C4 Niat Baik yang Disangka Buruk

218 35 9
                                    

Waktunya untuk menjalani rencana, pergi ke area car free day. Beberapa panitia acara bakti sosial yang bisa meluangkan waktunya untuk lari pagi dan mencari dana di daerah Taman Kota Bekasi belum sepenuhnya berkumpul di depan kampus. Yang terlihat baru delapan orang. Masing-masing dari mereka menelepon panitia yang belum datang untuk berkumpul lebih cepat karena waktu sudah mendekati pagi.

"Chaeyeon, anak cewe yang mau dateng siapa lagi?" Tanya Taeyong.

"Tadi gue nelpon Jennie, dia bilang mau langsung ke Taman Kota Bekasi aja. Posisi dia sekarang lagi ngga terlalu jauh dari sana. Kalo Unai, dia bingung mau kesini naik apa. Tapi dia udah siap-siap."

"Disini yang tau rumahnya Unai siapa?"

"Itu si Lucas atau ngga Bangchan yang biasanya nganterin Unai balik." Jawab Chaeyeon.

Lucas yang sedang berdiri menghadap lapangan membalikan tubuhnya. "Gua mau jemput si Yeri. Coba si Bangchan aja. Tadi gua liat dia udah disini dah. Sekarang kemana dah dia?" Lucas mencari Bangchan ke dalam gedung fakultas. Tidak lama ia keluar bersama Bangchan yang sambil menaruh ponselnya di telinganya.

"Halo, Unai? Lu udah siap-siap?"

"....."

"Yaudah kalo gitu gua jemput ini ya. Gua berangkat sekarang."

Bangchan menutup teleponnya dan menaruh ponselnya di saku celananya. Dengan gerakan cepat, Bangchan dan Lucas menghampiri motornya dan mengendarainya cukup cepat. Karena masih subuh dan jalan raya pun memang masih sepi.

Tidak sampai sepuluh menit Bangchan sudah berada di depan rumah Lunar. Ternyata penghuni rumah tersebut sudah menunggu di depan rumahnya. Tanpa berbicara diantara keduanya, Lunar langsung menaiki motor Bangchan di belakang sang pemilik motor tersebut.

Dan seperti biasanya lagi, Bangchan mengendarai motornya dengan cepat. Alih-alih mengejar waktu sebelum pagi datang. Ketika mereka sudah mendekati pintu gerbang kampus, Bangchan mengurangi kecepatan motornya dan melewati gerbang yang terbuka cukup kecil, hanya pas untuk satu motor keluar masuk.

Lunar turun dari motor dan menghampiri Chaeyeon. Mereka langsung duduk di bangku taman depan fakultasnya sambil mengobrol. Sedangkan anak laki-laki yang lain sibuk memasukkan barang untuk mencari dana ke dalam mobil milik Winwin.

"Ini kita nunggu siapa lagi? Ngga ada lagi kan yg mau ikut?" Tanya Taeyong.

"Berangkat sekarang aja. Ntar kalo ada yang mau datang lagi bilang aja langsung ke Taman Kota Bekasi." Saran Chaeyeon.

"Yaudah kalo gitu berangkat sekarang aja." Usul Joshua setuju. "Disini ada yang mau bareng gua naik mobil selain Chaeyeon ngga? Tiga orang lagi dah."

Beberapa anak laki-laki mengangkat tangannya.

"Lah ini ratu lu Unai utamain lah yakali dia naek motor tapi lu pada naek mobil. Laki kan lu." Bangchan angkat bicara.

"Ngga usah Chan. Gapapa gue naik motor juga. Ngga masalah kok." Lunar mengabaikan perhatian dari Bangchan.

"Tapi lu serius mau naik motor, gapapa?"

Bangchan memegang pundak Lunar. Namun kemudian pemilik pundak tersebut memundurkan tubuhnya seperti tidak nyaman. Lunar mengangguk penuh yakin.

"Taeyong nebeng sama gua, kalo gitu lu sama siapa?"

"Yaudah sama siapa aja yang kosong Chan. Ngga usah terlalu khawatirin gue santai aja sih hahahahaha."

"Ngga! Jangan! lu sama gua aja. Gua tau lu belom terlalu deket sama temen yang lain. Sebentar gua bilang sama Taeyong dulu dah ya."

"Ehh Bang–" Lunar hampir memegang tangan Bangchan untuk mencegahnya berbicara dengan Taeyong. Karena terlambat, ia memilih untuk mengikuti Bangchan di belakangnya.

Executive Council of StudentOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz