🍇 Prolog

9K 515 14
                                    

Ini tentang mereka yang menyerah satu sama lain, padahal saling membutuhkan.

Saling menghindar, padahal karena ada penghalang.

Lalu saat perasaan berkata pada keduanya bahwa "dia yang kamu tinggalkan sangat berarti" dan perjuangan pun ingin mereka mulai kembali ... sayangnya siapapun tak tahu apakah waktu akan memberi mereka kesempatan lagi.

***

"Gastritis kronis yang dialami Kinta semakin parah. Lapisan lambungnya terus saja terkikis dan malah mengakibatkan perforasi gaster, dimana terdapat lubang di dindingnya hingga mengalami kebocoran."

Samar-samar Kinta mendengar suara dokter saat menjelaskan hal tersebut kepada orangtuanya. Mencoba tak peduli, gadis yang tengah terbaring itu kemudian memejamkan mata dengan kuat seraya menahan sakit yang terasa di perutnya.

"SEMUA TERJADI KARENA KAMU TIDAK PERNAH MENJADI WANITA YANG BECUS!" bentak Alan--ayahnya Kinta.

"Mas pikir Mas udah jadi suami yang baik? MAS SUDAH BECUS? HAH?!" balas Lena sambil menatap suaminya dengan lekat.

Lalu sebuah tamparan mendarat di pipi Lena. Kinta yang bahkan tidak melihat ke arah mereka pun tahu apa yang sedang terjadi saking kerasnya tamparan itu. "Bunda, Ayah, cukup!" mohonnya sebelum benar-benar mengeluarkan air mata yang mengalir begitu saja menuruni pelipisnya.

Kinta tak mengerti kenapa dua orang dewasa itu seolah tidak sadar tempat jika ingin bertengkar. Mereka sedang di kamar rawat inap, dan ada orang lain yang menyaksikan. Apa keduanya tak punya malu?

"Sebaiknya Bapak dan Ibu keluar, kami akan melakukan penanganan lebih lanjut pada Kinta."

Kinta menghela napas berat. Di saat seperti ini biasanya Erkan selalu ada dan menjadi penguatnya. Namun sekarang, semua hanya mimpi jikalau Kinta berharap lelaki itu menemaninya di sini.

Kinta bener-bener butuh Erkan ....

***

Seorang lelaki berdiri di tepi tebing. Sesaat ia melihat indahnya matahari terbenam yang ada di ujung lautan. Lalu matanya pun terpejam untuk menikmati terpaan angin beserta suara ombak yang menabrak batu karang.

Damai, senja ini terasa sangat damai. Dan saking damainya, laki-laki itu jadi disadarkan bahwa di sana ia sendirian dan hanya ditemani oleh jiwanya yang hampa.

Kemudian satu langkah maju yang ia lakukan langsung membuat semuanya berubah. Ia melayang dan ikut bergerak bersama angin, menuruti tarikan gravitasi bumi yang semakin lama semakin kuat. Hingga pada akhirnya, tubuh lelaki itu mendarat di atas air.

Namun, birunya laut seketika berpadu dengan merah. Dan Erkan bukan tidak tahu di sana terdapat bebatuan karena air pun tengah surut.

Gue bener-bener telat ya, Kin? Maaf ....

***

"Berkat lo, dunia gue berubah jadi lebih cerah. Hal yang paling gak gue percaya dan hal yang paling mengganggu, keduanya malah jadi hal yang gue harap gak pernah pergi."

"Kalaupun Kinta pergi, Erkan masih punya salah satunya," ucap gadis itu sembari tersenyum. "Cinta."

Erkan langsung menggeleng dan merengkuh tubuh Kinta dengan erat. "Ngga Kin, gue mau dua-duanya."

Lalu Kinta membalas pelukan itu sambil meneteskan air mata.

🍇🍇🍇———————🍇🍇🍇

Hallo, Semuaaa!
Selamat datang di Blackcurrant! 🙌

Tahan dulu nyeseknya, karena kita bakal nyaksiin keuwuan Erkan-Kinta di part-part selanjutnya mulai dari awal mereka kenal.

Btw, scene di prolog ini acak banget dari part aslinya nanti. Cuma, pengen aja aku urutinnya kayak gini. Anggep aja kayak trailer film, karna cuma cuplikan random yang bisa jadi berhubungan satu sama lain atau mungkin ngga :))

Oke, udah segitu aja ngomongnya.

Jangan lupa vomment ya!
Makasihhh 💕

Cek juga Ig biruvanila buat liat cast Blackcurrant 🥰

(Aku sempet bilang di work Pear buat baca deskripsi ceritanya dulu sebelum ke prolog ini, tapi aku ulang deh buat pembaca yang baru ke sini. Baca desk-nya dulu ya guys, takut aja gitu ada kalimat yang bikin kalian gak mudeng hehee)

🍇🍇🍇———————🍇🍇🍇

🍇🍇🍇———————🍇🍇🍇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Erkano Alatas

Blackcurrant ✔Where stories live. Discover now