Part 21

1.4K 123 11
                                    

Hinata masuk kedalam toilet dan membereskan rambutnya yang berantakan, di pantulan cermin matanya melihat bercak-bercak merah di area lehernya dan ia mengelus bercak-bercak merah itu perlahan.

"Kenapa bisa ada bercak-bercak merah di sekitar leherku? Gumam Hinata

Sakura tiba-tiba masuk kedalam toilet dan segera Hinata menutupi bercak merah di lehernya dengan rambut nya.

"Hina-chan, " Sapa Sakura

"I-iya saku-chan, " Sahut Hinata gugup

Sakura memperhatikan Hinata dari atas sampai bawah.

"A-ada apa saku-chan, mengapa menatap ku seperti itu? " Tanya nya

"Ah.. Tidak ada apa-apa Hime, " Jawab Sakura tersenyum

"Kalau begitu saya duluan saku-chan, " Hinata buru-buru keluar dari toilet

Sakura menaikan alisnya melihat sikap Hinata yang agak sedikit berbeda.
.
.
Hinata kembali ke meja kerja nya dan masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya beberapa jam yg lalu dan belum lagi Hinata di heran kan dengan bercak merah yang tercetak di leher mulusnya itu.

"Kau dari mana saja Hime, "

Hinata tersentak saat Tayuya menyenggol nya dan membuyarkan ia dari pikiran nya sendiri.

"A-aku... Aku.., " Hinata bingung untuk menjawab.

"Sudahlah Tayuya jangan ganggu Hina-chan, " Ujar Tenten

"Baiklah ten-chan, " Ucap Tayuya masam

"Oh ya hime, setelah pulang dari kantor nanti aku dan tayu-chan ingin pergi ke tempat karaoke. Hime mau ikut? " Ajak Tenten

"Go-gomene ten-chan, aku tidak bisa ikut bersama kalian.. Aku pulang saja " Tolak Hinata halus

"Baiklah.. Tidak apa-apa jika Hime tidak bisa ikut, " Ujar Tenten sedikit kecewa

Hinata menatap raut kekecewaan dari wajah sahabatnya itu, Hinata memang tidak punya pilihan lain selain menolak karna ia takut jika dirinya melakukan kebodohan di depan sahabatnya dan di depan umum.
.
.
Shion datang ke kediaman orang tua sasuke dan bertemu dengan ibu dari pria yang sebenar lagi akan menjadi miliknya itu.

"Ibu.. "

Shion langsung menemui Mikoto dan berdiri tepat di belakang wanita paruh baya itu yang tengah asik melihat tanaman di teras belakang.

"Eh.. Shion, " Sahut ibu sasuke yang kaget dengan kedatangan calon menantu.

Raut wajah shion menjadi masam dan jatuh kepelukan sang calon ibu mertua, ia menangis sejadi-jadinya di pelukan ibu sasuke.

"Ada apa sayang, kenapa menangis? " Tanya Mikoto yang kaget melihat calon menantu menangis di pelukan nya.

"Ibu, shion sudah mengajak sasu-kun untuk mencari cincin pertunangan kami tapi.. Tapi sasu-kun menolak ajakan ku hiks hiks, " Shion semakin memeluk calon ibu mertuanya itu dan meluahkan kesedihan nya.

"Keterlaluan anak itu, " Geram Mikoto

"Shion harus bagaimana ibu.. Hiks hiks, " Isak shion

"Sudah.. Sudah sayang, nanti ibu sendiri yang akan membelikan nya untuk kalian berdua jika sasu-kun sibuk. " Ujar Mikoto berusaha menenangkan shion.

"Sungguh bu.. "

"Sungguh sayang.. Ibu sendiri yang akan turun tangan dan membelikan nya jadi, jangan menangis lagi hmm. " Mikoto mengusap bulir-bulir air mata shion dan kembali memeluknya erat

shion tersenyum bahagia, karna ketakutannya akan batalnya pertunangan antara dirinya dan sasuke hilang sudah dan ia tersenyum kemenangan.
.
.
Sepulang dari kantor hinata menyempatkan diri mampir ke toko roti tempat adiknya bekerja dan pulang bersama adiknya itu.

"Tumben kakak pulang cepat hari ini,? " Tanya Hanabi

Hinata hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari Hanabi dan menggenggam erat tangan Hanabi, sesekali ia mencuri pandang ke arah Hanabi dan wajah Hinata berubah menjadi sedih kala ia teringat akan penyakit nya itu.

Tanpa sengaja mata Hanabi melirik wajah sedih kakaknya itu

"Mengapa wajah kakak jadi sedih? "

Hinata tersedar dan berusaha menghilang raut sedih dan terkekeh.

"Kakak tidak sedih hana-chan, kakak hanya rindu hal yang seperti ini, " Jawab Hinata bohong

Mereka berdua naik bus dan di sepanjang perjalanan pulang Hinata memandang sisi jalan dengan tatapan kosong.
.
.

Sasuke telah tiba di apartemen miliknya dan segera ia membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

Sasuke menikmati air yang membasahi dirinya, sekelebat wajah Hinata dan tubuh polos wanita itu terlintas di benaknya hingga membuat adik kesayangan nya berdiri sempurna.

"Shitt! Mengapa aku terus ingat tubuh polos jalang itu! " Umpat Sasuke geram

Buru-buru Sasuke membersihkan dirinya agar pikirannya tidak lari kemana-mana.

Sasuke turun kebawah dan pergi kedapur menyiapkan makan malam untuk nya, dan dengan cekatan ia memasak seperti seorang koki yang handal.

"Dulu hime sering memasak makanan ini untuk ku, " Gumam Sasuke tersenyum tanpa sadar

"Tsk! Apa yang ku katakan, sial! " Ucap Sasuke kesal pada dirinya sendiri dan mengacak rambut Raven nya.

Setelah berargumen pada dirinya sendiri, ia akhirnya melanjutkan aktifitas masaknya karna ia benar-benar sangat lapar sekarang.

Setelah selesai Sasuke duduk di kursi dan menyantap makan malamnya dengan damai.

"Hime.. Aku rindu saat-saat itu, " Gumam Sasuke lagi

Kali ini Sasuke mengatakan nya dengan sadar 100% dan ia begitu merindukan wanitanya itu saat ini.

Tobe Continued

Hai.. Hai.. Readers ^^
Arigatou readers yang sudah mampir dan membaca fanfic gaje ini..
Arigatou untuk vote dan comment kalian juga.. ^^ di chapter sebelum nya

Untuk chapter ini author mengharapkan kemurahan hati kalian meninggalkan vote dan comment..

See you di chapter berikutnya
Mangekyou_Sharingan

THE LOST LOVE Where stories live. Discover now