Chapter 6

662 118 12
                                    

Mr. Rochester memanggilku lagi keesokan paginya. Ia memberiku lampu hijau untuk melanjutkan laporan investigasiku pada Bill Kovach. Kali ini aku tidak merasa sesemangat sebelumnya karena aku tahu harga yang sudah kubayarkan untuk menyelesaikan investigasi ini.

Tapi setidaknya usahaku selama ini tidak akan sia-sia. Bill Kovach layak untuk dipenjara atas kejahatannya, entah bagaimana caranya Ia bisa menjadi calon walikota San Fransisco dengan tingkat pemilih tertinggi. Jika skandal korupsinya tidak dibongkar dan dihentikan sekarang, aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya di masa depan saat menjadi walikota.

Sejauh ini aku masih kekurangan bukti kredibel yang bisa dijadikan dasar untuk menjerat Bill Kovach. Tapi dengan bantuan Sebastian Moran hal itu tidak akan menjadi masalah besar untuk laporan investigasiku lagi.

Jadi siapa sebenarnya Sebastian? Bagaimana bisa Ia mempunyai kekuatan yang walaupun tidak terlihat tapi cukup kuat untuk menyembunyikan skandal korupsi Kovach? Ia bahkan bisa mengendalikan koran-koran yang berusaha membongkar kasus itu. Belum lagi menghentikan penyidik yang baru saja akan memulai investigasi.

Sebastian Moran sepertinya sudah bekerja keras untuk menyokong karir politik Kovach... tapi Ia berencana membuang semuanya hanya untuk tidur denganku? Apa itu masuk akal? Seluruh upayanya selama ini untuk menutupi, mengendalikan, dan menghentikan kasus korupsi itu hanya akan berakhir sia-sia. Dilihat dari sisi manapun rasanya tidak masuk akal.

Aku bukan siapa-siapa, wajahku juga tidak terlalu menarik dengan rambut coklat yang agak keriting dan mata coklat hazel yang terlihat biasa-biasa saja. Belum lagi pilihan style pakaianku yang selalu terlihat tomboy dan simpel karena pekerjaanku yang tidak terlalu menuntut penampilan yang sempurna.

Mengapa Sebastian memilihku... aku tidak tahu kenapa, dan tidak mengetahui alasannya hampir membuatku gila karena penasaran.

Ah... aku hampir melupakan bolpoin sekaligus alat perekam yang kuletakkan di kantornya. Baterainya hanya tahan selama beberapa hari sebelum harus diisi ulang. Aku harus mengambilnya sebelum Sebastian menyadari aku menyadap kantornya.

Kulihat jam tanganku yang menunjukkan pukul tujuh malam, sebagian rekan kerjaku sudah pulang sejak tadi jadi kantor The Daily Wire menjadi agak sepi. Aku memang menyukai suasana kantor yang sepi karena aku bisa fokus mengerjakan laporanku, biasanya aku baru kembali ke apartemenku pukul sembilan malam. Tapi hari ini ada hal yang tidak bisa ditunda lagi, aku harus segera mengambil alat perekam di kantor Sebastian yang berada di Magnus.

***

Aku mengira klub malam saat hari kerja tidak akan seramai saat akhir pekan... Tapi ternyata aku salah. Magnus tetap terlihat ramai walaupun ini baru hari Rabu. Hanya saja antriannya tidak sepanjang saat akhir pekan.

Langkahku terasa ringan saat melewati barisan antrian orang-orang yang sudah bersiap clubbing malam ini. Aku tidak perlu lama-lama berdiri di luar karena saat ini aku memiliki kartu sakti! Kurogoh kartu member Magnus berwarna hitam lalu melambaikannya pada sekuriti berbadan besar yang menjadai pintu utama Magnus.

"Tunggu dulu." katanya sambil memandangku dari ujung kepala hingga kaki. Pakaianku saat ini memang tidak terlihat seperti orang yang ingin pergi clubbing karena aku datang langsung dari kantor. Aku hanya mengenakan celana jeans dan sweater rajut tebal berwarna khaki.

"Aku punya kartu member." protesku padanya saat Ia menahanku. Sekuriti itu mengambil kartu hitam itu dari tanganku lalu membolak-baliknya. Apa karena warnanya berbeda? pikirku dengan sedikit rasa gugup. Kartu membership pinjaman yang kupakai sebelumnya berwarna merah.

"Dari mana kau mendapatkan ini?" tanyanya dengan curiga.

Aku mendengus tersinggung saat Ia menatapku lagi. "Itu milikku."

HIS VIRGIN LEECHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang