0.5 | SEPIRING NASI GORENG

1.1K 59 26
                                    

Happy Reading

Kantin tampak terlihat ramai saat ini. Membuat siswa-siswi harus berdesak-desakkan mengambil makanan. Begitu pun dengan Kaira. Gadis itu terlihat kesusahan untuk lewat.

"Anjir, ini kantin atau pasar, sih?! Heran gue. Pengen lewat aja, susah. Kalau orang yang mau mati ikut desak-desakan, mungkin udah mati kali, ya," gumamnya dengan kesal memegang sekotak choki-choki ditangannya.

Kaira bernafas lega karena sudah bebas dari kerumanan manusia-manusia itu. Ia berjalan kearah dua orang gadis yang terlihat tengah memakan makanan yang mereka pesan tadi sembari berceloteh ria.

"Asik banget," Kaira mendudukan diri dibangku yang kosong.

Maya dan Intan menoleh kearahnya. Lalu kembali melanjutkan cerita mereka.

Kaira menghela nafas, lalu membuka kotak choki-chokinya. Diambil gunting yang ada dimeja untuk memotong ujung coklat panjang itu. Saat hendak memasukannya kemulut, tiba-tiba choki-chokinya dirampas seseorang.

"Lo, apa-apa---" Kaira berhenti berucap ketika melihat Langit berdiri dihadapannya menatapnya tajam.

Maya dan Intan yang semulanya berbincang, menolehkan kepala ketika mendengar Kaira yang berucap. Mereka tertegun melihat Langit berdiri dihadapan Kaira, menatap tajam gadis itu. Dengan sepiring nasi goreng ditangan kanannya.

Kaira meneguk ludah kasar melihat tatapan tajam itu. Apa salahnya? Kenapa Langit menatapnya seperti itu? Seakan-akan dia melakukan kejahatan.

"La-langit," ucapnya tergagap karena tatapan tajam lelaki itu membuatnya sulit berkutik. "A-ada apa?"

"Makan," Langit menyodorkan sepiring nasi goreng kearahnya.

Kaira terdiam menatap nasi goreng itu tanpa selera. Detik berikutnya ia menggelengkan kepala.

"Makan!"

"Nggak!"

"Lo harus makan!"

"Gue nggak mau!"

"Kenapa?"

"Gue nggak nafsu, gue maunya choki-choki." Tangan Kaira terulur hendak mengambil choki-choki yang ada dikotaknya itu.

Tapi tidak jadi, karena Langit kembali mengambil choki-choki itu berserta kotaknya. "Jangan terlalu sering makan coklat, nggak baik buat kesehatan dan tubuh lo."

Siswa-siswi yang tadi menyaksikan Langit dan Kaira, melongo. Karena Langit berucap panjang yang kedua kalinya. Dan itu karena Kaira. Apalagi siswi-siswi yang ada disana. Mereka terenyuh mendengar ucapan Langit.

"Anjir, Langit kalau udah ngomong bikin gue langsung baper," ucap Intan menatap keduanya berbinar.

"Hus, itu pacar temen lo, tau...," ucap Maya membuat Intan mengedikan bahu acuh.

Kaira menatap sebentar kedua temanya yang terlihat sedang membicarakannya dengan Langit. Heiii! Kaira ada didepan mereka. Tapi mereka terlihat biasa saja memperebutkan Langit didepannya, padahal Kaira pacar Langit, lho.

Melihat kedua temannya yang tempak menghiraukannya, Kaira beralih menatap Langit, "Tapi---"

"Nggak usah tapi-tapian, lo harus makan!" ucap Langit memotong ucapan Kaira.

"Gue---"

"Atau lo mau gue suapin?" tanya Langit membuat siswi yang ada dikantin itu memekik.

"Astaga, kok Langit sweet banget, sih. Pengen deh jadi pacar Langit...,"

"LANGIT, PACARAN SAMA AKU AJA. DEDEK MAU KOK DISUAPIN SAMA BEBEB LANGIT,"

"Kaira jagain Langit baik-baik, ya. Disini banyak pelakor!"

Mayonestiffa (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن