Part 3 - Aku Suka Kamu, Friska!

11 3 0
                                    

Sesampainya di rumah, Hiro langsung menuju ke kamarnya dan mencari sumber kebahagiaannya. Bingkai foto Naurin.

"Rin.. aku udah pulang nih!"

Hiro membaringkan tubuhnya di ranjang, dipeluknya bingkai foto Naurin sambil dia bermonolog.

"Rin, aku lupa bilang sama kamu kalau Putra minjemin aku komik yang baru terbit. Kamu mau baca bareng gak? Eh tapi aku duluan deh yang baca baru nanti aku ceritain sama kamu" kemudian Hiro menggulingkan tubuhnya ke sebelah kiri. Bingkai yang dipeluknya kini disandarkan ke bantal agar Hiro bisa dengan mudah melihat wajah Naurin.

"Rin.. mungkin kalau kamu masih disini, di dekat aku, aku pasti langsung meluk kamu. Hmm tapi jangan mikir kalau aku mesum ya Rin! Hehehe. Aku cuma kangen aja Rin sama kamu" jari telunjuk Hiro membelai wajah Naurin di foto tersebut.

Angin berhembus dengan lembut menyusup masuk ke dalam kamar Hiro melalui jendela yang setengah terbuka. Hembusan anginnya sampai mengenai wajah Hiro seperti membelai wajahnya dengan lembut. Hiro memejamkan matanya merasakan belaian dari hembusan angin itu. Lembut, dingin, tapi menenangkan hatinya.

Lama-lama terdengar suara wanita yang memanggil namanya. "Hiroo.. Hiroo.." Awalnya suara itu terdengar samar-samar, namun semakin lama suaranya terdengar semakin jelas sehingga membuat Hiro membuka kedua matanya.

"Naurin?" Hiro segera bangkit dari posisi tidurnya. Matanya berkeliling mencari sosok Naurin.

"Hiro.." kemudian Hiro membalikkan tubuhnya mencari sumber suara yang memanggilnya. Hiro menghela nafas lega melihat sosok wanita yang sudah dia nantikan.

"Kamu kemana aja sih Rin? Aku sudah nungguin kamu" Hiro menatap Naurin dengan raut wajah sedih. Dia sangat merindukan wanita itu.

Naurin mengembangkan senyuman pada Hiro. Lalu kedua bola mata indah Naurin menatap lurus ke jendela yang berada di belakang Hiro. "Aku juga nungguin kamu disini" suara indah Naurin terdenga di telinga Hiro, tetapi tatapan matanya terus mengarah ke arah jendela. Karena penasaran dengan apa yang Naurin lihat, maka Hiro mendekatkan dirinya ke jendela. Dia ingin melihat ada apa di luar jendela tersebut.

Hiro menatap keluar jendela namun tidak ada siapapun di luar sana. Hanya ada langit senja berwarna jingga dengan goresan warna pelangi yang menghiasi.

"Kamu mau aku lihat pelangi itu ya Rin?" tanya Hiro.

Naurin tidak menjawab pertanyaan Hiro, dia hanya mengubah arah pandangnya. Dia kini menatap Hiro dengan tatapan yang hangat, senyum di wajahnya juga semakin mengembang lebar. Wajah dan senyuman itu membuat Hiro ingin segera memeluknya. Hiro melangkahkan kakinya mendekati Naurin. Namun sosok Naurin perlahan semakin memudar, dan hilang.

"Kamu ninggalin aku lagi Rin" bisik Hiro lirih.

***

Dira sedang duduk melamun di dalam kamarnya. Dia masih memikirkan apakah Hiro, senior favoritnya, benar-benar menaruh hati pada sahabatnya, Friska. Jika Hiro benar-benar menyukai Friska, maka Dira berpikir apa dia harus mundur secara terhormat atau tetap menyimpan perasaannya ini dalam diam.

Kemudian Dira berpikir lagi, Friska sahabatnya sudah sangat mengetahui jika Dira tertarik pada si senior Hiro itu. Jadi masih ada kemungkinan jika Friska akan mengalah pada Dira karena tidak ingin menyakiti perasaan Dira. Tetapi jika begitu maka Dira lah yang akan terlihat menyakiti Friska. Lagipula apa sebenarnya Friska juga menaruh hati pada Hiro? Dira merasa jika sebaiknya dia memastikan hal itu terlebih dahulu. Friska juga menyukai Hiro atau tidak.

Dira langsung menyambar ponsel yang tergeletak di atas ranjangnya. Dia menggeser layar ponselnya untuk mencari nomor Friska sahabatnya itu. Saat ingin menekan lambang telepon di kontak tersebut, Dira berpikir kembali apakah Friska akan marah padanya jika bertanya tentang perasaannya terhadap Hiro. Friska memang cantik namun dia juga terkenal jutek, galak. Dira sedikit takut menghadapi kemarahan Friska.

Naurin - a soul in loveWhere stories live. Discover now