Lembut

2.3K 236 22
                                    

200+ readers
50+ vote
10+ komen

Ramein dong gais.




Clek!

"SITI!!!"

"Iya tuan?"

Iqbaal menatap sayup pada pembantunya ini, Ya. Semenjak (namakamu) tidak ada disini, ia memutuskan untuk mencari pekerja untuk mengurusi urusan rumah termasuk Cia, Ia barusaja pulang dari kantornya. Ia melirik pada Jam dinding yang menunjukkan pukul 8 malam.

"Cia udah makan?"

"Sudah tuan,"

"Terus sekarang dia dimana?"

Ketika Siti hendak menjawab, Cia datang segera memeluk Iqbaal. "AYAHHH!"

Iqbaal tersenyum, "Anak ayah kok belum tidur?"

Cia melepas pelukan itu, ia tersenyum pada iqbaal. "Aku lagi ngerjain PR yah, Ayah mau kan temenin Yaya?"

Iqbaal mensejajarkan tubuhnya dengan Cia, Sebelum menjawab ia tersenyum pada Cia, ia mengelus kedua pipi Cia. Wajah Cia mirip sekali dengan (Namakamu), Hanya dengan melihat wajah Cia itu bisa mengobati rasa rindunya dengan wanita itu. Ia akui ia merindukan istrinya itu, Ya!

"Maaf sayang, Ayah capek. Sebenarnya ayah mau banget, tapi ayah Capek banget hari ini, Besok-besok aja ya?" Bujuknya

Cia menunduk, nampak sedih. "Kemarin-kemarin juga Ayah bilang kayak gitu sama aku,"

Iqbaal membasahi bawah bibirnya, ia akui ia memang pernah berbicara seperti itu pada Cia. "Maaf sayang,"

"Kalau aja ada Bunda." Desis Cia menatap sendu pada Iqbaal

"Pasti bunda selalu temenin aku belajar, Kayak dulu."

Iqbaal menghela nafasnya, ia bangkit dari jongkoknya. "Kamu belajar dulu sama Bi Siti ya?"

Cia melirik pada Siti yang tersenyum padanya, "Ayo non, Bibi temani."

"I-iya bi," jawab Cia lalu ia melengos

"Cia?" Panggil iqbaal membuat Cia menghentikan langkahnya seraya menoleh kebelakang

"Gak cium pipi Ayah terus ngucapin selamat tidur untuk Ayah?"

Cia terdiam sejenak, lalu ia membalikkan tubuhnya kemudian melanjutkan langkahnya membuat iqbaal tertegun, Putrinya itu mulai menghiraukannya

"Permisi tuan,"

"Maafin ayah Cia, maafin ayah.." Lirih Iqbaal




Tok!

Tok!

Tok!

Clek!

"Nyonya (namakamu)?"

(Namakamu) tersenyum manis, ia sepertinya sudah selesai shalat. Itu dilihat dari mukena yang masih ia pakai, "Ada apa bi?"

Bi Ira tersenyum melihat betapa cantiknya (Namakamu), "Masyallah nya,"

(Namakamu) mengeryit, "Kenapa bi?"

"Nyonya cantik sekali, Bibi jadi iri. Pantes aja Tuan begitu sayang sama Nyonya," celetuk Ira

(Namakamu) terkekeh kecil, "Bibi bisa aja, Ohiya.. Bibi ada ngetuk pintu kamar saya?"

"Itu nya, Tuan menyuruh saya untuk membawa nyonya ketaman belakang,"

"Taman belakang? Ngapain ya bi?"






"Aksa?"

Aksa membalikkan tubuhnya ketika mendengar (namakamu) datang, Pria itu sudah sangat rapih dengan balutan kemeja putih polos serta celana berwarna hitam dan tak lupa gaya kesukaannya yaitu 3 kancing atas yang sengaja ia buka, itu menambah kesan tampan.

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora