awal mula

6.9K 191 2
                                    

Cerita baruuuuuuu

Pernikahan selalu menjadi hal yang sangat diidam-idamkan bagi pasangan yang saling mencintai. Sudah merasa mapan dan mampu dalam melakukannya kenapa tidak?. Namun hal itu tidak dapat dirasakan oleh Raina Anjani. Hal yang mungkin terjadi sekali seumur hidup harus ia relakan demi memenuhi perjanjian jaman SMA ayahnya dulu dengan teman karibnya.

Mau tidak mau Raina menurutinya, ia cukup sadar diri selama ini sudah banyak menyusahkan ayahnya yang hidup sebagai single parent. Ibunya meninggal saat ia datang kebumi. Dan teman ayahnya sekaligus calon mertua nyapun Raina kenal cukup baik.

"Saya terima nikah dan kawinnya Raina Anjani binti Broto Purnomo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"

Sedari tadi Raina hanya menangis didalam kamar hotel yang sudah Bima- kakaknya- sewa sebagai hadiah pernikahannya. Sudah bukan saatnya lagi ia untuk menyesali keputusannya untuk menerima seorang Raga Bumi  teman satu angkatan SMA nya sekaligus kekasih salah satu teman sekelasnya.

"Dek, ayo turun" ajak Bima membuyarkan lamunannya. Ia berjalan dengan menggandeng Bima. Bima yang menyadari adiknya sudah menangis hanya bisa tersenyum miris. Adiknya yang sangat ia sayangi dan sangat ia jaga sedari dulu kini harus menyerahkan masa depannya kepada seseorang yang dikenalnya hanya selewat saja.

"Dek, cium tangan masnya" titah Bima.
 
Mau tidak mau Raina hanya menurut saja sambil menampilkan senyuman tipis untuk lelaki dihadapannya yang dibalas dengan anggukan oleh Bumi.

Setelah itu giliran Bumi yang mencium kening Raina, namun sebelum itu ia membisikan sesuatu ditelinga kanan Raina.

"Terima kasih telah menerima saya, dan mulailah mencintai saya seperti istri yang semestinya" Raina hanya mengangguk. Ia tahu banyak maksud dengan apa yang disampaikan Bumi barusan. Ia akan mencoba untuk menerima Bumi. Namun untuk mencintai? Ia tidak bisa menjawab pasti sekarang.

*****

Seluruh rangkaian acara telah selesai, Raina baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama tidur miliknya. Tatapannya bertemu dengan Bumi yang baru saja datang entah dari mana.

"Mau disiapin air anget Kak?" tanya Raina. Ia sungguh canggung untuk memanggil Bumi dengan sebutan 'mas' seperti pasangan lainnya.

"Boleh" jawab bumi singkat.

"Panggil Bumi aja" lanjutnya.

Raina hanya mengangguk dan mulai menjalankan tugasnya. Setelah selesai ia juga menyiapkan pakaian untuk Bumi pakai malam ini.

Setelah selesai dengan acara mandi malamnya Bumi segera keluar dari kamar mandi. Hal yang pertama ia lihat adalah istri nya yang sudah terlelap tidur.

Bumi beberapa kali menggelengkan kepalanya. Menepis rasa pening yang ia rasakan sedari minum jus jeruk saat diluar tadi. Sudah berusaha dengan berendam air dingin namun nihil. Tubuh istrinya seolah 'memanggilnya'.

Dengan segera ia melompat ke kasur dan merobek piyama yang Raina pakai dan membuangnya secara asal.

Raina yang merasa tidurnya terusik menggeliat tidak nyaman. Hal yang ia lihat adalah gairah yang sangat kuat pada mata suaminya. Ia bergetar ketakutan.

"K-kak, ma-u nga-pain?" tanya Raina takut.

Sungguh cengkraman bumi sangat kuat pada rahangnya.

Bukannya menjawab Bumi malah mencium bibir Raina dengan penuh gairah, Raina melotot. Ia sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi begitu cepat.

Pergerakan bumi turun kearah dadanya dan meninggalkan beberapa jejak disana.

"Akkhh" Raina merasakan sesuatu menerobos ke-inti tubuhnya.

Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menangis dan mencoba memalingkan muka saat Bumi kembali mencumbunya.

Hari ini, aku harus merelakan semuanya, perasaan, tubuhku dan masa depanku.

Batin Raina menangis.

















Satu hal yang Raina ingat sebelum kesadaran Raina terenggut,































Hari itu adalah masa suburnya.


Cerita baruuuuuuu
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣👣

RAINA (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang