Part 2 "Hidup Seseorang Dipertaruhkan"

195 84 21
                                    

Jangan terlalu bahagia ketika memenangkan sesuatu. Terkadang hidup seseorang dikorbankan untuk kemenanganmu.


Ini hari pertama ku sebagai JPU(Jaksa Penuntut Umum). Aku ditugaskan di daerah dimana tingkat kejahatan paling tinggi di Ibu Kota Negara ini. Namaku Ravin Kenan Chandra, rekan-rekan biasa memanggil ku Jaksa Vin, dan teman-teman biasa memanggilku dengan sebutan RK.

Aku melangkah penuh percaya diri memasuki ruang kerja baru sambil menjawab salam dari mereka yang menyapa.

"Selamat Pagi Pak Jaksa Vin, saya bertugas sebagai penyidik di kantor anda. Saya akan mengenalkan anda dengan anggota tim. Mari Pak Jaksa Vin." Sapa penyidik paruh baya sambil memperkenalkanku kepada semua orang.

"Saya Aleta dan ini Chris, kami tenaga ahli Bapak."

"Oke. Senang bertemu dengan kalian. Saya harap kalian bisa membantuku." Ucap ku singkat sambil menuju ke meja yang bertuliskan Jaksa Ravin Kenan Chandra

"Oh ya, Pak Penyidik siapa nama Anda?"

"Nama saya Raja Pamungkas, rekan-rekan biasa memanggil saya Raj."

"Baiklah Pak Raj, mulai sekarang jangan panggil saya Pak Jaksa Vin. Memang ini di kantor,tapi panggil saya dengan Jaksa Vin saja, dan berlaku untuk kalian semua."

"Tapi pak, jika kami memanggil anda tanpa sebutan bapak, itu akan melanggar etika. Lagipula saya dan Chris lebih muda dari anda." Ujar satu-satunya tenaga ahli wanita di kantorku. Dia cukup berani, dari yang lain.

"Bagaimana dengan anda Pak Raj? Anda lebih tua dari saya bukan?"

"Baiklah, saya akan mengikuti apa yang anda ingin kan, Jaksa Vin."

Aku tidak tahu semua perbuatanku ini bisa dikatakan benar atau salah. Di satu sisi aku menjadi orang yang pendendam, aku tahu itu tidak baik, tapi di sisi lain membiarkan ketidakadilan terjadi juga buruk. Kesimpulannya aku tidak akan membenarkan atau menyalahkan perbuatanku, karena aku hanya berusaha mengungkap yang seharusnya terungkap.

"Semuanya tolong berkumpul di ruang rapat ada hal penting yang harus saya katakan."

"Baik Pak." Jawab mereka bersamaan

"Ada apa Pak? Sepertinya ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan." Tanya Aleta, dia benar-benar tipe orang yang cerewet rupanya.

"Saya tahu kalian pasti lebih berpengalaman dari saya, kalian juga sudah bersumpah sebelum melaksanakan atau memangku jabatan ini. Tapi satu hal yang harus saya ingatkan lagi kepada kalian. Saya berbeda dengan jaksa lain, kalian tahu apa perbedaannya? Teman-teman saya menjuluki saya dengan sebutan Bulldog. Karena saya adalah orang yang sangat keras kepala, ketika sudah menggigit sesuatu, saya tidak akan mudah untuk melepaskannya. Ketika menangani kasus, saya akan berusaha untuk melihat kebenaran. Saya malu ketika saya kalah di pengadilan, tapi saya lebih malu ketika saya tidak bisa mengungkap kebenaran. Saya tidak peduli kita mendapatkan kasus yang kecil atau besar. Tak peduli siapa lawan kita, tak peduli jika lawan kita ternyata adalah atasan kita sendiri. Tak peduli lawan kita orang yang berpengaruh untuk negara ini. Karena hukum tidak memandang siapa pun. Hukum dibuat untuk melindungi orang-orang lemah. Saya berpesan kepada kalian, karena mungkin ke depannya mental kalian, integritas kalian, keberanian kalian akan diuji." Aku memberi ceramah singkat. Mereka hanya terdiam dan menatapku.

"Wah jaksa Vin, pidato anda bagus sekali, sebelumnya saya juga sempat berfikir untuk mengatakan itu semua, tapi Anda telah mendahului saya." Lelucon yang dibuat Pak Raj memecah suasana ruangan, semua tertawa.

"Pak Raj, apa anda masih suka me-ngigo di siang bolong?" Ucapan Chris menggoda Pak Raj.

"Diam kau chris!" Jawab Pak Raj dengan sedikit kesal.

Tuan Rubah BerdasiWhere stories live. Discover now