21

26 9 0
                                    

HAPPY READING GESSS✨

Sekarang, Gritte tengah  duduk berhadapan dengan kepala sekolah SMA MAHESA bersama dengan OSIS masing-masing sekolah di kanan kirinya.

Gritte meremas tangannya karna gugup. Dafka yang notabennya duduk disamping Gritte hanya diam dengan memasang wajah datarnya.

Sesekali Gritte melirik Dafka yang tidak menyapa-nya semenjak ia memasuki ruangan kepala sekolah.

"Setelah membaca surat keputusan ini, yang bisa mengambil keputusan hanya bapak ketua yayasan," ucap Pak kepala sekolah setelah membaca surat dari pihak SMA ANGKASA.

"Ayah sudah dijalan. Sebentar lagi akan sampai." Dafka berucap dengan santai namun tersirat ketegasan.

Gritte harap-harap cemas,karna ia akan berhadapan dengan Ayah Dafka saat ia sedang berada dalam masalah seserius ini.

Setelah beberapa menit, Mahes datang bersama dengan sang istri membuat Gritte benar-benar semakin merasa canggung sekaligus takut.

"Silahkan duduk Pak,bu," ucap kepsek mempersilahkan keduanya duduk ditempat yang memang sudah disediakan.

Tidak sengaja Gritte bersitatap dengan Lia. Gritte melemparkan senyum kaku kepada Lia,namun diluar dugaannya Lia malah membalas senyumnya dengan senyum yang begitu menenangkan.

Entahlah. Tapi setelah melihat senyuman Lia yang begitu menenangkan, Gritte sedikit lega.

"Jadi begini pak Mahes, kami menerima surat keputusan dari SMA Angkasa yang ditujukan untuk sekolah kami."

"Saya sudah tahu. Saya akan memutuskan apa yang akan terjadi setelah orang suruhan saya selesai menyelidiki semuanya."

Gritte resah entah mengapa. Jay yang menyadari hal tersebut berinisiatif menenangkan Gritte dengan menggenggam tangan putih Gritte,dan hal tersebut tak luput dari penglihatan Dafka.

Dafka yang sudah tidak bisa menahan emosinya memilih untuk meninggalkan ruangan tersebut.

"Saya permisi. Sebentar lagi rapat OSIS akan dimulai, Assalamu'alaikum."

Setelah mengucapkan salam,ia berjalan keluar meninggalkan tanda tanya besar kepada Gritte dan Jay.

Gritte yang menyadari sesuatu langsung melepaskan genggaman tangan Jay.

Masalah baru lagi- keluh Gritte dengan menghembuskan nafas lelah.

Mereka yang berada didalan ruangan tersebut hanya diam menunggu telpon dari orang suruhan Mahes.

Beberapa menit kemudian,suara dering ponsel memenuhi ruangan kepala SMA Angkasa.

"Halo! Bagaimana kasusnya?" tanya Mahes kepada seorang dibalik telpon tersebut.

"......."

"Saya sudah mendunga itu. Terima kasih. Wa'alaikumussalam," ucap Mahes dengan senyum kemudian menutup sambungan telponnya.

"Jadi bagaimana Pak Mahes?" tanya kepala sekolah tersebut yang membuat Jay dan Gritte harap-harap cemas.

"Saya akan mendatangani surat kepindahan tersebut, dan Gritte akan melanjutkan sekolahnya disini."

Gritte dan Jay langsung memasang wajah berbinar,tapi ucapan Mahes berikutnya membuat Gritte terdiam,

"Tapi Gritte, kamu harus menjalani skors selama 1 minggu sebagai hukumannya."

Meskipun tidak ingin, Gritte tetap menganggu dengan senyuman yang selalu ia tunjukkan.

"Ia Pak Mahes, terima kasih banyak. Saya tidak tahu harus membalas kebaikan bapak seperti apa."

Lia dan Mahes tersenyum melihat Gritte yang menitikkan air mata bahagianya.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya Pak. Permisi, Assalamu'alaikum."

Mahes dan Lia beranjak untuk meninggalkan ruangan tersebut. Tapi, Lia berjalan mendekati Gritte dan memeluknya.

"Bunda tau kamu tidak melakukan suatu kesalahan, Bunda akan membantumu berbaikan dengan Dafka." Lia mengucapkan hal tersebut dengan bisikan, dan membuat Gritte merasa sangat senang.

"Terima kasih bun," ucap Gritte bahagia.

"Ya sudah, kami permisi."

Setelah kepergian kedua pemilik yayasan tersebut, Jay dan Gritte pun berpamitan kepada kepsek.

"Terima kasih Pak, kami permisi."

"Iyya sama-sama. Minggu depan Gritte kau sudah resmi menjadi keluarga besar SMA MAHESA." Terang Pak kepsek dan mendapatkan anggukan antusias dari Gritte.

"Kalau begitu kami permisi pak. Assalamu'alaikum." pamit Jay kepada kepala sekolah dan menyalami tangan pak kepsek di ikuti oleh Gritte.

***

Saat ini Jay dan Gritte berada diparkiran untuk pulang. Lebih tepatnya mengantar Gritte untuk pulang.

"Gri. Gue bahagia meski kita udah gak satu sekolah,tapi lo masih bisa lanjut disini," Ucap Jay dengan mata yang menatap Gritte dalam.

"Iyya Ja'. Meskipun di skors gue tetep seneng kok,seenggaknya tetep bisa lanjut."

"Maaf ya Gri. Ini terjadi karna lo kerja di club abal-abal gue. Gue janji bakal ngubah nama nya jadi cafe secepatnya." Jelas Jay dengan nada menyesal dan wajah memelas membuat Geitte tertawa.

"Kenapa ketawa sih Grit?"

"Muka lo lucu. Udah ah,ayo pulang. Gue mau tidur puas-puas."

Jay pun menaiki motornya diikuti oleh Gritte. Dan keduanya tak lepas dari pandangan mata elang yang menatap keduanya dengan tatapan yang begitu tajam.

Setelah beberapa menit melewati jalan raya yang cukup ramai, keduanya tiba dipekarangan apartemen Jay yang ditempati oleh Gritte.

"Huft, makasih ya Ja. Eh btw kayaknya seru kalau misalnya aku ke cafe kamu."

Jay menatap Gritte garang,membuat Gritte menahan tawanya.

"Kenapa sih Ja? Kan bagus. Mumpung lagi di skors."

"Gak ada. Masuk sana, dari pada aku pecat mau?" tanya Jay dengan nada mengancam membuat Gritte berdecak kesal.

"Huuu main ngancem aee lu,kek cewe." ejek Gritte dengan wajah yang begitu menyebalkan.

"Gak urus. Orang gue yang punya."

Gritte mendengus kemudian berjalan meninggalkan Jay,namun ia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Jay.

"Makasih, gak usah singgah. Byee."

Setelah mengucapkan itu, Gritte berjalan memasuki apartemen meninggalakan Jay yang masih menatap punggung kecil tersebut dengan tatapan kagum.

"Huh dasar cinta," ucapnya kepada dirinya sendiri kemudian melajukan motornya menuju ke SMA Angkasa.

Dasar alay😂

Udah ah,itu aja dulu😂

Jangan lupa voment,share. Papayyy😆

TERIMA KASIH✨
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Up lagi dong hehehe😀😊





B. E. D. A. (Revisi Setelah Tamat) -HIATUSWhere stories live. Discover now