OO9

87 13 0
                                    

wooseok baru aja bangun terus nggak sengaja lewat depan kamar hangyul yang nggak ditutup pintunya. kalau ada maling terus dia lagi mandi gimana coba. pas wooseok coba masuk, ternyata hangyul udah siap mau ngampus, tasnya juga udah keisi buku—tumben banget bawa.

"lo mau kemana?"

"kampus lah."

wooseok terus langsung mukul lengan hangyul sampai hangyul teriak aduh aduh, "lo masih sakit, bego. lupa apa? jangan dipaksa. lo inget semalem? lo maksa kan mau ikut akhirnya malah ambruk. nggak, gue nggak ijinin lo."

"dih. emang lo siapa gue?"

"gyul," wooseok sama hangyul langsung nengok ke arah orang itu. wooseok sampai mau nyebut liat orang itu. ganteng, putih, tinggi, badan bagus, rambut coklat, jinhyuk kalah. eh enggak, jinhyuk tetep nomer satu.

"ngapain lo?"

"lo yang ngapain?"

"daniel bilang lo sakit lagi."

hangyul langsung nengok ke wooseok terus bisik-bisik, "heh. lo bilang ke seantero kampus, ya kalau gue sakit? gila. famous dong gue."

"lagian siapa, sih yang nggak tau berita soal hangyul si fakboi kampus itu ambruk pas nonton woodz. kemarin banyak yang liat, sih ada yang ngefoto juga. jadi ya anggap aja itu cara lo makin famous."

"gyul?"

"ehm, gyul. gue keluar, ya. bye, oh ya jangan ngampus dulu. lo masih sakit!" wooseok keluar dan ngebiarin dua orang itu di dalem kamar.

••

"ngapain lo kesini? tumben banget."

jaehyun ngehela nafas terus taruh hapenya dan rebahan di kasur hangyul. hangyul nggak kaget sebenernya sama kelakuan abangnya yang seenaknya, tapi dia kaget abangnya mau ke kostan dia.

"kalau bukan karena mama sama taeyong juga gue nggak bakalan mau kesini."

"bucin, bego."

"daripada lo? fakboi."

taeyong itu pacarnya jaehyun. orangnya baik, hangyul suka, tapi nggak mau nikung abangnya. mau sih, tapi kata mamanya nggak boleh. hangyul kan anak baik, harus nurut mama, "mama tau gue sakit dari mana?"

"waktu itu lo bikin status, 'kan? yang sebelum lo jatoh, yang gue komen. terus mama langsung telpon gue tanya keadaan lo gimana. gue disuruh kesini. awalnya gue nggak berniat ke sini, cuman tanya kabar aja. terus kata taeyong lo sempet pingsan juga, akhirnya gue kesini, deh. gue bawain bubur, makan."

"nggak. lo campur racun."

"ya mikir kali, masa gue campur?"

"ya iya lah. gue tau kelakuan lo."

"gue pisah, kok. nih masih dikantong," jaehyun sialan. hangyul sebel banget sama abangnya. jaehyun tuh nggak bercanda. dia bener bawa racun, tapi sebenernya bukan racun sih. itu obat yang bikin perut mules, hangyul lupa namanya. gila emang abangnya.

"udah sana makan."

"ogah. gue mau berangkat sekalian beli nasi kuning ntar di depan gang. minggir."

jaehyun langsung berdiri terus ngehadang hangyul yang udah mau keluar. hangyul natap jaehyun datar. jaehyun nggak tau mau bereaksi apa, tapi please ini awkward banget.

"lo ngapain?"

"hah? ngehadang lo."

"ngapain ngehadang gue?"

"lo denger kata wooseok? lo masih sakit. badan lo masih panas, tanpa gue cek juga kelihatan. lo lemes nggak kaya biasanya, keringetan, wajah merah. padahal kalau gue halangin gini biasanya lo udah nendang gue."

hangyul baru inget, dia kan atlet taekwondo. kenapa nggak daritadi nendang abangnya? tapi sadar juga percuma. bener kata jaehyun, dia lemes.

"see? lo sakit. nggak kuat."

hangyul langsung balik badan, lepas outfitnya. terus buka bungkusan bubur bawaan jaehyun, "gue makan ini kalau lo balik. gue eneg liat lo."

"heh! ganteng gini!"

"balik atau gue berangkat?"

"ya udah iya! bilang sama mama kalau gue udah jenguk lo. ntar gue kena marah lagi gara-gara nggak becus ngurusin lo."

"lo emang nggak becus."

FxxK BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang