14

58 10 5
                                    

Tuhan telah mengirimkan
seseorang untukmu lagi,
sudah sepantasnya
untuk melangkah lebih jauh lagi,
untuk melupakan orang serta kenangannya di masa lalu,
semua itu semata-mata demi kebaikanmu, untuk membuatmu lebih menghargai pasanganmu sekarang dan
memberikan perasaanmu
dengan seutuhnya.

***

Aku bersandar di rak buku paling pojok di perpustakaan, menunggu Gea dan Petra yang masih sibuk mencari buku, entah buku apa.

Sepertinya ada yang salah dengan mereka hari ini.

Sejak bel istirahat berbunyi mereka dengan sangat antusias menarik-narik tanganku dengan Juna untuk menuju perpustakaan.

"Kalian cari apa sih? biar gue bantu dan cepet selesai, gue laper pengen ke kantin."

"Bentar lagi ketemu, diem aja Khay." ucap Gea dengan masih sibuk mencari buku.

"Cari apaan mereka?" tanya Juna yang menghampiriku setelah duduk di kursi.

Aku menaikkan kedua bahuku.

"Nah ketemu." ucap Petra dengan mengangkat kedua buku bersampul orange dan coklat.

Aku menganga saat membaca judul kedua buku yang dipegang Petra.

Cara cepat move  on.

Tips ampuh melupakan mantan.

"Nah sipp, yuk ke kantin."

"Didata dulu woy bukunya." ucap Petra.

"Pake kartu lo, gue lupa nggak bawa kartu, gue sama Khayla duluan ke kantin, kalian mau makan apa?" ucap Gea.

"Mie ayam, es jeruk." ucap Petra dengan semangat.

"Samain." ucap Juna dengan suara khasnya yang dingin.

Aku menggelengkan kepalaku, tak habis pikir dengan mereka berdua.

Gea menarik tanganku untuk menuju kantin.

Kantin cukup senggang, aku berjalan menuju meja kosong di paling pojok dekat jendela.

"Petra sama Juna belum ke sini?" tanya Gea sambil menaruh beberapa makanan di atas meja.

"Belum."

"Cuma bentar aja udah nyariin." ucap Petra sambil tertawa dan duduk di sebelah Gea.

"Idiih, pd." ucap Gea.

Aku melahap mie ayamku sampai habis tanpa memperdulikan Petra dan Gea yang masih adu mulut.

Aku menatap dua buku yang berada di dekat Petra.

"Kalian ngapain sih pinjem buku gituan, kalian butuh cara buat move on dari mantan?" tanyaku.

"Enggak lah." ucap Petra dengan mulutnya yang masih penuh dengan mie ayam.

"Buat lo, baca nih." Gea memberikan kedua buku tersebut kepadaku.

"Gueqq?" aku mengerutkan keningku bingung.

"Biar lo cepet move on dari Raka." ucap Petra.

"Astagaa, nggak habis pikir sama kalian berdua." ucapku.

"Gue yakin, setelah lo baca buku itu, lo bakalan seratus persen move on dari Raka, walaupun lo ketemu ataupun liat Raka lo bakalan bener-bener ngerasa udah biasa aja sama dia, seakan-akan lo dan dia nggak pernah ada apa-apa. Percaya deh." ucap Gea.

"Baca tuh." ucap Juna.

Aku mencebikkan bibirku.

"Nggak usah gitu."

"Iya iya." ucapku.

"Kita tuh mau yang terbaik buat lo Khay, gue tau rasanya nggak bisa move on itu gimana, sakit banget, kebayang-bayang terus. Kita ngelakuin itu juga kasian sama Sean, Sean sepenuhnya cinta dan sayang sama lo, tapi hati lo masih belum sepenuhnya buat dia." ucap Gea.

"Thanks ya." aku tersenyum.

"Terimakasihnya traktir di resto Jepang yang kemaren dong Khay." ucap Petra.

"Traktir terus." ucapku.

"Enak tauk." Petra tertawa.

"Yuk ke kelas, bentar lagi bel." Gea bangkit dari duduknya.

Aku bangkit dari dudukku dan berjalan bersisian dengan Juna di belakang Gea dan Petra.

"Semangat move on." bisik Juna.

Aku menghembuskan nafasku pelan.

***

"Baca yang bener bukunya, biar bisa cepet move on." ucap Gea di seberang sana.

"Ini juga lagi dibaca." ucapku.

"Ge, gue ngerasa aneh sama perasaan gue."

"Maksud lo?"

"Lo tau kan gue udah putus lama sama Raka dan perasaan gue bisa dibilang masih ada buat Raka sampai sekarang walaupun gue pernah buka hati buat Juna dan sekarang udah sama Sean."

"Terus?"

"Lo juga tau kan perasaan gue ke Juna kayak gimana saat gue belum sama Sean, tapi setelah gue sama Sean gue bener-bener udah nggak ada rasa sekalipun sama Juna. Aneh kan?"

"Gue paham maksud lo, menurut gue perasaan lo ke Raka dulu itu beda banget sama perasaan lo ke Juna. Lo bener-bener tulus dan pernah pacaran sama Raka cukup lama sedangkan lo sama Juna? lo nggak diberi kepastian, lo nggak pernah bener-bener menjalin cinta sama Juna seperti lo dulu sama Raka. Dari situ bisa dilihat kan, alasan kenapa perasaan lo nggak bisa terlepas secara langsung dari Raka sedangkan dari Juna cepet banget, karena perasaan lo lebih berpihak secara lama sama Raka."

Aku mencerna ucapan Gea.

"Lo paham kan?"

"Paham Ge."

"Tapi lo beneran udah ngelupain perasaan lo ke Juna kan?"

"Iya udah, semenjak gue dideketin Sean waktu itu gue udah bener-bener niat buat ngelupain perasaan gue ke Juna dan buka hati buat Sean."

"Bagus deh, gue liat Juna juga nggak ada bedanya saat lo belum punya pacar dan udah punya pacar, dia kayak nggak tersakiti tuh."

"Tau sendiri kan kalau Juna aneh."

"Iya juga sih."

"Bentar lagi lo juga bakalan ngelupain perasaan lo ke Raka dan perasaan lo seutuhnya cuma buat Sean." Gea tertawa pelan.

"Udah deh, gue dipanggil mama, inget baca terus bukunya."

"Iya iya."

Gea mematikan sambungan telponnya.

Aku mencoba memahami tips untuk move on. Aku harus secepatnya melupakan perasaanku ke Raka seperti aku melupakan perasaanku ke Juna, aku harus bisa benar-benar lupa dengan Raka, agar aku tidak lagi kabur saat bertemu Raka hanya agar tidak teringat dengan kenangan masa lalu, aku akan bertemu dengan Raka layaknya aku dan Raka tidak pernah ada apa-apa. Dan satu lagi, agar perasaanku seutuhnya hanya untuk Sean.

***

Happy reading ❤

Kalau kalian suka bisa vote.
Dan kalau kalian ada kritik atau saran atau apapun itu yang mau kalian ungkapin bisa komen.

Baca juga cerita aku yang judulnya "everything"

See you next part

8 Agustus 2020

Patah (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang