16

129 9 0
                                    

Di perjalanan mereka yang menggunakan kaki mereka atau istilahnya, mereka sedang berjalan bersama seperti sedang kencan.

'Jadi kau ingin berbicara apa?' Tanya Minchta memecah keheningan disana

'Kurasa sudah jelas, jika aku benar-benar menyukaimu dan itu lebih dari yang kau pikirkan' Ucap Chenle

'Aku tau kau masih menyukaiku, kau hanya merasa tak pantas untuk diriku, kau sangat pantas untuk diriku dan aku hanya ingin bahagia dengan mu, bersama dengan mu sampai tua nanti' Sambung Chenle

Minchta berhenti mendengar semuanya dan dia menghadap ke wajah Chenle.

'Huft.. iya aku memang menyukaimu tetapi hanya saja, aku takut sesuatu menimpamu atau yang--' Ucapan Minchta terjeda lagi

Ucapanya terjeda karena Chenle mencium bibir lembutnya dengan tiba-tiba. Minchta hanya membeku melihat perilaku Chenle seperti ini.

'Kita pasangan sekarang, ga ada penolakan, Minchta milik Zhong Chenle selamanya' Ucapnya sambil memeluk Minchta

'Ini anak kesambet apa sampai kesenangan begini'  Batin Minchta

'Aku belum aja menolak' Ucap Minchta

'Berarti kamu menolak aku? gitu?' Tanya Chenle yang masih memeluk Minchta

'Engga' Jawab Minchta yang hampir kehabisan nafas karena dipeluk Chenle

'Chenle, lepasin pelukannya, sesak nafas nanti aku' Ucap Minchta sambil menepuk punggung Chenle

'Aku ga akan lepasin tapi aku lebarin' Ucap Chenle melebarkan pelukannya

Minchta hanya terdiam melihat kelakuan Chenle, lalu dia mendongak keatas. Disaat Minchta ingin menikmati pemandangan langit , Chenle menatapnya diiringin senyumannya.

'Kenapa senyum-senyum?' Tanya Minchta dengan heran

'Gapapa, cuman senang aja bisa punya kamu sekarang' Jawabnya yang kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Minchta

Minchta menjauhkan wajahnya dan Chenle semakin mendekati wajahnya. Kini wajah mereka sangat-sangat dekat , bahkan mereka dapat merasa kan nafas satu sama lain.

Tanpa menunggu lama, Minchta mencium bibir Chenle dengan cepat dan segera menatap ke arah lain. Dia sangat malu melihat Chenle, tetapi Chenle hanya tersenyum dan membenarkan posisi kepala Minchta menjadi mengahadapnya.

Terlihat warna merah di pipi Minchta yang menandakannya sangat malu, Chenle tertawa pelan dan mengangkat tengkuk Minchta.

'Kau sangat lucu' Ucap Chenle sambil tersenyum

'Lepasinn, Chenlee' Ucap Minchta yang memegang tangan Chenle

'Tidak akann, aku gemas menjahilimu' Ucap Chenle

'Ayo kita pulang udah gelap, takutnya nanti yang lain pikirannya aneh-aneh tentang kita berdua' Ucap Minchta menjauh dari Chenle

'Yaudah sini, kamu naik kepunggung aku' Perintah Chenle yang sudah didepanmu

'Beneran nih? kamu ga cape nanti?' Tanya Minchta

'Enggak kok kalau kamu yang naik kepunggung aku' Jawabnya

'Oke , itu mau mu ya' Ucap Minchta yang langsung naik kepunggung Chenle

Tangan Minchta melingkar di leher Chenle dan dia tersenyum-senyum sendiri. Lalu Chenle berjalan menuju rumah CLOCK dahulu untuk menghantar kekasihnya pulang terlebih dahulu.

Mafia

'Nah sudah sampai' Ucap Chenle menurunkan Minchta

Off-On Mafia [] EndWhere stories live. Discover now