Lembut

2.2K 183 58
                                    

Dimohon untuk kesadaran kalian semua sebagai readers ataupun dark readers cerita saya ya semua. :) Vomment yang banyak, kl mau tau cerita selanjutnya.








"Ssshh, kok kepala aku pusing lagi ya?"

"Mual juga,"

(Namakamu) bermonolog sesaat disaat ia sedang menyiram tanaman di teras rumah Aksa, Betul apa katanya akhir-akhir ini ia merasa pusing dan mual-mual padahal ia tidak memakan makanan sembarangan dan cukup terjaga. Hal itu jelas tanpa sepengetahuan Aksa, ia tidak ingin membuat pria itu khawatir akan kondisinya. Ini mungkin hanya masuk angin atau gejala yang biasa, tidak perlu di perbesar. Meminum teh hangat saja sudah bisa meredakan rasa pusing dan mualnya

"Mungkin kecapean," Ia kembali menyirami bunga Mawar merah potnya tergantung di hadapannya "Tapi... Aku gak pernah bantu-bantu Bi Ira atau Bi wati. Megang wajan aja gak di bolehin sama Aksa, Jadi mana mungkin kecapean."

(Namakamu) menurunkan alat penyiram itu lalu ia letakkan di meja, "Apa jangan-jangan... Ah!" Ia menggeleng cepat, mencoba untuk menyingkirkan pemikiran yang menurutnya konyol itu, "Mana mungkin lah, Nggak-nggak!"

(Namakamu) mencoba untuk berfikir positif agar tidak kemana-mana, namun otaknya ini terus mengarah kearah yang menurutnya masuk diakal juga. Dan hal ini menyangkut iqbaal, Apakah kalian semua mengerti apa sedang ia fikirkan?

Terhitung sejak ia dan iqbaal kembali berhubungan badan 1 minggu yang lalu dan... Efeknya ia rasakan sekarang-- sebenarnya dari 3 hari yang lalu. Apakah sebegitu cepatnya benih yang iqbaal keluarkan hendak atau bahkan sudah menjadi janin dalam perutnya? Astaga, jika benar adanya seperti itu (Namakamu) senang karena dengan begitu ia bisa kembali sepenuhnya dengan iqbaal dan Cia akan segera memiliki Adik! Yeay! Tapi ia jangan dulu gegabah lebih baik nanti ia akan mengeceknya untuk memastikan apakah dugaannya benar atau salah.

"Nanti deh aku check,"

Kedua kaki (namakamu) hendak melangkah masuk kedalam rumah namun terhenti karna atensinya kini teralih pada mobil box lumayan besar yang masuk kedalam pekarangan Rumah Aksa hal itu sontak membuatnya kebingungan dan tak lama dari itu mobil Aksa muncul.

"Aksa?" Ujarnya ketika Aksa menghampirinya

"Hai sayang, kamu lagi ngapain diluar seperti ini? Kenapa gak didalem aja?"

Astaga. Posesif sekali si Aksa ini. Diluar teras saja masih tetap dipermasalahkan. Memangnya (Namakamu) ini orang sakit apa?

(Namakamu) memutarkan bola matanya, ia enggan untuk menjawab pertanyaan itu. "Sa, itu kenapa mobil box dateng kesini? Kamu mau ada acara ya?"

"Oh, itu." Aksa menoleh sekilas kearah Mobil box itu yang kini beberapa pekerja-- sekitar 3 orang tengah membuka pintu mobil box yang terdapat dibelakang. "Waktu itu kan aku bilang sama kamu, Jika diakhir bulan seperti ini aku akan berdonasi yaa... walaupun sedikit."

(Namakamu) cukup terkejut atas ucapan Aksa. Ternyata ucapannya beberapa minggu yang lalu itu benar dilakukan olehnya ia fikir itu hanya omongan semata atau bahkan hanya untuk menyombongkan diri saja. Oh ya Tuhan... Maafkan (namakamu) jika ia sudah berburuk sangka pada Aksa. Maafkan lah!

"K-kamu s-sserius sa mau sedekah?"

Aksa terkekeh pelan, "Donasi (nam), Donasi."

"Y-yaa, apapun itu aku gak peduli. Terus, terus.. Kamu mau Sed-- ohiya donasi dimana? Aku boleh ikut gak? Boleh ya?" Pintanya dengan raut wajah memohon macam puppy eyes lah

"Tidak salah aku memilih orang yang suka sosial amal seperti ini," celetuk Aksa membuat (Namakamu) tersenyum lebar

"Jadi aku boleh ikut sa?"

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang