Bab 29-Tawaran.

1.3K 128 18
                                    

Cinta itu tumbuh seiring waktu, berdampingan dengan rasa nyaman karena dua hati yang menjadi satu.

Malam minggu, di Caffe Shakky. Suasana memang tidak terlalu ramai, lampu-lampu model vintage yang pelitanya kuning temaram menghiasi setiap sudut caffe, menambahkan kesan tenang dengan lantunan musik Jazz.

Di salah satu sudut meja, Robin tengah duduk sendirian menikmati malam minggu dengan membaca buku. Sampai akhirnya, atensinya beralih di kala sebuah suara yang sangat dia kenal masuk menyapa telinga nya.

"Sendirian saja?"

"Hai, Zoro~kun," Robin menjawab pertanyaan Zoro, dilihatnya tangan Zoro yang membawa nampan "Kenapa repot-repot membawakan pesananku?" lanjutnya bertanya.

"Ah~ano... Pelayanku sedang sibuk semua." ucap Zoro sambil menggaruk-garuk kepalanya. Membuat Robin terkekeh pelan melihat tingkahnya, Zoro memang tidak pandai membuat alasan.

"Oh seperti itu, fufufu" timpal Robin seraya menutup bukunya. Matanya bergulir pada dua gelas ice moccachino diatas mejanya.

"Kenapa ada dua?" tanya Robin bingung.

"Ya, kupikir, kau butuh teman untuk menikmati... Em... Malam minggumu. Jadi, satu lagi adalah minumanku." Zoro menjawab, wajahnya merona karena gugup.

Entah kenapa, semenjak Robin menjadi pelanggan setia di caffe miliknya. Zoro selalu saja memperhatikan gadis itu. Dan semakin lama, dadanya merakasan sesuatu yang aneh. Pembawaan Robin yang tenang dan kalem justru membuatnya semakin penasaran sendiri.

Hingga akhirnya malam ini, Zoro memulai satu langkah maju, untuk mengenal Robin lebih jauh lagi.

"Nee? Zoro~kun... Mau menemaniku..." Robin berkata sangat pelan. Wajahnya juga ikut merona, bisa dibayangkan betapa senangnya Robin karena Zoro, laki-laki yang dia suka, mau menemaninya malam ini.

"Kenapa? Kau keberatan?"

"Tidak, bukan begitu... Hanya saja..." Robin berhenti, membuat Zoro menaikan sebelah alisnya.

"Hanya apa?"

"Aku bahagia..." jawab Robin, tersenyum tulus.

—⚜️—

Lain Zoro, lain pula Luffy. Laki-laki itu punya cara yang berbeda untuk menghadapi gadisnya, Boa Hancock. Setelah terlibat pertengkaran kecil tadi sore. Nyatanya malam ini mereka sudah kembali seperti semula, bercanda dan tertawa bersama menikmati malam minggu di pasar kuliner Arabasta.

Luffy, yang dasarnya tukang makan tapi tak pernah gemuk selalu saja mengajak Hancock untuk pergi makan berdua. Dan Hancock, yang juga hobi ngemil pun dengan senang hati menerima ajakan Luffy. Apalagi disaat Luffy mentraktirnya gulali yang notaben nya adalah jajanan favoritnya saat kecil dulu. Sebelum kejadian tragis itu terjadi, tapi kini Hancock kembali bisa merasakan manisnya gulali, semua karena Luffy.

Setelah cukup puas memanjakan perut. Mereka berdua memutuskan untuk pulang ke rumah Hancock. Luffy sudah berjanji pada Nyonba–sama untuk tidak mengajak Hancock pulang malam. Dan sebagai laki-laki sejati yang selalu menepati janji, Luffy memutuskan untuk mengajak Hancok pulang, meskipun waktu baru menunjukan jam tujuh malam.

Tak perlu waktu lama bagi mereka berdua sampai ke kediaman Hancock, motor tua Luffy memang masih bisa di andalkan seolah tak lekang digilas jaman. Buktinya, motor tua Luffy masih gagah membelah jalanan dan masih tangguh dalam urusan kecepatan.

Selain itu, motor tua nya juga menjadi saksi bisu atas jalinan kasih Luffy dan Hancock. Yang tumbuh seiring kebersamaan mereka berdua diatas motor tua.

SWEET KARMA (TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें