50. Menunggu

3.3K 167 2
                                    

Zahra sedang duduk termenung sambil memeluk kedua lututnya diatas sofa ruang tamu. Niat gadis itu tadi ingin menonton kartun kesayangannya. Tv-nya memang menyala, tapi Zahra malah tidak menontonnya.

Malam ini, pukul 21.18 Reza tak kunjung pulang. Setelah percakapan singkatnya tadi siang, Zahra kembali menghubungi Reza saat dia telah pulang sekolah. Tetapi panggilannya tidak diangkat lagi seperti kejadian sebelumnya. Zahra rasa sikap Reza mulai berubah.

Pria itu tidak biasanya mengabaikan panggilan dari Zahra. Bahkan sesingkat apapun pesan pun tidak pernah terabaikan oleh Reza. Tapi sekarang keadaan malah berbalik. Reza seperti menghindar dari Zahra, menurutnya. Jika ada masalah, dia pasti akan bercerita. Namun sekarang pria itu malah diam tak bersuara.

Saat ini, seorang gadis SMA dengan piyama tidur polos berwarna navy sedang menunggu kepulangan suaminya. Di ruang tamu itu sepi. Hanya ada suara televisi yang masih menyala. Sebenarnya Zahra takut berada dirumah sendirian, apalagi waktu malam hari. Tapi berhubung pikiran Zahra sedang kacau, rasa takutnya tiba tiba hilang.

"Reza kenapa sih sebenernya? Kok gue ngerasa dia kayak nyembunyiin sesuatu dari gue. Buktinya, pas gue telfon tadi nggak diangkat angkat. Padahal kan nyambung. Gue chat juga nggak dibales" gumam Zahra.

"Jadi dokter emang sesibuk itu ya? Sampe ngga ada waktu buat ngubungin istri" sambungnya.

Zahra menghembuskan nafasnya perlahan. Hari sudah semakin larut dan Reza belum pulang juga dari rumah sakit. Dia lalu meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. Jika ditelfon tidak diangkat, mungkin kalau Zahra mengirim pesan lagi akan dibalas oleh Reza.

Anda
Reza. Kamu masih ada pasien? Kok belum pulang?

Kamu marah ya sama aku?

Aku tadi siang nggak marah sama kamu. Kamu jangan ngambek gitu dong

Kamu lagi sibuk ya?

Reza

Semua pesan yang Zahra kirimkan itu centang satu, menandakan bahwa Reza tidak mengaktifkan data selulernya. Zahra mendengus pelan. Gadis itu tak berhenti dan tak menyerah. Tanpa basa basi, Zahra mengetik sebuah nama dan langsung menghubunginya.

"Halo? Ada apa? Perasaan gue nggak punya utang deh sama lo" ujar Farel diseberang sana.

"Lo masih dirumah sakit?"

"Ya nggak lah. Ngapain juga gue dirumah sakit malem malem kayak gini? Lagian kan pasien gue juga nggak begitu banyak"

"Kalo lo udah pulang, berarti Reza juga udah pulang dong?"

"Eeeemmm, Rrrr... Reza ituuu.... Dd.. Dia masih ada pasien dirumah sakit. Kayaknya dia lembur deh malem ini"

"Lo bisa nggak nganterin gue buat ke rumah sakit? Gue mau ketemu sama Reza"

"Jangan jangan. Aduhh, bocil kayak lo nggak baik keluar malem malem. Ntar masuk angin, bahaya"

"Tapi gue khawatir sama Reza. Kalo dia lembur pasti bilang dulu sama gue. Terus kenapa sekarang dia diem aja?"

"Lo jangan su'udzon sama suami sendiri. Ntar dosa kualat lo"

"Yaaa... gimana. Bukannya gue su'udzon"

RE-ZAHRA : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang