A Wish

507 53 1
                                    

Title: A Wish

Genre: Drama

Rated: T

Auhor: Meclaulin

.

.

.

.
.
.

Huang Renjun baru saja turun dari bus, berjalan dengan tangan menenteng sebuah kotak kue ukuran sedang. Ia angkat tangannya, hingga kotak itu sejajar dengan wajah. "Mengapa aku menghabiskan belasan ribu won untuk membelimu?"

Tanyanya bernada sesal, terdengar decakan dan helaan napas berat yang mendukung penyesalan.

"Lee Minhyung pasti bisa membeli kue yang lebih mahal. Lagipula dia pasti sedang merayakan ulang tahun bersama keluarganya, atau mungkin bersama teman trainee-nya." Hembusan napas lainnya terdengar setelah ia mengucap imajinasi tersebut.

Tangannya turun ke sisi tubuh, kembali menatap lurus pada jalan yang berujung sebuah tangga beton menuju atas. Langkah Renjun terhenti, kala pandangannya menemukan seseorang yang duduk di anak tangga bawah, "Minhyung?"

Lebih cepat langkah yang ia ambil kali ini, bukan berlari. Renjun perlambat langkah saat matanya dan pemuda bernama Minhyung itu bertemu tatap. Seuntai senyum getir dengan mata berair, Renjun dapati sebagai pemandangan selanjutnya yang diberikan Minhyung.

Renjun ambil dua langkah mendekati, "Minhyung?" panggilnya pelan.

Minhyung menundukkan kepala dengan sebuah helaan napas panjang, dua bahu tegapnya bergetar selayaknya mereka menahan isak tangis. Lantas hal itu membuat Renjun segara mendekati, berdiri di hadapan pemuda yang kini menangis menyuarakan pilu.

Tangan Renjun yang kosong terangkat untuk menyentuh puncak kepala Minhyung, menepuk pelan, mengusap lembut. Mendengarkan bahasa lain dari sebuah kesedihan yang kini dirasa Minhyung. Tangan laiannya yang memegang kotak kue, teremas kuat seakan menahan geram.

Keduanya bertahan beberapa menit. Disaat Renjun merasa Minhyung sudah lebih baik, pemuda itu menarik diri untuk duduk di hadapan Minhyung. "Ada apa?" lembut nada yang Renjun sematkan pada tanyannya.

Minhyung tak menjawab, semakin dalam tundukan kepalanya untuk menghindari Renjun.

"Ayo masuk," Renjun lebih dulu berdiri dengan tangan terulur.

Renjun menunggu kali ini, memberi Minhyung ruang untuk berpikir lebih lama. Dia tahu, apa yang ia tunggu bukanlah sebuah hal yang sia-sia. Minhyung sambut uluran tangan Renjun, membiarkan Renjun menariknya untuk berdiri meski kepala masih menunduk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sketch of Birth 2.0Where stories live. Discover now