7

4.7K 466 2
                                    

Naruto adalah milik Masashi Kishimoto
Saya hanya meminjam tokohnya saja.
.
.
.
.
.
.
🌟
.
.
.
.
.
.

Happy Reading🌟

....


Haruskah aku menyesal telah kembali?

Aku bahagia ketika kembali tapi mereka yang berada didekatku tidak merasakan hal yang sama. Aku hanya menambah beban pikiran mereka dan membuat mereka menderita secara perlahan.

Harusnya aku pergi saja, memulai dan mengakhirinya sendiri. Aku hanya menyusahkan sangat menyusahkan. Apakah manusia seperti diriku layak untuk bersama mereka?

Didepan mataku para sahabat yang dulunya jarang menaggis bahkan tak pernah terlihat olehnya mereka terpuruk seperti ini hanya karena satu alasan yaitu dirinya.

Sakura menemui kedua sahabatnya ketika Sasuke memberitahukan tentang kondisi mereka. Dan yah sekarang mereka berada di sebuah caffè yang sepi untuk mendukung keadaan sekarang.

Ino dan Hinata telah mengetahui semuanya, mereka bahkan tak berhenti menaggis ketika menatap matanya. Ini salahnya karena kembali.

Ino masih menundukkan kepalanya tidak berani menatap kearahnya dan menaggis dalam sedangkan Hinata menatap kearah lain dan menaggis juga. Sakura tidak menaggis ia tidak ingin mereka melihatnya semankin lemah.

"Harusnya aku tidak kembali" Kata itu terlontar dengan sendirinya dari bibir mungil Sakura, kata yang selama ini ia simpan baik-baik di hatinya.

Ino menatapnya sejenak ingin berkomentar tapi Hinata lebih dulu berbicara.

"Apa maksudmu? Kami senang kau kembali akan semankin buruk jika kau tidak pernah kembali hingga fikiran buruk tentangmu tidak akan pernah hilang" Sakura mengerti atas ucapan Hinata barusan.

"Hinata benar Sakura. Kami sedih bukan karenamu tapi karena kami tidak pantas disebut teman olehmu, bahkan kami sempat menuduh dan menjauhimu" Ino menatap kearah mata hijau itu, seolah menunjukkan bahwa ia berkata dengan jujur.

"Lihat kalian menaggis sekarang karena satu hal yaitu memikirkan diriku. Apa kalian terlihat bahagia? Bahkan saat menatapku mata kalian akan menaggis, apa itu yang disebut bahagia?" Ino dan Hinata tak mampu menjawab, karena ucapan Sakura benar adanya. Mereka bahagia namun kesedihan tetap saja ada.

"Waktu hanya dua bulan lagi, aku mohon bersikaplah seperti biasanya seolah kalian tidak tahu apapun. Buatlah akhirnya yang bahagia untuk kita" Sakura tersenyum sambil memegang kedua tangan kedua sahabatnya.

Ino membalas pegangan Sakura pada punggung tangannya sangat erat menyakinkan dirinya untuk bahagia bagaimanapun Sakura benar jika mereka terlalu larut dalam kesedihan itu akan membuat akhir yang menyedihkan hingga penyesalan yang tak akan hilang selamanya.

Hinata masih enggan untuk menyetujui permintaan Sakura, hatinya sudah merasa bersalah apalagi untuk berpura-pura bahwa tidak terjadi apapun menyembunyikan sebuah fakta. Namun, tatapan Ino yang menyakinkannya bahwa mereka juga harus terlihat kuat dihadapan Sakura, hal ini mungkin dapat memperburuk keadaan Sakura karena memikirkan mereka. Dengan berat hati Hinata menangguk dan tersenyum paksa menyakinkan dirinya untuk tidak membuat penyesalan untuk kedua kalinya.

"Semangat" Ucap Ino sambil terkekeh membuat kedua sahabatnya tersenyum.

'Baiklah mari kita bahagia' Batin mereka.

....

Sasuke dari tadi hanya berjalan mundar-mandir memikirkan sebuah hal yang pikir Sakura adalah hal yang sangat penting.

Pasalnya Sasuke tidak berhenti dari tadi dan terlihat seperti cacing kepanasan.

Sasuke sesekali menatap kearah Sakura yang sibuk menyusun baju kedalam lemari pakaian mereka. Ia merogoh kantongnya yang terdapat sebuah kotak kaca berwarana putih jernih. Ia ingin memberikannya pada Sakura namun, ia takut Sakura tidak menyukainya menginggat mereka telah lama berpisah tentu diwaktu itu ada yang akan berubah.

Ia kembali menatap Sakura menyakinkan dirinya. Namun saat Sakura membalas menatapnya entah kenapa keberaniannya menciut. Hanya dengan Sakuralah ia menjadi gugup tidak jelas seperti ini.

"Ada apa?" Suara lembut Sakura adalah hal yang paling ia sukai.

Sakura berjalan mendekat kearahnya membuat ia meneguk ludah untuk menutupi kegugupannya saat ini. Bahkan telah bersama Sakura dengan waktu yang cukup lama tidak membuatnya kehilangan kegugupan saat harus dihadapkan dengan wanita ini.

Dengan keberanian yang tersisa Sasuke membuka mulutnya seraya menunjukkan kotak yang menjadi beban pikirannya sedari tadi.

"Ah ini" Sasuke menyerahkan kotak itu kepada Sakura agar wanita itu membukanya.

"Untukku?" Sasuke menagangguk.

Sakura membuka kotak itu secara perlahan dan terlihat sebuah gelang kaca berwarna biru langit dengan beberapa mutiara berwarna pink. Cantik satu kata untuk mendeskripsikan gelang itu.

Sakura tersenyum, senyum yang membuat Sasuke semankin tergila-gila dengan pesonanya.

Sasuke mengambilkan gelang itu dan memasangkannya dengan lembut ditangan putih Sakura.

"Terima kasih Sasuke-kun" Sakura berucap girang sambil memeluk tubuh Sasuke yang kaku akan pelukannya, karena sudah lama mereka tidak pernah melakukan kontak fisik.

Sasuke berdehem menghilangkan sedikit rasa gugup yang membuatnya kaku dalam pelukan Sakura, namun perlahan ia membalas pelukan itu.

"Aku mencintaimu" Sebuah kata yang mereka ucapkan secara bersamaan. Membuat keduanya semankin mengeratkan pelukan mereka.

"Aku mencinaimu Sakura"

"Aku juga mencintaimu Sasuke-kun"

Tbc
.
.
.
.
.

"Jangan lupa bersyukur, selalu tebarkan kebaikan"
.
.
.
.
.

Vote🌟

Maaf sedikit🙏

Hey Mama! Selesai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang