43. Bandung

3.6K 188 2
                                    

Zahra dan Reza keluar dari toilet dan berjalan beriringan untuk kembali ke kursi tunggu. Ternyata disana sudah ada Bu Maryani dan Pak Robert. Mereka terlihat kebingungan mencari kebedaraan Zahra. Karena memang tasnya disana sedangkan orangnya tidak ada.

"Misi pak bu" ujar Zahra.

Kedua guru itu menoleh dan bangun dari duduknya, "Zahra ya ampunnn. Kamu dari mana aja? Ibu pikir kamu tuh ilang tau nggak" panik Bu Maryani.

"Zahra tadi abis dari toilet bu. Tapi tasnya ketinggalan disini" jawab Zahra.

"Syukurlah kalo kamu baik baik aja. Ini siapa Zahra?" tanya Pak Robert sambil menunjuk ke arah Reza.

"Saya omnya Zahra" jawab Reza cepat sambil mengulurkan tangannya.

"Oh.. Omnya Zahra. Saya Robert, gurunya disekolah" jawab Pak Robert sambil membalas uluran tangan Reza.

"Pak, bu. Jagain keponakan saya ya selama di bandung. Bapak sama ibu tau sendiri kan Zahra itu kayak gimana. Saya nggak mau kalo Zahra sampek kenapa napa" ujar Reza.

"Iya. Tenang aja pak, Zahra aman sama kita" jawab Pak Robert.

"Iya. Nanti jugakan ada Ify yang nemenin Zahra. Lagian ke bandungnya cuma sebentar kok pak nggak lama" sahut Bu Maryani.

Reza hanya mengangguk dan menjawabnya lewat senyuman. Lalu ia menatap Zahra yang sedang berdiri dihadapannya. Gadis itu terlihat seperti sedang mengamati betapa luas dan ramainya bandara ini. Reza tertawa kecil. Maklum saja jika ia seperti itu karena ini pertama kalinya Zahra ke bandara.

"ZAHRAAAAAAAAAA"

Semua orang yang ada disana menoleh ke sumber suara untuk melihat siapa pemilik suara yang melengking itu. Terlihat seorang gadis tengah berlari sambil mencangklong tas ransel yang kelihatan berat tersebut.

Gadis itu menghentikkan larinya ketika sudah berada disamping Zahra. Ia membungkuk dan memegang kedua lututnya sambil mengatur nafas yang tersengal sengal. Bahkan wajah gadis itu penuh dengan keringat.

"Ify kamu baru nyampek?" tanya Bu Maryani.

"Iya bu..... Tadi saya kejebak macet, makanya jadi telat deh. Eh tapi saya nggak ketinggalan pesawat kan pak, bu?" tanya Ify.

"Ya nggak lah Ify. Orang kita semua masih ada disini kok. Itu tandanya kamu nggak ketinggalan pesawat" jawab Pak Robert.

"Ohhh, bagus deh kalo gitu" jawab Ify.

Akhirnya, sesaat kemudian mereka dipanggil untuk segera naik ke pesawat. Zahra segera meraih ranselnya dan ia cangklongkan dipunggungnya.

"Zahra, ayo kita berangkat" ajak Bu Maryani.

"Bapak sama ibu duluan aja. Zahra mau pamitan dulu sama omnya Zahra. Ify Zahra pinjem sebentar ya bu"  jawab Zahra.

"Oh ya udah. Jangan lama lama ya nak"

"Iya bu"

Zahra menatap kepergian Bu Maryani dan Pak Robert yang sudah mulai jalan menuju ke pesawat. Sementara dirinya dan Ify masih berdiri di dereten kursi tunggu. Zahra membalikkan badannya dan menatap Reza. Waktu ditoilet, wajah Reza sedikit berseri seri, namun kini sudah berubah lagi menjadi lesu.

"Reza, aku berangkat dulu ya. Kamu hati hati dirumah. Kalo udah pulang dari rumah sakit, langsung balik ke rumah terus istirahat ya. Masalah makan, ntar biar mama yang dateng ke rumah buat masakin kamu" pamit Zahra.

Gadis itu meraih sebelah tangan Reza dan mengecup punggung tangannya. Ia lalu mendongakkan kepala dan tiba tiba saja Reza sudah menepis jarak diantara mereka berdua.

RE-ZAHRA : After MarriedWhere stories live. Discover now