[6] έξι

82.4K 13.8K 547
                                    

"Kau memasuki wilayah ini dengan niatan melukai seseorang, apakah kau tahu bagaimana perasaan sang dewa Dionysus saat mengetahui bahwa tempat lahirnya yang sakral ini di datangi oleh orang sepertimu?" ucap Dionysus.

Wow! Akhirnya dia tidak irit kata-kata lagi. Suatu kemajuan yang patut untuk diberi selamat, tapi bakalan aneh sih kalau aku bilang ke Dionysus selamat karena sudah mengucapkan lebih dari dua puluh kata dalam sekali bicara.

Geralt tampak terkejut dengan sosok Dionysus, kujamin pria itu sekarang sedang tertampar oleh pesona-layaknya-dewa milik Dionysus, dan kujamin pula kalau dia sedang merasa minder dengan tampaknya sendiri hohoho.

Jangankan pria, aku yang wanita saja merasa minder.

"Di-Dionysus? A-Aku tak percaya pada dewa yang tak pernah menampakkan diri sepertinya! Yang kupercaya hanyalah segalah hal yang telah kulihat dengan mata kepalaku sendiri!" Dia sedang menantang dewa ya?

"Bagus, kalau gitu kau harus percaya sekarang."

Tepat setelah Dionysus mengatakan perkataan tersebut, tiba-tiba dari dalam tanah timbul tanaman anggur raksasa yang melilit tubuh para prajurit Geralt. Sementara sosok Geralt memotong tanaman yang hendak melilit tubuhnya itu dengan pedang.

Pria itu mendecih kesal, kemudian ia melarikan diri begitu saja dan meninggalkan semua prajuritnya yang masih terlilit oleh tanaman anggur raksasa tersebut. Lalu aku? Kalian bertanya bagaimana kondisiku setelah menyaksikan semua kejadian aneh bin ajaib ini?

Hah! Sudah pasti aku nyaris pingsan. Bagaimana bisa dari dalam tanah tumbuh tanaman raksasa seperti itu, terlebih lagi Dionysus tampak seperti orang yang mengendalikan tanaman-tanaman itu.

Namun, entah kenapa rasanya aku sedikit lega?

Ya mungkin itu karena tanaman-tanaman tersebut sudah membantuku menghindari kejaran Geralt bersama dengan para prajuritnya itu, hanya saja aku tak rela kalau prajurit itu yang mati, seharusnya Geralt saja.

Dan bagaikan dapat membaca pikiranku, tanaman anggur raksasa tersebut langsung melepas para prajurit yang mereka lilit, dan berakhir dengan tak ada satupun yang kehilangan nyawanya di medan pertempuran aneh ini.

Geralt sudah tak terlihat lagi, dan para prajurit yang dilepaskan begitu saja langsung kabur tanpa mengucapkan terima kasih. Hm, tuan dan prajuritnya sama saja.

"Kau kemana malam-malam begini?"

Aduh, gawat. "A-Ah...ta-tadi aku sudah mencari tuan namun tak dapat menemukan tuan, jadi sebelum aku pergi aku sudah berteriak meminta ijin terlebih dahulu," jelasku.

Tolong jangan usir aku Dionysus, jangan usir aku. Kalau kau mengusirku maka aku akan benar-benar hidup terlantar di jalanan, tanpa tempat tinggal.

"Aku tak akan mengusirmu."

Loh?

"Ayo kita kembali, jangan keluar malam-malam lagi lain kali."

Kok aku barusan merasa kalau orang di depanku ini bisa membaca pikiranku ya? Ah sudahlah, mungkin hanya perasaanku saja, anggap saja yang barusan hanya kebetulan.

"Eum tuan Dionysus," panggilku.

Dionysus yang sedang menyebrangi sungai tersebut tampak menoleh sedikit kearahku yang masih diam terpaku di tempat tanpa bergerak sedikitpun.

"Bisakah kau membantuku melewati sungai ini? Tampaknya aku tak dapat melakukannya."

Aku mengecek ekspresinya, semoga saja dia tidak marah karena diriku yang terlalu merepotkan ini. Atau mungkin seharusnya aku tidak menanyakan hal itu ya.

Tak ada respon dari Dionysus. Ah gawat sudah, dia pasti menganggapku sebagai sosok yang menyusahkan, dan akan lebih memilih untuk meninggalkanku. Aku menundukkan kepalaku, dan menatap kearah kaki kiriku yang mengalami pendarahan cukup parah akibat terpijak paku itu.

Paku, paku, ada salah apa sih aku dengan kau!

Hm, tampaknya aku termenung terlalu lama hingga akhirnya aku tak dapat merasakan tanah lagi di kakiku. Bahkan aku merasa kalau suara arus air terdengar semakin keras di telingaku, dan kakiku terasa basah. Inikah yang namanya efek terlalu lama berhalusinasi?

Tunggu sebentar, basah? Memang ada ya halusinasi yang dapat membuat kaki seseorang menjadi basah?

Aku mendongak, dan ukh! Aku menjadi salah satu korban yang tertampar oleh visual, dan ketampanan sosok pria beriris merah di hadapanku ini. Tapi, kok ada yang mengganjal ya? Ada apa ini? Aku merasa seperti sedang...

DIGENDONG!

Akh Lexia bodoh! Mampus dah aku, ini mungkin akan menjadi detik-detik terakhir sebelum aku akhirnya tinggal di jalanan, dan ditemukan lagi oleh sosok Geralt.

"Aku tak sejahat yang kau pikirkan."

Iya kan, kau seharusnya tak sejahat itu kan. Tapi kenapa kau malah bisa membaca pikiranku hei! Jangan bilang kalau kau sungguh-sungguh bisa membaca pikiranku tuan Dionysus, tolonglah...

"Aku bisa membaca pikiranmu."

Ah memang dasar si Dionysus ini. Setidaknya kau dapat berpura-pura menyangkalnya lalu berkata kalau kau tak bisa 'kan? Jika begini aku jadi tak ada pilihan lain selain pingsan karena terkejut deh.

Selamat malam ah.

=====

Haloo~

Semoga kalian suka ya kisah ini, aku akan adain triple up kuis untuk cerita ini mungkin sekitar tiga hari dari sekarang yaa...

Jadi stay tune aja, ehe :v

Terima kasih karena sudah membaca cerita ini dan jangan lupa vote commentnya ya...

Sampai jumpa!!!

Love of Dionysus [KUBACA]Where stories live. Discover now