12 || Tetangga Sebelah

38 18 0
                                    

Aletha sudah dibawa ke ruang tengah tempat mereka bersantai sebelumnya, tangan kanan Aletha menopang tangan kirinya yang terkena percikan minyak panas. Mereka duduk di sofa hitam yang didominasi karpet abu abu berbahan beludru yang lembut . Aletha dan Alana sempat melongo mendapati Airell yang masuk bersama Reviano, bukan hanya itu saja pakaian yang Reviano kenakan sangat membuat mereka tertegun, bayangkan saja pria tampan yang hanya menggunakan kaos oblong dengan boxer, itulah penampilan Reviano sekarang, ditambah rambut yang acak acakan dan wajah khas bangun tidur.

“Loh rell kok lo sama pian?”

“janjian ya lo pada?”.
Tanya mereka bergantian saat setelah sadar dari lamunannya, Airell hanya memutar bola mata malas, berbeda dengan Reviano yang masih setengah sadar.

“PALELU JANJIAN, orang Vian ini tetangga lo sendiri!”. Aletha sempat mengerutkan kening, Airell segera duduk di sofa.

“APA LO BILANG? TETANGGA?”. Bola mata Aletha membola.

“Lo gak tau Reviano ini tetangga lo? Tetangga macam apa lo?”. Aletha hanya menggelengkan kepala berbanding terbalik dengan Alana yang mengelus dada.

“sejak kapan?”. Reviano sedikit mendongkakkan  wajahnya dan mengucek kedua matanya, mencoba mengumpulkan nyawa, Aletha sendiri seperti lupa akan rasa sakit pada lengan kirinya.

Airell tertegun sebentar, matanya sulit sekali mengalihkan pandang dari Reviano walaupun ia hanya menatap dari ekor matanya saja. Perut kotak berjumlah enam buah terlihat samar samar dibalik kaos oblongnya. Dengan secepat kilat ia langsung mengalihkan pandangannya, menghentikan matanya untuk tidak menelaah lebih jauh postur tubuh Reviano dari balik kaos oblongnya. "Ngapain coba begituan? Badan shawn mendes lebih bagus rell, sadar ayoo wake up udah siang rell" ucap Airell dalam diam.

“sejak gua pindah sekolah”. Jawab Reviano yang sudah setengah sadar. Aletha tersedak oleh salivanya sendiri saat mendengar jawaban Reviano, itu artinya ia sudah menjadi tetangganya hampir satu bulan, tapi mengapa ia tidak tahu?, apakah dia kudet?, oh no Aletha itu selalu tau berita ter-update.

“udah lama, terus kenapa gua gak pernah liat lo?”.Airell dan Alana hanya menyimak obrolan antara Aletha dan Reviano.

“gua jarang keluar, dan gua juga baru tau tetangga baru gua itu lo”. Aletha tampak mengganggukan kepala, paham.

“tadi lo kenapa?”. Sambung Reviano, jujur saja tadi pagi saat ia masih ada dalam alam mimpi tiba tiba ia terlonjak kaget karena teriakan dari kamar sebelah, ia pikir mimpi buruk ternyata tidak karena setelah menyimak cukup lama obrolan mereka dari luar, jadi ia putuskan keluar tanpa sadar penampilannya sekarang.

“kecipratan minyak”. Ujar Aletha sembari memamerkan luka di punggung tangannya.

“Lo punya alcohol?”. Tanya Reviano, dengan tangan kanan yang mendorong Airell agar bergeser dan sedikit memberi tempat untuk ia duduk.

Mata Airell membola sempurna saat tubuh nya di dorong, tidak terlalu keras tapi mampu membuat emosinya naik, entah kenapa semenjak ada Reviano hari harinya selalu dibuat naik darah. "IH LO!" tunjuk Airell saat ia bangkit dari sofa lalu di respon oleh wajah kaget Reviano.

"Apa?".

Airell benar benar harus dibuat frustasi lagi. Reviano bertanya seolah anak kecil yang polos dan tidak tahu apa apa, sedangkan Airell disini layak orang yang harus di salahkan karena berbicara dengan nada tinggi. "LO ITU KALO MAU DUDUK IZIN DULU GITU! MAKSUD LO APA DORONG GUA?!" Airell berkaca pinggang.

"Lo lagi PMS ya?" Ucap Reviano agak hati hati.

"Mau gua lagi 'dapet' atau 'enggak', tetep aja kalo ketemu lo bawaannya darah tinggi mulu!".

A I R E L LWhere stories live. Discover now