🍇 4

2.1K 232 14
                                    

——————

“Aku sedang berusaha mencerna rasa, dengan ditemani bingung yang menjelma menjadi teman paling setia.”

——————

Kinta tak henti memperhatikan pemandangan di luar jendela kelas. Sesekali ia menghembuskan napas jengah karena tak kunjung menemukan Erkan yang lewat.

Lalu Adel tiba-tiba berlari di luar sana. Saat Kinta mengecek jam, satu menit lagi bel memang akan berbunyi, dan pasti dari gerbang piket pun murid-murid sudah disuruh cepat masuk.

Adel sampai dengan napas yang terengah-engah. Kemudian ia langsung menyimpan tas di bangkunya yang tepat berada di sebelah tembok.

"Adel ketemu Erkan gak?" tanya Kinta yang masih duduk, belum memberi jalan untuk Adel agar bisa lewat ke bangkunya.

"Nggak. Lo udah ke kelasnya?" ucap Adel cepat sambil jalan di tempat.

"Udah, tapi Erkannya gak ada."

"Coba chat sana, Ta." Adel menyarankan sambil loncat-loncat tak jelas.

***

"Seragam kamu mana Erkan?" tanya Pak Boi yang kebagian tugas menjaga gerbang piket. Wajahnya brewokan, kumisnya tebal, dan ia memakai kacamata persegi panjang. Seperti biasa, yang ia lakukan jika ada di tempat ini adalah mendata siapa saja murid yang telat juga berpakaian tak sesuai aturan. Dan Erkan memenuhi kriteria dari dua pelanggaran itu. Sudah tak aneh. Lagipula cowok itu hanya perlu menyiapkan diri untuk melakukan olahraga pagi sebagai hukumannya.

"Ada, Pak," jawab Erkan.

"Ya kenapa gak dipake?"

"Gak ada, Pak."

Pak Boi mengerutkan kening, rautnya sudah berubah menjadi kesal. "Gimana sih. Jadi ada atau gak ada?"

"Seragam saya ada, cuma ga ada di saya. Makanya saya harus masuk dulu, buat ngambil itu di temen."

"Suruh temannya aja yang ke sini," titah Pak Boi.

Ponsel hitam dikeluarkan dari saku celana Erkan, lelaki itu segera beralih ke grup angkatan untuk mencari kontak Kinta. Awas saja jika gadis itu memakai nama aneh-aneh sampai Erkan tidak bisa menemukannya.

Bagus, Erkan langsung menemukan nama 'Kinta' di sekitar kontak berawalan K. Ia pun menyentuhnya dan mulai mengetik pesan.

K grbng pkt, bwn srgm.
Cptn!

***

Kinta tidak menemukan kontak Erkan, tapi tiba-tiba ada yang mengiriminya pesan dengan Display Name yang kosong.

"Siapa Ta?" tanya Adel sembari melakukan shuffle dance.

"Ga-gatau. Kinta disuruh bawain seragam ke gerbang piket."

"Nah, Erkan kali itu!"

"Bisa jadi. Del, temenin Kinta ...," mohon gadis itu.

Adel langsung menggeleng. Ia tak mampu lagi menahan sesuatu yang meminta keluar. "Sumpah Ta, gue kebelet. Gue ke toilet dulu ya! Bye!!!" Belum mendapat jawaban, Adel sudah pergi begitu saja.

Dan tiba-tiba ponsel Kinta berbunyi karena seseorang meneleponnya. Namun, dengan segera gadis itu me-reject.

Kinta meraih totebag berisi seragam Erkan, lalu pergi selagi guru yang mengajar belum kemari.

Blackcurrant ✔Where stories live. Discover now