Chapter 13

2.7K 513 187
                                    

Asahi yang baru saja melangkahkan kakinya keluar dari theater melihat Jaehyuk menunggu di sisi jalan dari kejauhan.

Jaehyuk bersandar di samping mobil abu-abu, bajunya telah berganti dengan sweatshirt hitam yang ditutupi dengan jaket jeans biru langit, celana slim-fit berwarna cream melekat di kaki jenjangnya dilengkapi dengan sneaker keluaran brand ternama, serta masker putih, kaca mata hitam dan beret di kepalanya.

Walaupun penampilannya sudah tertutupi dengan sempurna, Asahi tetap dapat melihat sosok tinggi dan ramping di kejauhan tersebut adalah Jaehyuk, sosoknya terlalu mencolok dimatanya, ditambah dengan mobil keluaran brand Italia dibealakangnya. Pejalan kaki yang lalu lalang pun tidak dapat memalingkan pandangan mereka ketika melewatinya.

Jam 6.55 tertulis besar di tengah layar hp yang Jaehyuk pegang tanpa berpindah ke aplikasi yang banyak terinstall di dalamnya, 'Sedikit lagi'

Menyadari kehadiran seseorang keluar dari theater, Jaehyuk mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk memegang hp , seketika ia melihat sosok yang sangat diinginkannya sejak 3 tahun yang lalu itu.

Asahi masih menggunakkan pakaian yang sama saat mereka bertemu tadi pagi. Rambut pirangnya bersinar lembut dibawah sinar rembulan yang masih mengintip dari balik awan, bintang-bintang yang biasanya tidak terlihat pun sedikit menunjukkan dirinya, mata kecoklatan alami Asahi berbinar sebanding dengannya, bibir tipis kecil yang sedikit ia kerucutkan dan kulit putih mulusnya yang terlihat lembut, sangat menggoda Jaehyuk walaupun dia tidak melakukan apapun dan hanya berjalan pelan ke arahnya, Asahi bagaikan seseorang yang keluar dari sebuah anime, temperamen santai dan datarnya membedakan ia dari orang-orang disekitarnya.

'Asahi jauh lebih indah daripada langit malam ini' Jaehyuk sekali lagi terpesona kepada keindahan visual Asahi.

'Malam yang terlalu cerah' gumam Asahi di dalam hati, ia dapat melihat secara detail teman hangoutnya malam ini, Jaehyuk dengan langkah besar menghampiri Asahi, sambil mencopot kaca mata hitam besarnya itu.

"Asahi-kun, apakah kamu ingin langsung pergi makan? Lebih baik kamu mengganti bajumu terlebih dahulu, pasti sudah tidak nyaman kan?" tanya Jaehyuk dengan lembut dari balik masker putihnya.

Asahi melihat kondisi pakaiannya yang sudah seharian dipakainya walaupun tidak ada yang aneh sedikitpun, ia merasa agak sedikit gatal setelah Jaehyuk mengingatkannya, "Ke apartmenku" jawab Asahi singkat sambil mengangguk, 'Cukup perhatian' komentar Asahi tentang peringatan dari Jaehyuk.

Bukannya Asahi tidak curiga membawa orang asing ke rumahnya, namun Jaehyuk adalah teman sepupunya yang sangat dipercayainya, Asahi tidak akan meragukan orang yang telah masuk dalam dunianya, itu salah satu prinsipnya.

'Berhasil!' batin Jaehyuk riang, strateginya untuk menyelusup ke dunia Asahi pun selangkah lebih maju. Jaehyuk menjulurkan tangan kirinya pada Asahi, bermaksud membawakan tas hitam yang diselempangkan Asahi di tubuhnya.

Asahi melihat aneh ke arah tangan Jaehyuk, karena tidak mengerti apa yang Jaehyuk maksud, ia menaruhkan telapak tangan kanannya di atas telapak tangan Jaehyuk dan menggenggamnya.

Jaehyuk yang merasakan kelembutan sentuhan di tangannya hanya bisa mematung.

'??!!!!' semua kekagetan langsung muncul dalam otak Jaehyuk,

'Tanganku?'

'Apa itu tanganku?'

'Apa?! Itu tangankuuuu?!'

Jaehyuk dan Asahi saling bertatapan satu sama lain, sementara Jaehyuk berteriak-teriak kegirangan di hatinya, Asahi merasa Jaehyuk sedikit aneh, Asahi lalu memiringkan kepalanya pada Jaehyuk dan bertanya, "Kenapa kau diam?"

Dan damage dari tindakan tersebut pada Jaehyuk pun tidak main-main, 'Keimutan macam apa itu?! Adkdhkshajndsnhdn'

Jaehyuk menjawab dengan menatap ke arah tangan Asahi yang sedang menggenggam tangannya, Asahi juga mengikuti arah mata Jaehyuk, "Ada apa dengan tanganku?" dan kembali menatap Jaehyuk, "Bukannya barusan kau minta bergandengan?"

Lalu Jaehyuk dengan sigap menggenggam balik tangan Asahi sebelum terlambat dan menjawab, "Oh ya, aku hanya terkesan dengan tanganmu yang indah" dalih Jaehyuk dengan alasan yang aneh.

Namun karena Asahi juga menganggap tangannya sangat indah, ia hanya mengangguk setuju mendengarnya.

'Apa mungkin Asahi sering bergandengan dengan pria lain?' batin Jaehyuk, 'Persetan dengan semua itu, asalkan saat ini yang ia gandeng adalah aku dan seterusnya hanya aku!' ia tidak mau menghancurkan harinya hanya karena pikiran negative.

'Benar-benar hari yang sangat indah, terima kasih oh tuhan' Jaehyuk bersyukur didalam hatinya, kehangatan yang dipancarkan dari tangan Asahi terasa menjalar ke seluruh tubuh Jaehyuk, membuat hatinya juga hangat.

Sebenarnya Asahi tidak pernah bergandengan dengan orang lain, namun ia sering melihat Junkyu melakukan hal yang sama pada Mashiho dan menganggap hal itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih.

'Tangannya lebih besar dari tanganku' gumam Asahi tidak terlalu memperdulikan tangannya yang digenggam erat Jaehyuk. 'Tapi bukankah hal ini yang dilakukan jika mereka mempunyai hubungan khusus?' saat ini Asahi agak sedikit ragu pada Jaehyuk, insting pertahanan dirinya membunyikan alarm tingkat 1.

Jaehyuk membawa Asahi ke mobil sport 2-seaternya yang berwarna abu-abu muda dan biru aqua, Jaehyuk membuka pintunya dengan menggunakan remote dan bisa dilihat interiornya berwarna senada dengan jok yang berwarna putih bersih.

Walaupun tidak rela ia tetap melepas tangan Asahi saat mereka akan masuk. Ia mengusap jempolnya pada telapak tangannya sendiri, seakan masih merasakan kehangatan tangan itu.

Mobil yang dimiliki Jaehyuk adalah mobil limited edition terbaru dari sebuah produsen mobil ternama, namun Asahi tidak perduli seberapa mahalnya mobil yang dimiliki Jaehyuk, karena itu bukan miliknya, dan juga teman fashionistanya, Hyunsuk, sering gonta-ganti mobil layaknya ia mengganti baju, ia sudah kebal akan pamer kekayaan.

Jaehyuk pun memasang seatbelt untuknya sendiri, begitu pula yang dilakukan Asahi. Safety first and foremost.

"Dimana alamat apartmentmu Asahi-kun?" tanya Jaehyuk sambil menstarter mobilnya dan menyalakan gps pada dashboard mobilnya yang bermotif carbon fibre.

"Di Tower Palace" jawab Asahi, "Dogok-dong"

Malam di kota S dengan perlahan semakin gelap dan kota pun semakin gemerlap, ribuan sinar lampu menerawang menembus kaca bangunan yang mereka lewati, wajah yang lembut dan sempurna Asahi memantulkan cahaya tersebut, semakin membuat ketampanannya terlihat seperti tidak nyata.

Jaehyuk yang sesekali menengok untuk melihat spionnya pun ikut menikmati keindahan tersebut, senyum manisnya mengembang di bibir penuhnya itu.

Jaehyuk menyalakan musik blues klasik yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi barat, walaupun di dalam sunyi, namun tidak ada yang merasa bahwa situasi tersebut canggung, keduanya merasa nyaman saja dengan situasi itu.

Tiba-tiba Asahi bertanya pada Jaehyuk, "Katakan padaku, apakah tadi kamu bermaksud yang lain? Aku merasa sedikit aneh", tiba-tiba saja Asahi teringat keanehan yang terjadi tadi, apa Jaehyuk ada maksud padanya?

--------

Damage dari poster Asahi membuat nuna ini mati seketika, goodbye everyone~ 😌👍💕💕💕

My Little Morningsun -JaeSahiWhere stories live. Discover now