Nol-Delapan

205 45 2
                                    

Ponsel pintarnya bergetar-getar di atas nakas di samping kasur. Ia meraih itu dengan sedikit malas. Pasalnya, ia ingin langsung tidur dan menikmati kamar yang beberapa hari ini ia tinggalkan, meski saat itu masih jam 10 pagi. Ia sadar bahwa getaran itu tak akan berhenti jika ia mengabaikannya.

Nessa is calling...

Sheza menarik gambar telepon hijau ke atas, lalu menaruh ponselnya di sisi kanan wajahnya. "Ya, Sa?" Tanpa salam, ia langsung menanyakan maksud Nessa menghubunginya.

"Ja, lo kapan udah bisa masuk sekolah?"

"Kamis. Kenapa?" tanyanya.

"Umm..." Jelas ada keraguan dalam suaranya. Bahkan, Sheza tak perlu menatap Nessa untuk mengetahui adanya keraguan di sana. "Panitia ultah sekolah bilang, kalau band yang mereka undang mendadak nggak bisa. Ini udah H-3, jadi nggak mungkin nyari band lain. Terus -"

"Mereka minta kita tampil?" tebak Sheza.

"I-Iya. Aku udah bilang, kalau kamu nggak bisa karna sakit. Tap-"

"Oke, nggak masalah, kok," potong Sheza dengan gaya bicaranya yang selalu terdengar santai.

"Hah?! Ja, ntar lo tumbang lagi gimana? Baru juga keluar rumah sakit. Gue bakal dicekek ayah dan kakak lo, gila!" serunya.

Sheza terkekeh-kekeh. "Santai, Sa. Ayah ngijinin, kok, kalau masih manggung-manggung, asalkan nggak maksain diri. Nggak banyak tampil, 'kan, nanti?"

"Iya, cuma satu lagu di pembuka, pertengahan, dan di akhir." Ada keheningan sejenak yang tercipta di sana. Sheza diam karena tahu Nessa akan kembali melanjutkan kalimatnya yang terdengar menggantung itu "Kamu nggak usah ngurusin stand kelas, ya?"

Sheza menghela napas berat. "Lihat aja nanti, ya. Nanti kabarin aku mau bawain lagu apa. Ntar latihannya hari Kamis aja, ya, di sekolah."

"Oke. Kamu istirahat, ya."

Panggilan itu diputus lebih dulu oleh Nessa. Meski begitu, Sheza masih menatap layar ponsel pintarnya itu yang mulai kembali meredupkan cahaya layarnya. Agak lama ia menatap layar itu.

Jujur, Sheza takut jika harus pergi ke sekolah di hari Sabtu itu untuk merayakan ulang tahun sekolah yang jatuh tepat di hari itu. Tapi, ia juga tidak mungkin tidak datang. Pertama, karena ia juga bertanggung jawab untuk stand kelasnya yang mengambil nama Kafe Nusantara, menyediakan jajajan-jajanan dan minuman khas Indonesia. Pasalnya, itu ide darinya, dan ia yang bertanggung jawab untuk kegiatan itu. Kedua, karena saat ulang tahun sekolah, maka aktivitas makhluk halus penghuni sekolah akan meningkat puluhan persen, dan mungkin akan menyebabkan berbagai masalah. Apalagi, malam Sabtu itu mayoritas murid-murid akan menginap di sekolah untuk persiapan acara hari Sabtu.

🍀

Tiga lagu yang dibawakan untuk acara ulang tahun sekolah adalah lagu-lagu band yang seharusnya tampil hari itu. Bukan band terkenal, tapi cukup diketahui banyak orang sebagai band indie yang kerap tampil di acara-acara lokal sekolahan. Takut akan mengecewakan teman-teman sekolah mereka yang menantikan band itu, tapi mereka tak punya pilihan.

Hari Jumat pagi, Sheza datang dengan rok abu-abunya dan kaos cokelat susu. Berhubung hari ini tidak ada kegiatan belajar, maka murid-murid datang dengan pakaian bebas rapi dan sopan. Lengkap pula dengan tas ransel mereka yang berisi pakaian ganti dan keperluan lainnya untuk bermalam nanti. Meski Sheza tidak diizinkan untuk menginap, tapi ia tetap keras kepala untuk menginap. Bukan untuk stand kelas, tapi untuk latihan, karena mereka memang tak punya waktu untuk latihan lagu yang harus dibawakan.

Your True Colour [COMPLETED]Where stories live. Discover now