24| Resah Jadi Luka √

4.8K 722 142
                                    

"Aldoy Arkasatya — semester 5 Managemen, terkenal sebagai mahasiswa yang aktif, selalu berpikir kritis dan kreatif, sebenarnya Doy adalah tipikal orang yang welcome, hanya saja fitur wajah galaknya, membuat orang-orang berpikir Doy tidak ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aldoy Arkasatya — semester 5 Managemen, terkenal sebagai mahasiswa yang aktif, selalu berpikir kritis dan kreatif, sebenarnya Doy adalah tipikal orang yang welcome, hanya saja fitur wajah galaknya, membuat orang-orang berpikir Doy tidak ramah."






























.
.
.
























Doy dan Senja saling diam, duduk silih menghadap di dalam kafe langganan keduanya, Doy menatap Senja yang membuang muka ke kanan.

“Sen ...,” lirih Doy, Senja pelan-pelan menatap Doy.

“Hmmm,” gumam Senja.

“Aku minta maaf ya, kalau kemarin-kemarin bikin kamu kesel, aku lagi sensi aja pas itu, banyak kerjaan,” kata Doy sendu.

Senja langsung sedekap. “Hmmm.”

Doy diam sejenak, memaksa otaknya memikirkan kalimat yang tepat untuk menenangkan Senja.

“Aku mikir banget, apa yang harus aku lakuin, takutnya aku malah bikin kamu tambah kesel, kemarin aja kamu tambah marah, jadi maafin aku ya Sen, kita udah seminggunan lebih dieman, masa kita dieman mulu,” tandas Doy menatap Senja lurus-lurus. 

“Tapi janji besok-besok nggak gini lagi?” pinta Senja, sembari membalas tatapan Doy.

“Iya Sen, janji, aku janji, baikan ya kita.”

“Iya, tapi besok nonton film ya,”

“Siap princess,” kata Doy langsung tersenyum manis, Senja juga merubah air wajahnya tenang karena sudah baikan dengan pacarnya.

“Doy.”

“Iya.”

“Bisa jaga jarak kan sama Yello?” pinta Senja, Doy langsung mengerutkan dahinya.

“Kenapa? Aku sama Kuning nggak ada apa-apa loh, ngapain jaga jarak sama dia, apalagi Kuning sekretaris, jadi kemana-mana bakalan jadi satu sama aku.”

Stop manggil dia Kuning, Doy, cuma kamu yang manggil Yello kuning, kedengeran kaya panggilan spesial, aku nggak suka.”

Doy langsung mengangguk tanpa berpikir, takut Senja marah lagi. “Iya, Yello-Yello.”

Senja langsung tersenyum merekah. “Kalo ada diskusi atau apa gitu, ajak Johnny atau siapapun, jangan berdua doang, jangan ngajak Yello makan di nasgor Pak Wok juga.”

Doy berpikir sejenak, kenapa Senja malah mengekangnya, kalau Doy menentang, Senja bakalan marah lagi, dan pada akhirnya akan dieman lagi.

Mau tak mau Doy menurut, tidak tau nantinya akan dilakukan sesuai yang Senja pinta, tidak bermaksud  berbohong, tapi yang terpenting saat ini, Senja tidak marah lagi.


BEM U ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang