siapa?

1.1K 82 3
                                    

Happy Reading!!

"Masss"

"Banguuuunnnnn"

"Ih!" kesalnya

Kebiasaan Bumi sekarang adalah sulit untuk dibangunkan. Padahal jika akan berangkat kerja bisa saja Bumi yang terlebih dahulu bangun ketimbang Raina.

"Engghh" lenguh Bumi.

"Kenapa?" tanyanya sambil menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Sekarang awal bulan" ucap Raina ketus.

"Terus?" tanya Bumi yang nyawanya belum terkumpul 100%.

"Tau ah!" kesal Raina sambil berlalu.

Bumi memjamkan matanya sejenak. Setelah beberapa menit ia sadar apa dengan kode yang Raina berikan. Menghela napas, lalu menyusul sebelum kekesalan Raina ada diubun-ubun.

🌾🌾🌾🌾

Kegiatan rutin diawal bulan adalah berbelanja kebutuhan pokok dan bahan-bahan lainnya. Sudah dua troli terisi penuh. Dengan sabar Bumi mengikuti Raina kemana pun wanita itu pergi.

"Susu udah?" tanya Bumi mengingatkan kebutuhan pokok Raina.

"Hm" jawab Raina dengan tatapan fokus pada dua troli dihadapannya takut-takut kalau ada yang belum terbeli.

"Mas!" panggil Raina, ia harus mendongak untuk bisa memandang Bumi.

"Boleh ngambil ciki ga?" tanya nya penuh harap. Bumi memang sangat mengatur Raina dalam makanan.

"Jangan terlalu banyak" jawab Bumi.

"Oke" Raina menangguk, ia berjalan menyusuri lorong makanan ringan dan mengambil beberapa cemilan untuk teman menonton film atau membacanya kelak.

"Ada lagi?" tanya Bumi kembali memastikan.

"Enggak deh, yaudah yu!" ajak Raina mendahului. Bumi hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah istrinya  lalu menyusul sebelum Rain mengomel kesal.

🌾🌾🌾🌾

"Mau dipijitin?" tanya Bumi saat melihat Raina meluruskan kakinya disofa ruang keluarga.

"Hah?" tanya Raina yang tersadar dari lamunannya.

"Kebiasaan!" ucap Bumi dengan nada yang dibuat kesal sambil menyentil kening Raina.

"Kalau menjelang maghrig gaboleh ngelamun" ujarnya sambil memijat kaki Raina. Raina memejamkan matanya menikmati pijatan Bumi yang membuatnya rileks.

"Berarti kalau siang boleh?" tanya Raina masih memejamkan matanya.

"Ya ga gitu juga bumillllll" kesal Bumi. Raina hanya terkekeh pelan. Ternyata Bumi baperan juga.

"Iya-iya" ucap Raina sambil menghentikan kekehannya.

"Eh, hujan ya?" tanya Raina karena samar-samar ia mendengar suara hujan yang cukup deras.

"Heem" jawab Bumi singkat. Ia masih fokus memijat kaki Raina.

Ting tong

"Bentar Rain bukain dulu" ucap Raina menurunkan kakinya lalu beranjak ke pintu utama.

"Siapa ya?" tanya nya pada diri sendiri.

Ceklek

Dua-duanya sama-sama terpaku, menyampaikan segalanya lewat tatapan mata. Tidak ada yang beranjak barang sejengkal pun.

"Apa kabar?" tanya seseorang dihadapannya.

Parfumnya masih sama, hanya beberapa bagian tubuh saja yang agak berbeda. Kumis tipis telah tumbuh diatas bibirnya. Badan yang kian tegap, rambut yang masih tetap dengan style nya seperti dahulu. Sorot mata yang masih sama teduh. Ia kini kembali lagi

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣

RAINA (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang