Rindu

387 46 7
                                    

Title : Rindu

Genre : Romance

Rated : T

Author : witheredhouse
.
.
.

Author : witheredhouse

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Mark menelan salivanya gugup. di hadapannya kini berdiri sosok yang telah menjadi pasangan hidupnya selama enam belas tahun. Huang Renjun atau lebih dikenal sebagai Lee Renjun, suaminya.

"Hey." sapa Mark, seolah sedang menyapa teman biasa. Bukan karena dia tidak rindu, dia hanya gugup yang mana membuat lidahnya kelu. Lima bulan menjalani hubungan via ponsel dan mendadak dikunjungi seperti ini tidak baik untuk akal sehatnya. Harus diakui dalam kurun waktu lima bulan, pasangan hidupnya benar-benar terlihat cantik dan manis. Surainya kali ini berwarna kelabu yang mana menambah kesan dewasa dan cara berpakaiannya juga semakin elegan. Membuatnya harus terbiasa lagi, walau sulit - karena kini ia merasa ingin membawa suami mungilnya ke dalam kamar dan menerkamnya langsung.

"Apa itu sapaan yang tepat untuk seorang suami yang datang jauh-jauh dari korea?" Renjun bertanya dengan pandangan datar. Terlampau abai dengan keadaan Mark yang tidak biasa.

"Aku hanya... terkejut." ungkap Mark setelah menata kembali akal sehatnya.

"Aku tidak menyangka kamu akan datang menyusulku sendirian." lanjutnya sembari tersenyum tulus. Lalu menggenggam tangan renjun dengan lembut.

"Sebenarnya hari ini aku berniat pergi dengan Chenle dan merayakan hari lahirmu sebagai keluarga. Tapi Chenle tidak bisa ikut, Baba menculiknya." adu Renjun dengan bibir yang mengerucut lucu. Membuat Mark tertawa kecil. Dalam hati mengucapkan terima kasih pada mertuanya yang telah mengambil Chenle.

Karena kini dia bisa menikmati waktu berdua dengan Renjun tanpa gangguan.

"Kamu ganti parfum?" tanya Mark kala dia mendapati wangi yang familliar. Menangkap pertanyaan dari suaminya, membuat rona merah menghiasi pipi Renjun. "Iya, Haechan memintaku menggunakan parfum yang sama wanginya denganmu." Renjun menjawab malu-malu. Tidak tahu saja kalau mark sudah menjerit dalam hati. mati-matian menahan akal sehat yang bisa putus kapan saja.

Dalam diam, Mark mengucapkan terima kasih serta segudang makian untuk Haechan, adiknya.

"Apa kamu tidak menyukainya?" tanya Renjun, agak curiga karena menurutnya Mark lebih diam daripada biasanya.

"Wangi, aku suka." jawab Mark, dikecupnya punggung tangan Renjun yang ada dalam genggamannya.

"Kalau begitu sekarang kita kemana?" tanya Renjun.

"Mau makan dulu?" tanya Mark balik. Karena dia yakin kalau suami mungilnya itu belum makan.

"Aku ingin makan ayam." lanjut Mark lagi dan dijawab oleh Renjun dengan sebuah kecupan di pipi.

Sketch of Birth 2.0Where stories live. Discover now