4 || UKS

83 29 2
                                    

[Jangan lupa Vote + Comment!]
.

Hari senin adalah hari yang paling menjengkelkan bagi kebanyakan siswa. Dimana sengatan matahari menerobos membakar kulit, peluh yang membanjiri area wajah dan tubuh hingga meninggalkan jejak basah di area punggung para siswa, dan juga kaki yang terasa pegal karena Pembina upacara terlalu banyak memberi amanat.

Pak Burhan selaku Pembina upacara sekaligus kepala sekolah memberi pengumuman dalam amanat nya di hari senin bahwa SMA Harapan Bangsa akan mengadakan Perayaan hari jadi sekolah yang akan di adakan dua minggu lagi, semua organisasi di harapkan berkontribusi untuk hal ini.

Bibir Airell terangkat, ia sangat suka jika sekolah mengadakan acara sepeti ini karena dirinya selalu berkontribusi untuk kegiatan sekolah.

Beberapa menit kemudian setelah Pembina upacara mengakhiri amanatnya suara derum motor terdengar kencang dari luar sekolah membuat beberapa siswa laki laki berhamburan untuk melihat siapa pelakunya, namun segera di cegah oleh beberapa OSIS dengan mimik wajah sangarnya.

Gavin Vernogabirda dan Dimas Dirgantara adalah pelaku kekacauan itu, hari ini mereka berdua telat mengikuti upacara. Bukan Gavin namanya jika tidak membuat satu sekolah geger. Gavin terpaksa harus memberi tumpangan pada Dimas karena motor nya masih di bengkel.

"GAVIN, DIMAS BERANGKAT SEKOLAH JAM SEGINI ? MAU JADI APA KALIAN?" ucap Bu Mega selaku Guru BK yang terkenal akan kesadisannya jika menghadapi anak anak nakal.

"Jadi masa depan ibu aja, gimana?" ucap Dimas asal dengan nada menggoda, Gavin segera menyenggol bahu Dimas untuk memberi tahu ia bercanda di waktu yang salah.

"DIMAS KAMU PIKIR SAYA BERCANDA," Bu Mega mendongkak keatas dengan kedua tangan yang di lipat di dada.

"Emang ibu pikir saya bercanda?" Dimas terlihat santai walaupun sudah kena semprot beberapa kali, beralih pada Gavin, pria itu hanya diam dan tidak perduli meskipun sekarang mereka sedang menjadi tontonan beberapa guru BK.

"Kalo gitu kalian berdua datangi saya setelah upacara selesai!" titah Bu Mega. Gavin dan Dimas terlihat biasa saja, mereka sangat yakin nasibnya akan membawa mereka pergi ke ruang BK lagi, mereka sudah sering masuk BK, merasakan bagaimana dinginnya AC ruangan itu dan bagaimana sulitnya memilih alasan dari pertanyaan yang menyerangnya.

"Ke ruang BK bu?" tanya Dimas memastikan.

"Ya iya lah, emangnya kemana lagi?" Bu Mega berkaca pinggang.

"Kali aja ke KUA Bu," balas Dimas diiringi cengiran bodohnya.

Beberapa guru lain yang juga memperhatikan dua siswa terkenal nan bandel ini mencoba menahan tawanya agar tidak keluar saat lelucon itu terucap di bibir salah satu siswanya.

"Emangnya ibu cewek apaan yang mau sama kamu?" Bu Mega menatap remeh Dimas.

Gavin juga ikut menahan tawa saat Bu Mega menimpali lelucon Dimas.

"Gini-gini juga saya mah setia Bu, ya walaupun rada blangsak."

"Gak usah banyak omong kamu. Sekarang kalian ke ruangan saya cepat!" titah Bu Mega sekali lagi sebelum Bu Mega pergi ke barisan semulanya.

⬛⬜⬛

Airell dan Alana sedang berada di kamar mandi untuk mencuci muka dan merapikan riasannya.

Ceklek...

Tak lama terdengar suara pintu terbuka dari salah satu bilik kamar mandi. Mereka menatap seseorang yang baru dari kamar mandi melalui pantulan cermin dihadapan. Dalam sekejap pandangan mereka terpaku pada seorang lelaki berperawakan tegap dengan wajah yang menghadap ubin lantai.

A I R E L LDonde viven las historias. Descúbrelo ahora