Part 7 - Pelangi Naurin

12 2 3
                                    

Langit sore hari ini sedikit mendung. Awan tebal di langit membuat suasana menjadi sedikit lebih gelap. Dira melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Baru jam setengah 4 sore tetapi langitnya sudah seperti jam 6 sore. Dira menunggu ojek online yang dipesannya di depan gerbang kampus. Dia bersandar di gerbang yang sudah setengah tertutup. Kemudian pikirannya melayang kembali saat bertemu Hiro di perpustakaan pagi tadi.

"Hmm.. Yang tadi itu ceweknya kak Hiro ya? Cantik banget! Pantas saja kak Hiro nolak semua cewek yang nembak dia, kan ceweknya dia juga udah cantik" gumam Dira.

Dira mengingat kembali sosok Naurin yang tadi berdiri di samping Hiro. Wajah Naurin yang cantik, senyumnya yang menyejukkan, tapi sepertinya dia bukan mahasiswi di kampus ini. Dira baru tersadar akan hal itu. Dia memang masih junior di kampus, baru masuk semester 3, tetapi setidaknya jika memang Naurin adalah mahasiswi di kampus tersebut lalu mengapa Dira belum pernah melihatnya sama sekali.

"Eh kamu!" suara yang tak asing baginya terdengar menyapanya dari belakang. Dira pun menolehkan kepalanya dan melihat siapa yang memanggilnya itu.

"Kak Hiro? Belum pulang kak?" tanya Dira yang melihat Hiro berdiri di belakangnya. Dira tahu jika Hiro sedang menyelesaikan skripsinya dan tak harus sampai sore berada di kampus.

"Belum, tadi habis nunggu dosen pembimbing dulu. Kamu ngapain diri sendirian disini? Teman kamu mana?" Hiro melihat ke kiri dan kanan mencari keberadaan Friska, karena biasanya mereka selalu berdua.

"Dia udah pulang duluan, tadi aku mau balikin buku dulu ke perpus makanya aku minta dia pulang duluan aja" jawab Dira dengan melengoskan pandangannya. Sepertinya Dira tidak suka jika Hiro menanyakan Friska. Dira tetap mengira jika Hiro menyukai Friska karena pernyataannya waktu itu. Pernyataan tentang ada lelaki yang suka pada Friska.

"Kamu pulang kemana? Mau aku antar?" mendengar tawaran tersebut membuat hati Dira bersorak sorai karena gembira. Dira langsung membalikkan badannya ke hadapan Hiro lalu menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Yasudah yuk ikut ke parkiran motor, kebetulan ada helm si Putra jadi kamu bisa pakai helm dia" Hiro melangkahkan kakinya menuju ke parkiran diikuti oleh Dira.

Kegembiraan dalam hati Dira tak bisa ditutupi. Senyum di wajahnya sangat mengembang, bahkan cara berjalannya saja sudah melompat-lompat seperti anak kecil. Dira memang masih kekanakkan.

Setelah sampai di parkiran, Hiro merapatkan resleting jaketnya sebelum menaiki motornya. Setelah itu Hiro memakai helm full face miliknya. Semua itu terlihat keren dalam penglihatan Dira.

"Duuhh ini senior kok gak ada gak kerennya sih! Make helm mukanya ketutup semua aja masih keliatan gantengnya. Duhh maaf yaa pacarnya kak Hiro.. Aku pinjam dulu yaa sebentaran" gumam Dira dalam hatinya. Dia sungguh sangat jatuh cinta pada lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Eh kamu, ehm siapa namanya? Sorry aku lupa" tanya Hiro. Raut wajah Dira seketika menjadi tak bersemangat. Sudah beberapa kali mereka bertemu tetapi Hiro lupa dengan namanya.

"Dira kak.." jawab Dira dengan lesu. Kegembiraannya bisa runtuh seketika seperti itu hanya karena Hiro lupa dengan namanya.

"Oh Dira! yasudah cepetan naik! Nih pake helm dulu" Hiro memberikan helm untuk dipakai oleh Dira.

Dira pun menuruti Hiro untuk memakai helm yang sudah diberikan lalu menaiki motor Hiro. Duduk tepat di belakang Hiro. Bahkan di penglihatan Dira, punggung Hiro saja sudah menunjukkan ketampanannya.

"Ya Tuhan.. kenapa sih dia udah ada yang punya" ucap Dira dengan suara berbisik.

"Hah? Kenapa? Punya siapa Ra?" ternyata Hiro masih bisa mendengarnya walaupun Dira sudah berbisik sangat pelan.

Naurin - a soul in loveWhere stories live. Discover now