Thank You

28 6 0
                                    

Disinilah aku sekarang di kediaman asli ku. entah dari mana ia mengetahui kediaman ku ini karena aku hanya memberi tahu kediaman ku pada somi,orangtuaku,dan mertuaku tak ada orang lain yang mengetahuinya selain mereka.

Pasti lelaki pengecut ini mengorek semua informasi privasi ku di korea, dia adalah manusia yang tak pernah menghargai seseorang.
Dia menutupi semuanya dengan topeng busuk ditemani senyuman palsu yang membuatku ingin merobek mulutnya itu.

Setelah sampai dia kembali menarik lenganku kasar menyeret tanpa peduli kakiku yang rasanya ingin patah karena sebelum pergi dia memaksaku untuk memakai heels yang berukuran tinggi sekitar 7 centi, mungkin menurut kalian itu masih pendek tapi karena aku tak biasa dalam memakai heels jadi jalan ku masih sempoyongan.

Pandangan mata tajam dan mengintimidasi itu seolah menusuk ku, jujur saat ini aku sungguh ketakutan tapi aku membuat mata ku seolah menantang dan memberitahu bahwa 'aku tak takut padamu'.

Inilah kepribadian yang Jackson tunjukkan selama aku bersamanya yang sangat bertolak belakang ketika bersama orang tua ku.

Bertopeng, Jackson.

Dia tersenyum merekah dengan mata yang terbentuk seperti 2 bulan sabit, tapi lihat sekarang, aku tak tau apa yang sedang dia pikirkan. Tatapannya menyorot tubuhku dari atas sampai bawah layaknya seperti melihat kotoran.

"Kau hanya wanita miskin yang sekarang menjadi lebih kaya hanya karena aku membantu orangtuamu, tapi kau tidak menghargainya. Dasar tak tau diri"

Aku mencoba menahan untuk tidak terpancing dengan lelaki gila ini, jika aku semakin melawannya ia tak akan pergi dan semakin melilitku dengan kata² tidak senonoh dan tajam yang keluar dari mulut sialan itu.

"Aku tak pernah memintamu untuk membantu orang tua ku, kau sendiri yang memohon membantu orang tuaku supaya mereka merasa hutang Budi padamu, dan merelakan anaknya pada lelaki brengsek seperti mu, cih. "
Aku berdecih ke tanah dengan tatapan jijik melihatnya.

Tapi setelah itu aku rasa aku telah membangunkan singa yang tertidur. ya, tatapan ditambah dada yang naik turun dengan nafas menggebu - Geni tengah menyapa ku kini.

'Selamat Vivi, kau telah memancingnya'
Aku menjadi panik.

Plak...

"Dasar jalang tak tahu diri"

Refleks aku menatapnya. Mataku berkedip terkejut dengan cepat sampai tak sadar bulir air keluar dengan sendirinya dari kelopak mataku akibat tamparan keras dari lelaki gila ini.

Oh Tuhan bantu aku, dia mengataiku seorang jalang? Sekotor itukah aku dimatanya?
Tapi kenapa dia menginginkanku kalau tak suka?

"Kau.., kau membuatku sangat marah Vivi!!!"

Dia meneriaki di depan wajahku dengan keras, itu membuatku semakin terisak kuat.

"DIAM!!!, TUTUP MULUTMU!"

Aku sengaja menggigit bibir bawah ku untuk menahan suara tangisan ku.

"Dasar wanita keras kepala, aku akan kembali lagi, dan awas jika kau membuatku kembali meledak aku tak segan - segan akan menyiksamu, kau dengar itu?!."

Kemudian dia pergi tanpa merasa bersalah dan bertanggung jawab karena membuatku seperti ini.

Aku tak tahu menjelaskan bagaimana keadaanku saat ini, aku rasa pipi,tangan, dan pergelangan kaki ku berdenyut kencang dan tampak memerah dan yang lebih membuatku meringis ternyata sudut bibir ku sudah mengeluarkan darah saat aku menyentuh nya.

Brummm...

Ya benar, itu adalah suara mobil mewah yang sempat kutumpangi tadi, dia pergi dengan membawa mobil mewahnya secara kenjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINE💜 {KTH}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang