Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
. . .
Kring!!!
Alarm itu bahkan sudah berbunyi puluhan kali, namun si pemilik kamar tak kunjung terbangun dan masih bergelung dibalik selimut nya. Hingga tepat deringan ke 20 pemuda itu tersentak seketika. Kesadarannya seolah ditarik paksa dari mimpi indah yang tengah ia selami.
Mata bulatnya mengerjap beberapa kali untuk menormalkan penglihatan sebelum menoleh ke nakas dimana jam weker itu bertengger.
Pukul 07.30
Oh shit! Ia terlambat bangun selama tiga puluh menit.
Dengan tergesa-gesa ia melompat dari kasur dan melesat ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Bibirnya tak berhenti mendumel, merutuki dirinya dan juga anak-anak lain yang tidak membangunkannya.
Apa mereka melupakan hari penting ini, huh?
"Semoga masih sempat." gumamnya.
Sebagai pribadi yang rajin dan mementingkan kebersihan diri, ini pertama kalinya ia mandi dalam durasi yang amat cepat. Hanya lima menit ia sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya.
Ia segera membuka lemari dan mengambil sesetel pakaian secara acak. Ia bahkan tidak sempat memilih dan mempersiapkannya. Ayolah .. tidak ada waktu. Dia sudah terlambat.
Usai berganti pakaian rapi, ia pun melangkahkan kaki keluar kamar. Memberikan sambutan berupa tatapan tajam pada beberapa orang yang ada diruang tengah.
"Kesiangan?" tegur salah satu teman dengan wajah jahilnya.
Dia mendelik sinis. "Kalian sengaja tidak membangunkan aku, kan?!" semburnya tak terima.
Temannya terkekeh geli. "Santai saja. Hanya telat tiga puluh menit, kan?"
Sambil mengerling galak. Ia melangkah ke meja makan. Menyambar satu sandwich untuk dilalap guna mengisi perutnya. "Aku yang biasa disiplin waktu ini telat lima menit saja rasanya gundah. Apalagi tiga puluh menit!" Masih dalam mode marahnya ia mengomel sambil mengunyah sandwich nya.
