"Sha, gue mau beli makan dulu ya," Ucap Oliver sambil melepas helm
"Iya," Sasha yang sadar bahwa ia hanya menumpang, maka ia nurut perkataan Oliver.
Sasha turun dan diikuti Oliver. Mereka berdua masuk ke dalam kedai seperti pasangan yang berbeda. Pengunjung yang kebanyakan siswi SMP langsung menoleh pada Oliver, seperti terkagum akan kehadiran pacar halu mereka. Banyak juga yang berbisik-bisik membicarakan Sasha.
"Ih, itu siapa? Adek? Kayaknya nggak deh. Pacar? Apalagi itu, nggak mungkin. Ganteng banget cowonya.."
Sasha dan Oliver tidak mendengar bisik-bisik pengunjung karena alunan musik dalam kedai lumayan keras dan enak di dengar. Sasha menikmati lagu itu, bukan suara suara cemoohan.
"Lo mau apa?" Tanya Oliver
"Ha?"
"Makanannya sayang .." Ucap Oliver lembut membuat pegawai kedai senyum senyum sendiri.
Sasha menatap mata Oliver tajam, tidak menyangka Oliver memanggilnya seperti itu ..
"Makanannya sayang kalo udah mampir nggak beli, maksutnya." Oliver terkekeh kecil mendapati respon Sasha yang menatapnya serius
"Aku nggak pesen apa-apa." Sasha malu karena sudah salah tingkah padahal Oliver memang suka bercanda.
"Lo ada alergi nggak, alergi pacaran sama gue misal?" Tanya Eldo lagi.
Pegawai kedai yang sedari tadi melihat obrolan konyol pasangan yang entah benar atau tidak mulai jengah,
"Mau pesen aja ribet." Batin pegawai tersebut.
Sasha hanya geleng-geleng saja, ia malu menatap Oliver, bahkan kepalanya juga tertunduk seperti mengheningkan cipta.
Oliver memesan beberapa makanan. Sasha dan Oliver duduk di kursi paling pojok.
"Sha? Gue boleh jadi temen deket lo nggak?" Ucapan pertama Oliver setelah mereka berdua duduk di kursi selama 5 menit.
Sasha entah seperti merasa sungkan untuk menjawab tidak, tetapi tidak ada alasan juga kalau mau menolaknya. Baginya, orang yang bisa menerima keadaannya sekarang bisa menjadi temannya.
"Boleh." Ucap Sasha
"Kapan-kapan main bareng yuk, sama Eldo, Aline, Sherly."
Sasha pikir-pikir, ia sudah lama tidak bertemu Sherly dan Aline. Terakhir kali Sasha menghubungi Aline, tapi tidak ada balasan.
"Iya." Jawab Sasha sambil tersenyum kecil.
Pesanan makanan sudah datang.
"Makan ya, ini gue sengaja beliin buat lo, gue nggak tau kesukaan lo apa. Nggak apa-apa ya?" Ucap Oliver
"Aku jadi ngerepotin kamu daritadi, maaf ya." Ucap Sasha sungkan
"It's okei, makan dulu. Ntar lagi ngobrolnya."
Diiringi alunan lagu-lagu, Oliver dan Sasha menghabiskan makanan mereka.
"Sha, lo pernah nggak sih benci sama seseorang gitu sampe buat lo nggak mau ketemu dia sama sekali?"
Sasha mendengar pertanyaan tersebut ternyata hatinya langsung teringat pada Alfi.
"Gue ada temen cewek, jadi dia tu asli cantik banget, ramah tapi nggak tau kenapa dia ada seseorang yang dia jauhin terus dia berubah gitu. Bukan berubah jadi nakal sih, cuma dia jadi tertutup gitu. Menurut gue ya, ya nggak masalah kalo berubah cuma takutnya kalo lama kelamaan masalahnya nggak diselesein, tu masalah makin panjang makin ribet dan banyak orang yang rugi. Menurut lo gimana?" Oliver menyeletuk panjang lebar dan intinya yang ia bicarakan sebenarnya adalah orang di depannya.
Sasha mendengar dengan serius apa yang ditanyakan Oliver. Ia tiba-tiba tersentuh hatinya. Ia lalu berpikir, mungkinkah selama ini kejadian-kejadian tak terduga seperti bertemu dengan Alfi di rumah Aline adalah suatu kebetulan yang tidak disengaja? Sasha berpikir apa bisa ia memaafkan Alfi?
Tapi ia menyadari bahwa memang suatu masalah jika tidak segera diselesaikan, maka akan bertambah besar. Sasha saja masih ragu untuk memecahkan masalahnya.
"Aku nggak tahu." Ucap Sasha dengan nada sendu.
"Gue mau kasih saran dia buat coba temuin temannya itu, buat diomongin baik-baik biar nggak ada salah paham lagi. Kasian banyak orang yang kena juga. Tapi nggak tau bakal diterima apa enggak saran gue, gue pengen temen gue ceria lagi, nggak tertutup gitu, kan gue jadi nggak tau keadaan dia padahal gue temennya."
Sasha tidak mau berlama-lama dalam pembicaraan seperti ini, ia ingin memikirkannya sendiri. Ia tidak bisa memberi saran apa-apa kepada Oliver.
"Dicoba aja." Jawab Sasha sekenanya.
"Boleh, yaudah makasih ya udah dengerin curhatan gue. Semoga lo juga baik-baik aja."
Mata Sasha yang semula melihat ke bawah lalu melihat senyuman manis Oliver yang tulus. Mungin Sasha perlu memikirkannya lagi nanti.
"Yaudah, pulang yuk. Keburu jam 5, gue mau ke rumah Eldo. Oiya Eldo lagi sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPU ●[END]●
Teen FictionGadis cupu yang berteman dengan gadis cantik dan fashionable. Terseret ke dalam kisah pertemanan yang rumit. Tidak sedikit teman di sekolahnya yang mencibir penampilannya. Sherly dan Aline adalah bukti persahabatan yang sebenarnya. Aline lah yang pa...