Part 17 - Prasangka

4 1 0
                                    

Satya memandang kesal Dirga, dia tak suka jika ada lelaki lain yang berdekatan dengan Dira. Satya tidak tahu jika lelaki itu adalah kakaknya Dira. Semakin kesal lagi Satya saat melihat Dira yang seperti sedang menangis dan menyeka air matanya.

"Siapa sih itu cowok? Kok kayaknya dekat banget sama Dira. Itu si Dira nangis ya? Wahh brengsek tuh cowok bikin Dira sampai nangis gitu!" gumam Satya dalam hatinya.

Satya pun terus memperhatikan mereka berdua sambil menahan perasaan kesal dalam hati. Kesal karena menerka-nerka siapakah lelaki yang sedang bersama Dira dan membuatnya menangis.

***

Lama memperhatikan Dira yang berbicara dengan seorang lelaki dari kejauhan, mulai terbesit dalam benak Satya untuk mencari tahu siapa lelaki tersebut. Ada hubungan apa diantara Dira dan lelaki tersebut. Apakah saingan Satya akan bertambah lagi setelah Hiro?

Dira seperti diajak ke suatu tempat oleh si lelaki yang Satya tidak kenal itu. Namun sepertinya terlihat Dira menolaknya. Dira menarik tangannya dari genggaman lelaki tersebut. Satya terus berpikir jika lelaki tersebut akan menjadi saingan barunya. Padahal lelaki itu adalah Dirga, kakak kandung Dira.

Memang jika diperhatikan tidak banyak kemiripan diantara Dira dan Dirga. Dira bertubuh kecil, berkulit putih dan mempunyai paras yang cenderung imut. Sangat menggemaskan bagi Satya. Sedangkan Dirga memiliki postur tubuh mendekati ideal. Tingginya mungkin sekitar 174 sentimeter. Kulitnya lebih kecoklatan dan parasnya tidak ada kemiripan dengan Dira. Bagi yang belum mengenalnya maka akan berpikiran jika mereka bukanlah saudara.

"Itu cowok kok kayaknya maksa banget si Dira harus ikut dia sih? Apa gue samperin aja ya?" Hati Satya mulai panas melihat Dirga yang terus meraih tangan Dira dan mencoba mengajaknya pergi.

Setelah berkali-kali menolak akhirnya Dirga tidak memaksa Dira lagi untuk ikut dengannya. Terlihat Dirga menaiki motornya seorang diri dan meninggalkan Dira. Satya menarik nafas lega.

"Eh tapi itu cowok siapa sih? mending gue cari tahu deh daripada nanti dia dateng lagi ngeganguin Dira." secepat kilat Satya berlari menuju tempat motornya diparkirkan. Dia pun langsung menaiki motornya dan menarik gas di tangan kanannya untuk mengejar Dirga.

Karena sedikit terlambat membuntuti Dirga, Satya hampir kehilangan jejak. Satya melajukan motornya lebih cepat sambil tetap fokus mencari sosok Dirga. Beruntung sekali Satya bisa menemukan sosok Dirga yang juga melajukan motornya di depan. Sudah tidak terlalu jauh jarak diantara mereka. Satya perlahan menurunkan kecepatannya dan mencari jarak aman agar Dirga tidak menyadari jika sedang dibuntuti.

Saat lampu lalu lintas berwarna merah, Dirga berhenti tepat di belakang garis putih yang ada di jalan. Sedangkan Satya berhenti sekitar 3 mobil di belakang Dirga. Dirga melirik kaca spionnya dan melihat ke belakang melalui kaca tersebut. Seketika itu jantung Satya hampir berhenti berdetak. Apa dia ketahuan oleh Dirga?

Dirga terus memperhatikan kaca spionnya. Jika memang harus ketahuan Satya siap untuk menghadapinya. Satya akan langsung menanyakan siapakah dia dan ada hubungan apa dengan Dira.

Lalu Dirga mengelap kaca spionnya. Ternyata Dirga tak terlalu bisa melihat ke belakang karena kaca spionnya sedikit buram karena debu. Dia hanya memperhatikan kaca spionnya dan mengelapnya agar bisa melihat lebih jelas.

"Huuufff.. Gue kira udah ketahuan! Eh gak taunya cuma mau ngelap kaca spionya aja!" gumam Satya dengan suara pelan.

Lampu lalu lintas sudah berubah kembali menjadi hijau. Dirga pun melajukan kembali motornya, begitu juga dengan Satya. Dirga membelokan motornya di perempatan yang ada di depan dan menuju ke sebuah komplek pertokoan. Dirga menghentikan motornya tepat di depan sebuah ruko. Satya pun ikut menghentikan motornya dan bergegas mencegah Dirga masuk ke dalam ruko.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Naurin - a soul in loveWhere stories live. Discover now