[4]

20 12 7
                                    

Gak, gak, gak! Aku gaboleh suka ama dia!!! Baka Lily Baka!!

Gagagagagagagagagagagagak!!!!!  Kenapa dengan pikiranku? Sudah berdebu? Ternoda? Sial! Apa - apaan tadi!

"kenapa kamu bengong!" Zen mendorong kepalku sampai aku terjatuh dari kasur. Menyebalkan.

"Sakit bego!" sergahku kesal.

"Lagian, bengong bae kek kepiting Ketemu sarden" Zen tertawa ringan. Tapi aku luar biasa gondok.

"ya gausah jatuhin dari kasur juga tol—"

"—shut up miss! Disini kita harus saling menghargai" Karuto tersenyum hambar. Apa - apaan sih?

"Bukan urusanmu! Lagian Zen ini yang membuatku kesal! Bukan kau. Kenapa kamu yang ribut sih!" aku berbalik badan. Malu dengan apa yang kuucapkan.

Sadar Lily! Dia itu yang menyelamatkamu! Kenapa jadi salting gini sih?!!!

Zen ngakak makin keras. Aku ingin menyumpal mulutnya. Sialan dia.

Sesuatu melewati pinggangku.

Tangan. Tangan seseorang.. 

Lalu, ada kepala di bahuku. Nafas hangatnya menyembur ke tenggukku memberikan sensasi merinding yang tidak biasa.

"orang bilang, cara menenangkan seseorang yang sedang marah adalah dengan cara memeluknya seperti ini" Karuto. Suara Karuto!! Kyaaaaaaaa..! Senang sekali!! Aaaaaa!

Tidak Lily fokus! Sial! Kenapa dadaku berdetak tidak beraturan. Uhh sadar Lily. Bego!

"Lepaskan aku!" aku memberontak sambil menyembunyikan nada getar dari suaraku.

Kyaaaaaa andai bisa lebih lama lagi TwT

Karuto tidak melepasku.

Aaaaaaaaaaaaa jangan lepaskan. Jangan lepaskannnnnnnn.

"Lepaskan bodoh! Aku sesak!" huaaaa apa - apaan alasan ini.

"aku tidak akan lepaskan sampai kamu berhenti berontak" ucapnya lembut.

Apa aku harus berenti? Ugh~ ogah.
Tapi sepertinya kami-sama tidak membiarkanku bahagia.

Suara lain terdengar. Suara cewek loli imut yang bikin pengen banget karungin trs di bunuh—plihara—peluk.

"GYAAAAAAHK—"
"KARUTO-SAN—AKRHG—"
"KARUTO-SAN ZEN-SAN!!"

Kami bertiga terkejut. Suara gaduh terdengar dari mana - mana. Bahkan ada suara laki - laki—.

Karuto bergegas keluar sambil mengisi pelurunya. Keren, itu sangat keren.

"Lily! Apa yang kamu pikirkan?! Kita harus segera keluar!" Zen keluar, membawa pedangnya sambil tergesa.

Karena alasan takut, aku mengikuti Zen dibelakangnya, sembari memegang kayu.

Aku dan Zen terkejut. Saat tiba ruang tamu, semua isinya hancur. Padahal, sebelumnya Karuto berkata tempat ini aman untuk Zombie. Ha? Apa - apaan ini? Apa ada yang sengaja membobolnya?

Entahlah, ini mengerikan. Sangat.

"Lily, cepat cari Karuto! Aku akan menghalau Zombie ini dulu! Berbahaya bagi gadis yang belum bisa bertarung sepertimu berada disin—"

"—kau pikir aku beban? Tentu saja tidak! Aku bisa bertarung!"

"ha—"

"—aku hanya perlu kayu yang lebih panjang dan runcing"

Aku melihat sekeliling, lalu aku menemukan bambu runcing. Terimakasih Author, kalo tidak saya bisa mati karena zombie—dialog apa ini? 

"LILY DIBELAKANGMU!! JANGAN BENGONG BODOH!!" Zen berteriak histeris, aku terlonjak.

Reflex, kutusuk kepala zombie itu memakai bambu runcing yang kutemukan. Lalu kupukul menggunakan kayu yang sedari tadi kubawa.

1 pukulan keras, kepala zombie itu hancur. Seluruh darahnya keluar dari tubuhnya, bahkan sampai mengenai sepatuku.

Iwww, menjijikan! Tapi bukan saatnya memikirkan sepatu. Kalo ada toko sepatu aku bisa nyolong sepatunya sebanyak mungkin, toh? Pemiliknya sudah meninggalkan tokonya. (pikiran sesad, jangan ditiru!)

"Zombie ini terlalu banyak, kita harus pergi. Akh— sial! Kamu menambah beban pekerjaanku, dasar kurcaci!"

Dia menarik tanganku, kali ini aku tidak melawan. Itu semua karena aku takut.

Zombie yang menyerang tidak seperti di film ataupun buku yang kubaca.

Jika disana diceritakan zombie adalah makhluk lambat, disini zombie itu ngesot—berlari.

"Zen-San! Ada mobil disana!" aku berteriak sembari menunjuk ke arah mobil pick up hitam dengan banyak bercak darah, tapi itu masih sangat terawat—maksudku bagus.

"Itu mobil karuto!" Zen menarik tanganku hingga aku ada di punggungnya. Aku serta yang nulis gatau gimana ceritanya bisa gitu♡

Eh ada emot lope♡

"Ze-Zen-San!" wajahku memanas, yakin bahwa pipiku merona.

"Kamu lambat bodoh! Kita harus selamat. Zombie-zombie itu dengan kecepatan seperti orang yng marathron tapi kamu lambat sekali. Sial sial sial.

Dor!!

Aku membelalak, terkejut dengan apa yang kudengar.
.
.
.
.
Tbc ♡

--------------------------------------------------

Sorry Authornya kna Challange pake emot lope aowkwowkwow ♡

So guys, jangan lupa vote comment follow sama Share yaaaa kalo mau ajasi gak maksa ni ♡

Makasih atas dukungan kalian selama ini dengan Author yang malasnya dah kek ayam ngeden ♡

Kita bakal sering update kok ♡

Jangan lupa cek akun YugiLunaa disana ada cerita drama punya pixiv♡

Ujung - ujungnya mala promot awowkowkwowk ♡

Makasih ya~ ♡

Zombie Story || Karuto × Lily Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora