30. Berburu Kuliner

5.1K 239 11
                                    

"Halwatuzahra Iva Kayla, 11 IPA 1 dimohon untuk segera datang ke kantor sekarang"

"Zahra nama lo dipanggil tuh" ujar Febby sambil menyenggol bahu Zahra.

Zahra menghembuskan nafasnya kasar dan membanting pulpennya diatas buku. Dengan perasaan yang berat, ia terpaksa harus menghentikan acara menyalin tulisan Pak Wanda dipapan. Selain suka membaca, Zahra juga suka dalam bidang menulis. Gadis itu bahkan memiliki mimpi menjadi seorang penulis terkenal nantinya.

"Pak saya izin dulu mau ke kantor" ujar Zahra.

Pak Wanda menghentikan acara menulisnya dipapan lalu menatap Zahra, "Ngapain ke kantor? Ooo jangan jangan kamu mau bolos ya?" tuduh Pak Wanda.

"Nasib gue punya guru yang bolotnya minta ampun" cibir Zahra pelan.

"Apa apa? Tadi kamu ngomong apa? Coba ulangin lagi?" tanya Pak Wanda sambil mendekatkan telinganya.

Zahra merasa geram dan kedua tangannya mengepal. Ia menghentakkan kakinya ke atas lantai, "PAK WANDA BOLOT PLUS BUDEK TAU NGGAK. BAPAK NGGAK DENGER SUARA KEPSEK TADI MANGGIL NAMA SAYA LEWAT TOA HAH?" teriak Zahra lalu pergi meninggalkan kelas.

"NGGAK USAH BALIK SEKALIAN KAMU. KURANG AJAR KAMU JADI BOCAH YA ZAHRA" teriak Pak Wanda kesal.

••••

Akhirnya setelah mengeluarkan tenaga untuk berjalan, Zahra sudah tiba di kantor. Sehabis mengucap salam dan permisi untuk embel embel murid teladan, Zahra langsung dipersilahkan duduk berhadapan dengan Pak Robert dan Bu Maryani.

Pak Robert adalah salah satu guru kesenian di SMA Saturnus. Sedangkan Bu Maryani adalah kepsek disekolah itu.

"Ada apa ya? Kok bapak sama ibu manggil saya?" tanya Zahra.

"Begini Zahra. Sekolah kita sebentar lagi akan mengikuti ajang lomba pencarian bakat antar SMA. Dan bakatnya ini macam macam. Dari informasi yang ibu denger, katanya kamu bisa nyanyi? Iya kan? Kamu juga pernah juara 2 lomba nyanyi waktu kamu masih SMP. Jadi, ibu sama bapak akan menjadikan kamu wakil dari SMA Saturnus untuk mengikuti perlombaan itu" jelas Bu Maryani.

Zahra meneguk ludahnya kasar. Darimana guru guru sialan ini tau tentang bakat terpendam Zahra? Memang dulu Zahra pernah menang lomba menyanyi dan mendapat sertifikat serta mendali. Zahra mengikutinya pun juga karena paksaan dari maminya.

"Nggak bu nggak. Saya nggak bisa nyanyi bu beneran. Saya bisanya cuma ngebacot sama ngomentarin hidup orang" jujur Zahra.

"Zahra kamu nggak udah ngelak deh. Bapak dan ibu sudah tau kalo kamu berbakat. Orang tua kamu sendiri yang memberitahu kami. Bahkan mereka juga memperlihatkan foto sertifikat dan mendali yang telah kamu dapatkan" jawab Pak Robert.

Terbukti sudah. Ternyata ini ulah mulut lemes Hanna dan Haris. Kedua pengantin awet tua itu telah membuat Zahra frustasi. Zahra memang suka menyanyi. Tapi ia hanya menjadikannya sebagai hobi. Zahra sama sekali tidak tertarik mengikuti perlombaan seperti itu.

"Pak Robert yang ganteng, Bu Maryani yang cantiknya melintasi cakrawala. Zahra bener bener minta maaf sedalam dalamnya. Saya nggak bisa ikut lomba itu. Mendingan, cari murid yang lain aja deh pak bu. Lagian nih ya, SMA Saturnus kan terkenal banget di Jakarta. Kalo Zahra kalah kan nanti bakal malu maluin nama sekolah" tolak Zahra.

"Ya nggak apa apa. Kalah dan menang itu hal yang biasa dalam pertandingan. Yang penting sekarang kamu bersedia udah gitu aja" ucap Pak Robert.

RE-ZAHRA : After MarriedWhere stories live. Discover now