Part 6 "Interogasi Silang"

120 50 8
                                    

Penampilan memang diperlukan.

Penampilan bisa dijadikan kebanggaan.

Tapi penampilan bukanlah jaminan.




"Saya akan memberi kalian waktu 5 menit sebelum interogasi." Ucap Pak Raj kepada Saga dan pengacaranya.

"Tidak usah khawatir tuan. Jika tuan merasa tak bisa menjawabnya. Tuan diam saja biar saya yang jawab." Bujuk pengacara Saga. Dia hanya tersenyum mendengar ucapan pengacaranya.

0oo0

Wow. Ruang interogasi benar-benar keren. Ini pertama kalinya aku kesini. Kim Gabriel, kau harus menunjukkan kepada jaksa payah itu, kalau dia salah panggil orang. Untung dulu aku masuk  fakultas hukum, meskipun terpaksa. Ternyata untung juga belajar hukum. Memang benar, tak ada ilmu yang sia-sia.

Kini aku duduk di ruang yang gelap. Hanya ada satu penerangan dari lampu diatas. Dan ada benda persegi panjang berwarna hitam yang menempel di tembok sampingku. Yeah, mereka pikir aku tak tahu. Itu adalah kaca yang hanya bisa dilihat dari luar. Itu digunakan untuk melihat hasil interogasi. Ralat, bukan hasil tapi suasana interogasi. Semuanya tak lengkap tanpa kamera untuk merekam interogasi.

Semua juga pasti tahu, meskipun belum pernah masuk, setidaknya kalian pernah nonton film yang ada ruangan interogasinya bukan?

"Bersiaplah, interogasi akan dimulai 5 menit lagi." Kataku kepada Kim Gabriel yang asyik memperhatikan sekeliling ruangan. Dia tak merespon, mungkin terpukau dengan ruangan ini.

Aku bersiap dan memgambil berkas di ruangan. Kulihat rekan-rekan ku tengah bersiap untuk interogasi, mereka sedikit gugup. Padahal yang  melakukan interogasi aku dan Pak Raj.

"Anda yakin akan melakukan interogasi ini Pak?" tanya Crish

"Mereka bahkan tidak ada dalam daftar orang yang dicurigai," imbuh Aleta

"Doakan kami saja semoga lancar," jawab Pak Raj

"Saya akan interogasi SE (Saga Erlian), ada sesuatu yang ingin saya tanyakan secara pribadi. Anda interogasi KG (Kim Gabriel). Bersabarlah, dia agak sulit diajak bicara." Kataku kepada Pak Raj sebelum interogasi. Pak Raj hanya mengangguk. Dia mengerti apa yang aku bicarakan.

Aku dan Pak Raj keluar menuju ruang interogasi. Baru 5 langkah kami berjalan, sudah dihentikan oleh seseorang yang memiliki wewenang penuh dikantor ini.

"APA KAU SUDAH GILA? Kuberi kau waktu 24 jam dan kau malah panggil 2 anak itu untuk bersaksi? Bukannya menghemat waktu, kau justru menyia-nyiakan waktu seperti ini. Kau tahu siapa mereka?" Bentak Pak Kepala

"Mereka adalah putra dari seorang politkus terkenal. Yang satu anak DPR yang satunya anak Gubernur," jawabku singkat

"Jika kau sudah tahu kenapa kalian memanggil mereka sebagai saksi? Mereka bahkan tak terlibat kasus ini!" Sanggah Pak Kepala

"Maaf pak saya harus segera interogasi mereka. Jika anda terus menceramahi saya, anda akan membuang waktu berharga saya. Bukankah anda hanya memberi saya waktu 24 jam? Jika anda ingin memberi saya ceramah sebaiknya nanti kalau kasus nya sudah selesai." Aku mencoba mengakhiri percakapan ini.

0oo0

Aku duduk diruangan yang lumayan gelap didepan 2 orang yang siap menjawab pertanyaan. Raut wajah mereka terlihat santai. Ini baru awal, aku bahkan belum memulainya. Lihat saja nanti, bagaimana ekspresi mereka setelah aku mulai bertanya.

Tuan Rubah BerdasiМесто, где живут истории. Откройте их для себя