Lembut

2.1K 219 20
                                    

100+ readers
50+ vote
10+ komen

Ramein dong gais.


Iqbaal tengah berada di dalam mobil, kedua matanya tertuju tajam pada sebuah mobil yang ada didepannya, ia sedang mengikuti mobil tersebut untuk mengetahui alamat rumah sang pemilik mobil tersebut

"Sebentar lagi, aku akan tau dimana rumah anda Aksa." Senyum miringnya iqbaal terbit seperti apa katanya, sebentar lagi.

"Dengan begitu aku akan tau (namakamu) tinggal dirumah kamu apa engga,"

Kening iqbaal mengeryit tatkala melihat mobil Aksa yang menepi disebuah Mini Market membuatnya mendecak sebal, ia juga harus ikut berhenti. "Ck! Ngapain pake kesana sih? Jadi lama kan?"



"(NAMAKAMU) SAYANG!!!"

Aksa barusaja sampai dirumahnya, Ia  berdiri didepan teras sembari melirik pada paper bag yang ada di genggamannya, ia tersenyum. "Mudah-mudahan (Namakamu) suka sama apa yang aku beli,"

Aksa mendecak tipis, "Mana sih? (NAMAKAMU)!!!!"

"Iya aksa, sebentarrr!"

Aksa tersenyum kala ia mendengar balasan dari (namakamu), tak lama kemudian wanita itu muncul. "Dipanggil sayang gak nyaut, dipanggil nama aja baru nyaut!"

(Namakamu) terkekeh tipis mendengar celotehan Aksa, ia melirik pada paper bag itu. "Ada apa sa? Kamu kok gak langsung masuk?"

Aksa tersenyum manis pada (namakamu) membuat wanita itu tersenyum aneh, "Kamu kenapa sih ngelihatin aku gitu banget? Ada yang aneh ya dimuka aku?"

Aksa menggeleng cepat, "Nggak sayang, kamu--"

"Sa," Peringat (namakamu) ketika Aksa menyebutnya seperti itu

"Oke, maaf. Aku nyebut kamu sayang itu membuktikan kalau aku..." ia mendekatkan wajahnya pada (Namakamu), "Beneran sayang sama kamu," bisik Aksa dengan nada sensualnya

(Namakamu) mendorong bahu Aksa agar pria itu sedikit menjauh darinya, "Aku masuk ya sa?"

"Sebentar dulu dong, Ini.. untuk kamu," ujar Aksa sembari menyodorkan Paper bag itu

(Namakamu) menghela nafasnya, ia menatap datar pada Aksa. "Ngapain sih sa?"

Aksa mengeryit bingung, "Ngapain? Ngapain apa maksud kamu?"

(Namakamu) mendecak kecil, ia mendorong kembali paper bag itu, "Kamu ngapain ngasih aku ini segala? Aku tau niat kamu baik, Tapi please sa.. Jangan berlebihan kayak gini," Ia menatap Sendu pada Aksa.

"Kamu sudah memperbolehkan aku untuk tinggal dirumah kamu aja, ya walaupun kamu yang memaksa.. Aku tetap bersyukur, aku sangat amat berterimakasih sama kamu," (namakamu) menggenggam pergelangan tangan kiri Aksa yang terdiam, "Itu udah lebih cukup untuk aku, Dan sebaiknya kamu gausah ngasih aku apa-apa kayak gini,"

Aksa mendecak ia memutarkan bola matanya, ia melepas genggaman (Namakamu), "Tapi (nam), ini bentuk rasa sayang aku sama kamu."

(Namakamu) menggeleng pelan. "Gak seharusnya sa,"

"Kamu benar-benar gak menghargai aku," decih Aksa membuat (namakamu) menatapnya tak percaya

"Kalau aku gak tau terimakasih sama kamu gak menghargai kamu ssshhh... sama seperti apa yang kamu katakan, Aku pasti hiksss akan berusaha untuk tetap kabur dari kamu, Tapi sekarang aku ada disini, dihadapan kamu, itu artinya apa? Itu artinya aku menghargai kamu Sa! hiksss." Lirih (Namakamu) disela tangisannya

Aksa yang tadinya menatap kearah lain kini beralih menatap wanita itu, wajah (namakamu) nampak muram dan menyedihkan ia merasa bersalah dengan apa yang ia omongkan, "Maafkan aku (nam), Aku minta maaf.."

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Where stories live. Discover now