scuffle.

35 6 0
                                    

Seusai merenung dan merutuki kebodohan nya sendiri di rooftop, ia bergegas pergi dari sana ketika mendengar suara gaduh dari bawah. Pun, bel masuk sudah berbunyi tepat lima menit yang lalu.

Dari jauh gadis itu mengernyit karena melihat kerumunan orang disana, awalnya ia acuh dan tidak peduli namun saat akan berbelok untuk ke koridor menuju kelasnya, ia mendapati Risa—temannya juga berasa diantara kerumunan sana, entah sedang melihat apa, gadis itu pun tidak tau.

"Al!!" Panggil Risa seraya melambaikan tangan menyuruhnya mendekat. Alea malah diam membuat Risa berdecak pelan memilih untuk mengalah dan mendekat ke arah dirinya.

"Ada apa sih, Sa?" Responnya malas. Risa menarik pergelangan tangannya, membawanya ke arah kerumunan tempat suara gaduh itu berasal. Tanpa diketahui ditengah sana ada dua lelaki yang saling mengumpat dan memukul satu sama lain.

Dan anehnya kejadian seperti itu malah dijadikan tontonan seolah ini adalah adegan drama yang seru dan tidak boleh terlewatkan.

Alea berontak saat tubuhnya diseret paksa. "Lepasin Sa! Aku mau ke kel---" Alea nyaris tersedak ludahnya sendiri saat tiba-tiba Risa memotong omongannya. "Jungkook berantem Al!" Alea kaget bukan main, bahkan setelah itu ia rela menerjang sekumpulan orang disana meskipun badannya yang bisa dibilang kecil itu terhimpit.

Akhirnya dia dapat melihat dengan jelas, jungkook yang mencengkram kerah lawannya dengan ancang-ancang tangan akan memukul lelaki dibawahnya. Dengan cepat ia memutar otak, bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

Tepat saat lengan itu akan melayangkan satu pukulan Alea maju dan menarik badan jungkook ke belakang, badan cowok itu nyaris limbung kalau Alea tidak segera menahannya. "Alea?"

Tepat saat itu juga, Pak Woobin datang dengan muka garang khas miliknya. Pak Woobin memandang tidak suka kearah jungkook dan juga seorang lelaki yang berusaha bangun dengan bantuan temannya. Kalau tidak salah namanya Suho, anak donatur terbesar disekolah.

"Kalian berdua, ikut saya ke ruang guru!"

Kedua lelaki itu mengekor, mengikuti Pak Woobin dengan wajah tertunduk, sebelum pergi Jungkook sempat menatapnya lumayan lama sebelum akhirnya tersenyum tipis namun membuat jantung nya berdegup kencang, sialan.

"Alea," Seseorang menepuk bahunya, mau tidak mau ia menoleh dan mendapati wali kelasnya berdiri dengan setumpuk buku berhalaman tebal ditangannya.

"Ibu mau minta tolong bawakan buku ini ke meja ibu." Orang yang berbicara ini namanya Bu Taeyeon, wali kelas dan guru yang mengajar Sains di kelas dua belas. Tidak heran bila beliau bisa membawa buku paket setebal ini.

Sains memang sulit terlebih lagi bila harus dihadapkan dengan rumus rumus. Tetapi ia menyukainya, tidak jarang ia menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti Olimpiade. Dengan hasil yang cukup memuaskan tentunya. Bukan berniat pamer, tapi memang begitu kenyataannya.

•••

Setelah menyelesaikan tugas yang diberikan wali kelasnya. Dia bergegas kembali ke kelas tetapi saat akan keluar dari ruang guru ia berpapasan dengan Jungkook yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.

Dengan penampilan urakan ditambah beberapa lebam dan darah mengucur dari pelipis lelaki itu membuat Alea meringis, membayangkan bagaimana perihnya luka itu mengingat luka dipelipis nya tergolong parah, meskipun tidak separah Suho.

Hatinya sedikit tergerak untuk mengobati luka tersebut, tanpa basa basi Alea menarik lengan Jungkook keluar dari ruang guru hingga mereka sampai di kursi taman yang cukup dekat dengan UKS. "Tunggu disini." Alea Berlari kecil ke arah UKS dan mengambil obat merah, kapas serta plester.

Ia mendudukkan diri tepat disamping Jungkook lalu mulai mengobati lukanya, ini pertama kalinya ia melihat Jungkook seperti ini, apalagi lelaki itu tergolong anak baik dan tidak pernah mempunyai masalah disekolah dan jangan lupa posisinya yang menjabat sebagai wakil ketua osis.

Alea pun tidak tau apa alasan Jungkook seperti ini, ia tidak berani untuk sekedar bertanya ataupun hanya sekedar basa basi. Lidah seakan kelu, meskipun didalam hati ia menahan rasa penasarannya.

"Nunduk ki," Tinggi badan Jungkook yang cukup jauh darinya membuat gadis itu sedikit kesulitan untuk mengobati luka di pelipisnya terlebih jarak keduanya ditempat duduk tidak begitu dekat—lebih tepatnya Alea yang sengaja menjaga jarak, ia cukup sadar dan tau diri.

Baru saja selesai menempelkan plester pada pelipisnya, mereka dikagetkan dengan teriakan seorang gadis yang tengah berlari kearah mereka. "Kamu gak apa-apa kan? Yaampun aku khawatir banget." Dia Yura.

Jungkook tersenyum tipis kemudian menggelengkan kepala. "Gak apa-apa, udah diobatin kok barusan," Ujarnya sambil menoleh ke arah Alea yang sedang menunduk kembali menegakkan kepalanya dan menatap kearah depan.

Yura balik menatap, dia tau maksud dari tatapan itu. Yura menyuruhnya pergi kentara sekali saat Yura meliriknya tajam dan diiringi tatapan tidak suka.

Alea bangkit dan berlalu begitu saja tanpa mempedulikan jungkook yang menatapnya heran, bahkan lelaki itu belum mengucapkan terimakasih sama sekali. Saat hendak menyusul, tangannya dicekal oleh Yura. "Jung, ayo ke kelas."

[]

(n.) Jadi kalian kapalnya siapa nih? Jungkook-Alea atau Jungkook-Yura?
kayaknya untk kedepannya aku bkl jarang update krna udh mulai belajar online lagi, aku bakal usahain curi curi waktu buat tamatin cerita ini dulu, jadi sabar ya💜

next | delete

 𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐉𝐞𝐨𝐧 Where stories live. Discover now