [KUBACA]Where stories live. Discover now