38. Rumah Sakit

79 25 17
                                    

Karen dilarikan ke Rumah Sakit karena, merasakan kram berat di perutnya.

---

Selamat Membaca Teman! 👋🏻

***

Hari ini adalah hari di mana Karen merasakan berat untuk pergi ke mana-mana.

Ia hanya ingin terus tidur dan hanya ingin di rumah.

"Kamu kenapa sayang?" tanya David khawatir yang berada di sebelahnya.

"Perut aku sakit."

"Sini aku pijetin," pinta David menarik selimut Karen.

"Nggak, aku mau tidur aja. Udah kamu kerja aja sana, nanti Fany aku aja yang urus." Karen melanjutkan tidurnya.

David beranjak dari tempat tidurnya. Ia menarik selimut Karen perlahan. Ia mencoba untuk memijat perut Karen yang merasa sakit itu.

Karen mencegahnya. Ia merasa takut jika dipijat di bagian perutnya.

"Jangan sayang, nanti kenapa-kenapa gimana?" tolak Karen cepat.

"Aku tidak akan mungkin menyakitimu," ucap David tersenyum.

"Terserah kamu deh," pasrah Karen dan membiarkan David memijat perutnya sampai merasa membaik.

David menyelipkan obrolan manis seperti biasa yang membuat Karen senyum-senyum sendiri dibuatnya.

"Anak Papa yang pinter ya, jangan nyusahin. Lihat nih Papa, mijitin kamu." David tersenyum lebar dan setelahnya ia tertawa mendengar perkataan barusan.

"Apasih kamu," oceh Karen senyum-senyum.

"Udah enakan?"

"Udah, aku mau ke bawah dulu. Ngurus dapur." Karen bergegas turun dari kasurnya.

Sekarang masih pukul lima pagi. Hari ini nampaknya akan ada banyak kegiatan di Karen Resto. Kendati, Karen terlihat sibuk pagi-pagi begini.

Walau badannya masih terasa lemah dan energinya belum terkumpul lebih.

"Duh segala ketemu banyak tamu lagi nanti, mana badan gue masih nggak enak. Bisa diundur nggak ya? Tanya Rena kali ya," ucap Karen membuka ponselnya untuk menghubungi Rena.

"Apa bos?"

"Bos bas bos bis aja sekalian."

"Iya Karen, ada apa pagi-pagi begini nelfonin gue?"

"Tumben cepet angkat telfon gue, bukannya lo kebo ya?"

"Mulai ngeledek, langsung intinya kenapa, gue baru selesai mandi biar seger pagi gini."

"Rena. Gimana nih sama tamunya nanti, gue ngerasa nggak enak badan. Harus sekarang banget nih?"

Rena menghela napas sebentar. "Gue bilang juga apa. Lo lagi hamil lemah begini, segala mau ketemu banyak tamu."

"Solusi dari lo apa yang bisa gue ambil? Udahlah matiin aja, tambah mual gue."

"Nggak bisa diundur ya, tamu pengen ketemu lo buat bahas meeting. Ada sepuluh orang yang sudah masuk ke dalam list. Lo sebagai pemateri."

Karen mematikan ponselnya. Ia menarik napasnya dalam-dalam.

"Masak deh, siapa tau nih badan minta diajak gerak."

Karen memanggil David karena, merasa ia perlu bantuan.

"David ... sayang sini turun, Fany masih tidur kan?" panggil Karen lumayan keras.

HAPPY LIFE ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن