BAB 1

713 43 3
                                    


Embun hujan membekas di dinding kamarnya. Perlahan, jari telunjuk itu mengukir sebuah nama di kaca tersebut, Mark Lee.

"Mark kau belum tidur?"

tanya wanita cantik yang sudah berdiri di depan pintu kamar Mark yang tak terkunci. Lantas, anak lelaki itu menoleh ke sumber suara dengan senyum manis di bibirnya.

"Belum bun"

"Sudah menyiapkan barang untuk besok kan?" langkah wanita itu semakin mendekat.

Mark menjawab dengan anggukan seraya menunjuk ke arah koper besar berwarna hitam yang ada di sudut ruangan. Matanya kembali menatap sang bunda ketika ia merasa tangannya di genggam begitu erat oleh wanita itu.

"Jaga dirimu baik-baik ya? Bunda sangat menyayangi mu."

Ye-ji memeluk erat tubuh Mark se-erat mungkin. Air matanya yang sudah membasih pipi dibuat semakin deras ketika anak laki-laki itu membalas pelukan Ye-ji sambil mengusap-usap bahu sempitnya.


"Bunda? Kalo memang bunda tidak mengizinkan aku untuk pergi, maka aku akan tetap disini."

Ye-ji langsung melepas pelukan tersebut, "kamu harus tetap pergi. Untuk melindungi keluarga dan masa depan rakyat sihir lain nya."

Mark menatap teduh sang bunda, tangan kekarnya mengusap pipi Ye-ji dengan penuh kasih sayang.

"Aku akan pergi jika bunda berhenti menangis," ujarnya membuat sang bunda hanya tersenyum masam.

"Ye-ji? Aku mencari mu dari tadi tau nya di kamar Mark!" kesal Soo Hyun, ayah Mark.

"Kamu saja yang tidak becus mencari ku!"

Soo Hyun memandang sang istri dengan penuh rasa dendam, tapi tetap saja ia hanya menjawab "ya sepertinya aku yang salah."

Mark terkekeh kecil melihat kelakuan ayah yang selalu mengalah.

"Kamu belum tidur? Besok siang sudah berangkat."

"Baru ingin..."

"Ya sudah." Soo Hyun merangkul Ye-ji dan membawa nya pergi meninggalkan kamar Mark.

"Selamat tidur Mark, bunda sayang kamu"

"Aku juga sayang bunda"

klek.
Di tutupnya pintu kamar itu oleh si pemilik.

Mark menghela nafas kasar dan beralih ke meja belajar untuk melihat pesan masuk di ponselnya. Cowok tampan ini mengukir senyuman kecil saat melihat salah satu notif sudah muncul.

From Yera

-Selamat malam Mark.
-Terima kasih sudah pernah menjadi orang penting di hatiku. Ku harap di kehidupan mu selanjutnya, kau selalu bahagia. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk pangeran semangka ku ini wkwk.
-Sekali lagi terima kasih. Sungguh, aku sangat menyayangimu sampai detik ini dan seterusnya.

Senyum Mark berubah sendu saat tau bahwa itu adalah pesan perpisahan dari Yera, mantan kekasihnya sejak 2 jam yang lalu. Yera memutuskan Mark karena gadis itu tau bahwa mantan pacarnya ini akan pergi ke dunia yang entah dimana adanya. Ia tak mau membuat Mark terbebani dengan hadirnya dia di hidup Mark saat mereka tak berdampingan.

7 secret room's [Mark Lee] ✔Where stories live. Discover now