33. Incaran.

2.2K 129 6
                                    

Jangan lupa vote dulu🙃

Kalian baca cerita ini jam berapa guys?

Happy reading ya💜

□□□

Saat ini, Arabella sedang berada di supermarket dekat rumahnya. Tadi pagi sekali ia ingat dengan ucapan ibu mertuanya untuk membawa cucu-cucunya kerumah. Maka ia mengantarkan Maxi dan Elsa ke rumah neneknya

Arabella berjalan menuju ke tempat sayuran, ia akan memilih sayuran yang Gerald sukai. Ia mengambil beberapa brokoli untuk dimasukan ke keranjang tetapi dari arah berlawanan seseorang menabraknya.

Bug!!

"Ck! Maafkan aku nona." ujar seseorang itu membuat Arabella mengangkat kepalanya.

Kedua orang tersebut sama-sama membelalakan matanya. Berdiam ditempat tak dapat berkata hingga Arabella yang sadar dahulu segera berdehem.

"Jason.." panggil Arabella lebih dahulu.

Jason menatap Arabella lama sebelum tersenyum pada mantan calon istrinya itu.

"Apa kabar Ra?"

"Baik. Kau sendiri?" tanya Arabella.

"Aku baik."

"Kak Raynand apa kabar?" tanya Arabella yang penasaran dengan kabar mantan kakak iparnya itu.

"Kak Raynand sekarang tinggal di Canberra. Ia mengurus perusahaan yang ada disana." jawab Jason membuat Arabella mengangguk-angguk.

"Aku dengar kau menikah dengan mantan suamimu dulu?" tanya Jason membuat Arabella menatap mata lelaki itu.

"Iya, kau sendiri sudah berkeluarga?" tanya Arabella.

"Belum. Lelaki yang aku perjuangkan hingga rela meninggalkanmu pun pergi entah kemana. Dia membuatku menjadi gay dan aku harus di rehabilitasi." jawab Jason dengan nada sendu.

"Maafkan aku karena membuatmu mengingatnya lagi." ujar Arabella lalu melihat jam tangannya.

"Tidak apa-apa."

"Jason, aku sepertinya harus pergi dulu. Kita bicara kapan-kapan lagi dan ini nomor ponselku." ucap Arabella sembari memberikan kartu namanya dan diterima oleh lelaki itu.

"Baiklah, hati-hati dijalan."

Arabella segera pergi menuju ke kasir untuk membayar belanjaannya dan pulang ke rumah.

●●●●

Jarum jam sudah menunjukan pukul 12 siang, Arabella duduk di sofa yang terletak di kamarnya. Ia menunggu suaminya pulang untuk makan siang bersama.

Arabella dikejutkan dengan dobrakan pintu balkon nya membuatnya menoleh tetapi seseorang sudah menodongkan pistolnya pada Arabella membuat wanita itu ketakutan.

"Hai sayang, sudah lama sekali tidak bertemu ya.."

Orang itu berjalan mendekati Arabella dan memeluknya sebentar membuat Arabella tidak bisa bernapas.

"Aku sungguh merindukanmu." ucap orang itu sembari mengecup leher Arabella.

"Mau apa kau?" tanya Arabella di sela-sela ketakutannya.

"Kau. Aku mau kau."

Orang itu berusaha melepaskan baju yang dipakai oleh Arabella. Wanita itu jelas memberontak membuat lelaki itu kewalahan.

"APA-APAAN KAU?! LEPASKAN AKU!!" bentak Arabella di depan wajah orang tersebut.

"TOLONG!!" teriak Arabella berusaha agar orang di luar kamar mendengar suaranya.

"DIAM ARA!!" bentak lelaki itu sembari terus membuka pakaian Arabella.

Arabella yang memberontak terus menerus membuat lelaki itu menjadi marah. Di lemparnya tubuh Arabella ke arah lemari yang ada disana.

Brakk!!

Prangg!!

Kaca yang ada dilemari itu pecah dan tubuh Arabella sudah terjatuh kebawah dengan Arabella memegang kepalanya.

Arabella menatap lelaki itu yang nampaknya ketakutan setelah melihat darah keluar dari kepala wanita itu. Arabella juga melihat lelaki itu melarikan diri lewat balkonnya. Kesadarannya mulai menipis dan matanya tertutup sempurna.

Sedangkan disisi lain, Gerald baru saja memasuki gerbang perumahannya. Mobilnya melaju sampai berhenti didepan rumahnya. Ia keluar dan memasuki rumah, ia tak sabar untuk bertemu istrinya dan meminta maaf. Sepanjang rapat, ia tidak dapat berkonsentrasi dan memikirkan istrinya terus menerus.

Gerald berjalan menuju kamarnya dan membuka pintu. Ia mencari keberadaan wanita itu hingga matanya menangkap Arabella di lantai dengan bersimbah darah. Dengan segera ia berlari menghampiri Arabella.

"Ara?" panggil Gerald sembari mengangkat kepala istrinya dan diletakan pada pahanya. Ia menepuk pipi Arabella dan tetap tidak ada jawaban.

Matanya menangkap pintu balkon yang rusak parah seperti di dobrak orang. Ia menatap istrinya sebentar lalu menggendongnya untuk dibawa ke rumah sakit.

◇◇◇◇

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit tadi, Gerald selalu berusaha untuk membangunkan Arabella. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali dari mulut wanita itu. Matanya tertutup rapat dan darah masih tetap keluar dari kepalanya.

Gerald meraup wajahnya kasar, ia sudah menghubungi keluarganya mengenai keadaan Arabella. Pastinya nanti ia akan dipukul oleh Kenneth karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik.

"Shit! Peneror itu sudah bergerak cepat rupanya. Dia sudah berani menemui Arabella dirumah." ucap Gerald geram dengan mata menyala amarah.

Tapi Gerald juga sadar bahwa ia juga salah. Jika dirinya tidak menyembunyikan masalah perusahaan pada Arabella pasti dirinya tidak akan sibuk. Dirinya juga akan selalu dirumah menjaga istri dan anak-anaknya atau bahkan jika bekerja, setiap jam ia akan menghubungi Arabella untuk menanyakan kabar.

"Gerald.." panggil seseorang membuat Gerald tersadar dari lamunannya.

"Ben.."

"Bagaimana keadaan Arabella? Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Arabella masih ditangani oleh dokter. Aku juga belum tahu kronologi kejadiannya. Aku mengetahui ini semua saat aku pulang kerja dan dia sudah bersimpah darah didepan lemari yang kacanya sudah pecah."

Kenneth menghela napas lalu duduk dikursi yang ada disana. Ia menjambak rambutnya sendiri, bisakah dikatakan ia lengah menjaga adiknya? Padahal Arabella sudah bersuami.

"Kau tahu siapa yang melakukannya?" tanya Kenneth menatap adik iparnya itu.

"Tidak tapi ku rasa aku mencurigai peneror yang selama ini meneror rumah tanggaku." jawab Gerald.

Kenneth mengernyitkan keningnya, "Masih peneror yang sama? Yang kita duga juga membunuh Felix?"

Gerald mengangguk, "Iya. Sepertinya orang yang sama."

"Jangan sampai kita lengah lagi. Bawa bodyguard untuk menjaga Arabella dan anak-anakmu."

"Okay."

"Aku akan membantumu mencari siapa peneror itu. Jika sudah ku dapatkan, akan aku bunuh dengan tanganku sendiri." ucap Kenneth dengan tangan yang mengepal.

●●●

16 Juli 2020.

Mistake Where stories live. Discover now