20

74 5 0
                                    

Qiza berjalan menuju lemari pendingin yang berada dekat dengan meja dapur, dia membuka lemari pendingin dan mencari-cari susu dingin untuk dia minum.

"Astaga, aku benar-benar masih ngantuk" Ucap Qiza sembari menguap dan mengambil susu

Qiza memindahkan sebagian susu ke gelas kaca, kemudian dia meminum susu tersebut dengan mata tertutup.

"Eh Qiz, kamu positif!" Ucap Jeno yang tiab-tiba datang sembari membawa tes kehamilan Qiza

Qiza memuntahkan susu dengan tiba-tiba saat Jeno mengatakan kalimat terakhir, "Ih Jeno! susunya terbuang sia-sia,"

"Emang aku positif apa? aku aja sama kamu belum gitu, masa iya aku positif sakit" Ucap Qiza sembari menaruh gelas dan membersihkan susu yang terbuang ke lantai

Jeno hanya tertawa sembari menggaruk bagian belakang kepalanya, "Ehehe, maafkan aku"

"Hm iya" Ucap Qiza sembari membuang tisu yang berbekas susu tadi

Jeno mendekati Qiza yang masih membersihkan bekas susu tadi, "Kalau kamu mau punya keturunan, ayo buat"

Deg.

Qiza terdiam dan menoleh kearah Jeno dengan sinis sembari membuang tisu, kemudian Qiza mengalihkan pandangannya dan mulai mencuci gelasnya.

Kemudian datanglah keadaan hening karena Qiza tak menjawab Jeno. Jeno berjalan mendekati Qiza untuk memperhatikaannya sedang mencuci sebuah gelas kaca.

Qiza menghela nafasnya pelan, "Sebenernya aku mau cuman aku belum percaya kamu bisa setia selamanya sama aku, kamu tau 'kan gimana takutnya aku saat bertemu denganmu? "

Jeno terdiam mendengar semua yang dikatakan oleh Qiza, ada benarnya tentang apa yang dikatakan oleh Qiza. Kemudian Qiza mengerikan tangannya dan berjalan menuju kamarnya.

"TAPI AKU MAU DAN AKU PERCAYA!" Ucap Qiza sembari dari kamarnya dan menguncinya

Jeno tersenyum lebar , "Hah, benar-benar tak salahku memilihnya"

〔🍀〕

Zahira dan Allen berpikir keras dikamar Mia yang dimana didepan mereka ada laptop milik Mia yang tertinggal karena Mia sedang pergi untuk membeli makanan, mereka berpikir tentang sandi yang akan membuka laptop tersebut.

"Sandinya apaan?" Tanya Zahira kepada Allen yang berpikir keras

"Nama panjang Mia?" Jawab Allen yang dibalas Zahira dengan wajah datar

"Hm, coba aja" Ucap Allen yang kemudian Zahira mencobanya dan berhasil terbuka

Zahira dan Allen berpelukan sembari berteriak kesenangan, "WOOO!!"

"Yaudah sana, langsung cari!" Perintah dari Allen kepada Zahira

-------

"Itu dua anak pada kesenangan apa gara-gara dichat sama kekasih mereka?" Tanya Rara yang menguping dari pintu

"Entahlah atau jangan-jangan mereka cuman kesenengan gara-gara bisa lihat isi laptop si Mia kali" Ucap Mincht yang juga menguping dari pintu

Rara kembali berdiri tegak dan memukul pelan pundak Minchta, "Ayo makan dulu, selesai makan nanti kita nguping lagi"

Minchta hanya mengangguk-angguk, kemudian Rara berjalan terlebih dahulu dari Minchta.

Rara membuka lemari pendingin dan mengambil beberapa bahan dilemari pendingin, sedangkan Minchta membersihkan sayur-sayuran dan memotong-motongnya. Kemudian Rara memasak semua yang sudah dipotong dan dicuci bersih oleh Minchta, sembari menunggu mendidih Rara menyalakan lagu.

Beberapa menit kemudian masakkanya sudha mendidih dan sudah siap disajikan serta dimakan oleh mereka berdua. Rara mensajikan makanannya, kemudian mereka makan bersama-sama.

〔🍀〕

Mia mendengus kesal dan sedikit menyenggol lengan seorang lelaki yang sedaritadi tidak mendengarkannya.

"Haechan, gua butuhnya cuman dua aja gaperlu banyak-banyak" Ucap Mia dengan mada kesalnya

"Gapapa daripada nanti bolak-balik keluar lagi, oh ya apa ada yang curiga kalau kita jalan-jalan berdua kayak gini?" Tanya Haechan sembari menaruh barang ke keranjang yang ia bawa

Mia menggeleng-geleng, "Menurutku tidak ada yang curiga pada diriku karena hampir setiap hari aku hanya jalan-jalan sendiri"

"Baguslah gitu, berarti kita kencan tiap hari aja biar aku ga kangen terus-menerus kayak Jaemin" Ucap Haechan yang dibalas oleh Mia dengan cubitan yang sedikit keras

Mia melepas cubitannya dan menatap Haechan dengan sedikit kesal, "Engga gitu juga konsepnya"

"Terus gimana? apa kayak gini?" Tanya Haechan sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Mia yang awalnya datar menjadi berawaran merah muda

Mia mendorong badan Haechan dan wajanya kembali putih, "Modus jangan disini,"

"Ayo kita segera bayar barang belanjaan dan segera kencan" Ucap Mia sembari mengambil keranjang dari Haechan dan berjalan menuju kasir

"Yang modus siapa, niat gw aja cuman mau benerin poninya" Ucap Haechan sembari berjalan mengejar Mia

"Tapi dia lucu juga kalau lagi malu"

Mia yang sudah sampai di kasir segera menaruh barang-barang agar cepat-cepat selesai dan dia bisa bebas dari Haechan atau segera pergi kencan dengannya. Mia maish bingung bagaimana dia bisa juga menyukai Haechan, padahal dia saja tidak pernah akur ataupun dekat.

heleh, kalian aja sering deket - A/N

"Totalnya ****" Ucap sang kasir sembari memberikan sekantong plastik berisi barang belanjaan Mia

Mia memberikan uang pas dan mengambil kantong plastik tersebut, "Tidak usah kembalian, itu sudah pas dengan harganya"

Sang kasir hanya mengangguk-angguk sembari mengeceknya dan benar, kemudian Mia berjalan keluar dari kasir. Sebelum dia melangkah lebih jauh, dia ingat kekurangan siapa dan dia berhenti sejenak sembari menunggu sebuah langkah kaki dibelakangnya.

Mia sudah mendengar langkah dan juga sebuah perkataan, "Udah semua? yaudah ayo kita kencan dan barang-barang nanti taruh aja dimobil"

Tangan Haechan menarik tangan milik Mia dengan halus dan mengajaknya ke mobil untuk menaruh barang-barang belanjaan.

-----------------------------------------------------------

T B C!!!


Maapkan author hanya bisa sampai 816 kata saja tapi selamat menikmato double updatenya, byeee ~

Off-On Mafia [] EndWhere stories live. Discover now